Muhammad Idrus Ramli dan Muhammad Syafiq alydrus
mengutip pernyataan Ibn Qayyim al Jauziyah sbb:
Ulama salaf sepakat tentang hal
ini, dalil-dalil atsar seluruhnya mutawatir dari mereka bahwa
mayyit mengetahui ziarahnya orang yang hidup, dan merasa
senang dengannya* (al-Ruh, hal. 24).[1]
ini, dalil-dalil atsar seluruhnya mutawatir dari mereka bahwa
mayyit mengetahui ziarahnya orang yang hidup, dan merasa
senang dengannya* (al-Ruh, hal. 24).[1]
Komentarku
( Mahrus ali):
Tunjukkan
mana dalil yang mutawatir yang sahih tentang hal itu , wong hadis lemahnya saja
jarang dimuat dalam buku – buku hadis yang terpercaya, bukan dalam kumpulan
hadis lemah atau palsu. Saya belum menjumpainya dan anda tidak mencantumkannya.
Anda berdua hanya mengutip perkataan Ibn Qayyim yang mengklaim ada dalil yang
mutawatir tentang mayat bisa mengetahui orang yang berziarah, Nyatanya satu
hadis yang sahih saja tidak anda cantumkan, lalu anda katakan seperti itu. Mestinya
anda diam saja dari pada orang lain menilai anda serampangan dalam memberikan
klaim, bukan berdasarkan pengakajian yang baik tapi langsung ngomong tanpa
dikaji.
Bila seorang
ulama keliru, apakah anda masih tetap memegangi kekeliruan itu? Aneh bin ajaib kamu berdua ini, kebenaran dari
Ibn Qayyim kamu tinggalkan dan kekeliruannya kamu ambil dimana ahli hadis mebuang kekeliruan tsb. Dasar ahli
bid`ah yang menyalahkan ahli sunnah. Langkah mu ini adalah langkah mundur kepada kesesatan bukan langkah maju
kepada kebenaran.
Dalam
masalah kesalahan ulama ini kita memaafkan, bukan kita ikuti, tapi kita
tinggalkan dan kita pilih jalan yang
benar.
Ketika memaparkan biografi Ibnu Khuzaimah rahimahullaahu
ta’ala (wafat tahun 311 H), Adz-Dzahabi berkata :
وكتابُهُ في التوحيد، مُجَلِّدٌ كبيرٌ، وقد تأوَّل في ذلك حديث الصُّورة،
فلْيُعْذَرْ من تَأَوَّلَ بعضَ الصِّفاتِ،
وأمَّا السَّلف فما خاضوا في التأويل، بل آمنوا وكفُّوا، وَفَوَّضُوا عِلْمَ ذلك
إلى الله ورسوله، ولو أن كلَّ من أخطأ في اجتهاده - مع صِحَّةِ إيمانه وتوخِّيه
لاتباع الحق - أهدرناه وبدَّعناه، لقلَّ من يَسلَم من الأئمة معنا. رحم الله
الجميع بمنِّهِ وكَرَمِهِ
”Kitabnya yang berbicara tentang masalah tauhid cukup
besar (tebal). Ia telah melakukan ta’wil dalam hadits ash-shuurah. Maka
hendaknya diberikan ’udzur orang yang menakwilkan sebagian shifat Allah,
kendatipun (kita tahu bahwa) salaf tidak mau melakukan ta’wil. Akan tetapi,
(dalam masalah shifat Allah) mereka mengimaninya, menahan diri, dan menyerahkan
ilmu (kaifiyat) tentang hal itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Apabila setiap
orang yang melakukan kesalahan dalam ijtihadnya – sementara itu telah
dipersaksikan kebenaran imannya dan mempunyai komitmen tinggi untuk mengikuti
kebenaran – kemudian kita halalkan darahnya dan kita bid’ahkan ia (sebagai
ahlul-bid’ah), niscaya sangat sedikit ulama yang akan selamat dari tindakan
kita tersebut. Semoga Allah merahmati mereka semua dengan anugerah dan
kedermawanan-Nya” [selesai].
Beliau (Adz-Dzahabi) juga berkata ketika memberikan
pembelaan kepada Al-Imam Muhammad bin Nashr Al-Marwaziy rahimahullah dari
serangan orang-orang yang mencelanya[2][5]
:
ولو إنا كلما أخطأ إمامٌ في اجتهاده في آحاد المسائل خطأ
مغفوراً له، قمنا عليه، وبدَّعناه وهجرناه، لما سَلِمَ معنا لا ابنُ نَصر ولا ابن
منده، ولا من هو أكبرُ منهما، والله هو هادي الخلْق إلى الْحقِّ، وهو أرحم
الراحمين، فنعوذ بالله من الهوى والفظاظة
”Seandainya setiap perkataan imam yang keliru dalam
ijtihadnya pada permasalahan-permasalahan yang sebenarnya hal itu masih bisa
diampuni; lantas kita kecam ia, kita bid’ahkan ia (sebagai ahlul-bid’ah), dan
kita hajr ia,.... maka tidak akan ada (seorang ulama pun) yang selamat. Tidak
Ibnu Nashr (Al-Marwaziy), tidak Ibnu Mandah, tidak pula ulama yang lebih besar
dari keduanya. Allah adalah Pemberi Petunjuk makhluk-Nya kepada kebenaran, dan
Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. Kita berlindung kepada Allah dari bisikan
hawa nafsu dan berkata kasar” [selesai].
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo.
Jatim.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan