- Pernah belajar di SMA Negeri 5 Kota CirebonPernah belajar di: Smpn 14 Cirebon dan SD Negeri Kebon Melati II Cirebon
Dia menulis :
أخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ
عَنْ مَالِكٍ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ سَلَمَةَ أَنَّ
الْمُغِيرَةَ بْنَ أَبِي بُرْدَةَ مِنْ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ
سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَرْكَبُ الْبَحْرَ
وَنَحْمِلُ مَعَنَا الْقَلِيلَ مِنْ الْمَاءِ فَإِنْ تَوَضَّأْنَا بِهِ عَطِشْنَا
أَفَنَتَوَضَّأُ مِنْ مَاءِ الْبَحْرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ
Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah dari Malik dari Shafwan bin Sulaim dari Sa'id bin Salamah bahwa Al Mughirah bin Abu Burdah dari Bani Abdu Dar telah mengabarkan kepadanya bahwasanya dia telah mendengar Abu Hurairah berkata; "Seseorang bertanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami mengarungi lautan dengan kapal dan kami hanya membawa air (tawar) sedikit. Bila kami berwudlu dengan air tersebut, kami kehausan, apakah kami boleh berwudlu dengan air laut? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, ' Laut itu suci airnya, halal bangkainya. HR. An Nasa-i no. 59. Abu Dawud 76. Ibnu Majah 386
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -
رضي الله عنه - قال : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ - صلى الله عليه و سلم - فِي البَحْرِ
: ((هُوَ الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ الحِلُّ مَيْتَـتُهُ)) أخرجه الأربعة و ابن أبي
شيبة, واللفظ له, وصححه ابن خزيمة و الترمذي, و رواه مالك و الشافعي و أحمد.
Dari Abu Hurairoh radiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang laut, “Thohur (suci dan mensucikan) airnya dan halal bangkai (di dalam)-nya”.
Dikeluarkan oleh imam yang empat dan Ibnu Abi Syaibah, lafadz tersebut darinya, dan hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan At Tirmidzi, juga diriwayatkan oleh Imam Malik, Imam As Syafi’i, dan Imam Ahmad.
Derajat Hadits:
Hadits ini shahih.
At Tirmidzi berkata, “hadits ini hasan shahih, Saya bertanya kepada Imam Bukhari tentang hadits ini, beliau menjawab, “shahih””.
Az Zarqoni berkata di Syarh Al Muwatho’, “Hadits ini merupakan prinsip diantara prinsip-prinsip islam, umat islam telah menerimanya, dan telah dishahihkan oleh sekelompok ulama, diantaranya, Imam Bukhori, Al Hakim, Ibnu Hibban, Ibnul Mandzur, At Thohawi, Al Baghowi, Al Khotthobi, Ibnu Khuzaimah, Ad Daruquthni, Ibnu Hazm, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Daqiqil ‘Ied, Ibnu Katsir, Ibnu Hajar, dan selainnya yang melebihi 36 imam
Ini jawabanku yg lalu:
Ada
orang bilang , hewan laut secara keseluruhan halal karena ada hadis sbb:
خْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ
صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ سَلَمَةَ أَنَّ الْمُغِيرَةَ بْنَ
أَبِي بُرْدَةَ مِنْ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا
هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا
نَرْكَبُ الْبَحْرَ وَنَحْمِلُ مَعَنَا الْقَلِيلَ مِنْ الْمَاءِ فَإِنْ
تَوَضَّأْنَا بِهِ عَطِشْنَا أَفَنَتَوَضَّأُ مِنْ مَاءِ الْبَحْرِ فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ
الْحِلُّ مَيْتَتُهُ
Telah mengabarkan kepada kami
Qutaibah dari Malik dari Shafwan bin Sulaim dari Sa'id bin Salamah bahwa Al
Mughirah bin Abu Burdah dari Bani Abdu Dar telah mengabarkan kepadanya
bahwasanya dia telah mendengar Abu Hurairah berkata; "Seseorang bertanya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, kami mengarungi lautan dengan kapal dan kami hanya membawa air
(tawar) sedikit. Bila kami berwudlu dengan air tersebut, kami kehausan, apakah
kami boleh berwudlu dengan air laut? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
berkata, ' Laut itu suci airnya, halal bangkainya. HADIST NO – 59/KITAB NASA'I. Abu Dawud 76. Ibnu Majah 386.
Imam Ahmad, Darimi , Abu Dawud, Ibn
Majah, Tirmidzi , Nasai , Ibnu Huzaimah meriwayatkan hadis tsb dari Imam Malik.
Dalam kutubut tis`ah, di kalangan
sahabat sampai mati , tiada yang tahu
hadis itu mines Abu Hurairah bukan orang lain, bahkan di kalangan tabiin pun
demikian tiada yang tahu kecuali Al Mughirah bin Abi burdah. Bahkan di masa
Imam Malik hanya beliau yang tahu tentang hal itu, bukan orang lain. Ribuan
sahabat dan tabiiin sampai mati tidak mengenalnya mines satu orang, bukan dua
atau tiga. Waktu Imam Malik adalah waktu
atbaut tabiin. Beliau termasuk tingkat 7
dari senior atbaut tabiin. Beiau
wafat pada tahun 179 H. Di saat itu
masih belum ada orang yang tahu hadis " Bangkai ikan halal " kecuali
be beliau. Dan sanad hadis yang dari jalur satu orang yaitu Imam Malik
dikatakan oleh para ulama paling valid dari pada jalur sanad yang lain. Sanad lainnya boleh dikatakan rapuh, tidak
boleh dibuat pegangan, tapi harus
dilepaskan. Bila masih dipegangi akan membuat kesesatan orang lain, bukan
mengarahkan kepada kebenaran.
Namun kalau dalam seluruh kitab
hadis yang saya miliki, hanya dari Al Mughirah bin Abu Burdah.
Maksudnya hampir seluruh sahabat tiada yang mengerti hadis tsb kecuali
Abu Hurairah dari refrensi kitab hadis dan sanad hadis tsb baik yang valid maupun tidak.. Dan tiada tabiin
yang tahu hadis tsb kecuali Al Mughirah bin Abu Burdah. Dia perawi tingkat tiga.
تلخيص الحبير (1/ 9)
قال
الشافعي في إسناد هذا الحديث من لا أعرفه قال البيهقي يحتمل أن يريد سعيد بن سلمة
أو المغيرة أو كليهما قلت لم ينفرد به سعيد عن المغيرة فقد رواه عنه يحيى بن سعيد
الأنصاري إلا أنه اختلف عليه فيه
Syafii
berkata: Sanad hadis ini terdapat perawi yang aku tidak tahu dengannya.
Al baihaqi
berkata: Mungkin maksudnya adalah perawi
bernama Sa`id bin Salamah atau al
Mughirah atau keduanya.
Aku ( al
Baihaqi ) berkata: Said tidak sendiri
meriwayatkan hadis tsb dari Al Mughirah . Sungguh Yahya bin Sai`d al anshari juga meriwaatkan hadis tsb dari Al
Mughirah, hanya saja masih hilap.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Dukungan
dari Yahya bin Said ini juga sangat
lemah dan sanadnya kacau belau.
Jadi kurang kuat .
Dalam
mausuah ruwatil hadis 6829 terdapat keterangan sbb:
6829
و
قال على ابن المدينى : المغيرة بن أبى بردة رجل من بنى عبد الدار ، سمع من
أبى
هريرة ، و لم يسمع به إلا فى هذا الحديث .
Ali bin Al
madini berkata: Al Mughira bin Abu Burdah
seorang lelaki dari banu Abd al Dar mendengar dari Abu Hurairah dan
tidak mendengarnya kecuali satu hadis ini.
صحح
حديثه عن أبى هريرة فى البحر : ابن خزيمة و ابن حبان و ابن المنذر و
الخطابى
و الطحاوى و ابن مندة و الحاكم و ابن حزم و البيهقى و عبد الحق و آخرون
Hadis dari Abu Hurairah dalam al bahr itupun di sahihkan oleh Ibn Huzaimah , Ibn Hibban, Ibn Mundzir
al Khatthabi , Thahawi , Ibnu Mandah, al Hakim , Ibn Hazm , al Baihaqi , Abd
Haq dll.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Sepengetahuan
saya , Imam Bukhari tidak memasukkannya dalam kitab sahihnya, Muslim, Nasa`I ,
Abu Dawud, Imam Malik sendiri yang
meriwayatkan hadis tsb, Ibnu Majah , Ahmad bin Hambal , Abu Hanifah, Imam
Syafii sendiri tidak berani menyataka
hadis " Bangkai ikan halal "
sebagai hadis yang sahih.
Kalau gitu ular
laut, buaya ,Anjing laut, gajah laut, singa laut , beruang laut, ikan
duyung, Kura-kura , halal semua. Tiada satupun dari hewan laut
yang di haramkan.
Sebagaimana hewan darat tidak semuanya di halalkan, maka
hewan laut juga tidak semua di halalkan
Ada
orang yang mengharamkan kepiting darat karena hidup di dua alam – di air juga
di darat. Alasan sedemikian ini adalah baru
atau bid`ah sekali, tiada dalil atau tuntunannya.
Kesimpulan:
1.Syaikh abu
Hamid dan Imamul haramain menyatakan kepiting haram
2.Selain ikan termasuk khabits ( jijik dan haram juga)
3. Menurut Ghozali daging kepiting
najis.
4. orang
yang memasak kepiting mesti dengan
tahinya
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan