Rabu, Mei 30, 2012

Kedustaan dalam riwayat hidup Nabi SAW

Peletakan hajar aswad kisah tidak valid   

Pengarang berzanji berkata :

Ketika Rasulullah   berusia 35 tahun,   suku Kuraisy membangun Ka`bah karena  kerusakan  akibat banjir tanah abthah. Mereka berbeda pendapat tentang siapakah yang berhak mengangkat hajar aswad. Masing – masing suku suka mengangkatnya. lalu terjadi perdebatan yang seingit, bersumpah akan berperang  dan fanatisme timbul dengan kuat. Lalu mereka mengajak kepada  keputusan yang tepat. Mereka menyerahkan urusannya  kepada orang yang berkata benar.
Lalu diputuskan  untuk memberikan wewenang mengambil kebijakan kepada permulaan orang yang masuk dari pintu juru kunci asy syaibiyah. Lantas Nabi   permulaan orang yang masuk, lalu mereka bilang : Inilah orang yang terpercaya  dan  kita seluruhnya menerimanya dan rela kepadanya.
Mereka memberitahukan kepada Nabi   bahwa mereka telah rela agar dialah yang menjadi pemutus  dalam masalah ini. Dan yang punya wewenang. Beliau meletakkan hajar aswad di kain, lalu memerintah seluruh suku untuk mengangkat. Mereka  mengangkat ke tempat hajar aswad yaitu  di sudut bangunan itu.  Dan Rasulullah   meletakkannya dengan tangannya yang mulia  di tempat aslinya.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Pada hakikatnya kisah itu tidak  valid karena  tidak memiliki landasan  yang kuat dari hadis sahih. Ia kisah bikinan. Atsar tersebut termasuk mursal karena dari Mujahid yang bukan sahabat. Dia adalah tabi`in. [1]
حَدَّثَنَا أَبُو مُسْلِمٍ قَالَ : نَا أَبُو عُمَرَ الضَّرِيْرُ قَالَ : نَا حَمَّادٌ بْنُ سَلْمَةَ ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِي هِنْدٍ ، عَنْ سِمَاكٍ بْنِ حَرْبٍ ، عَنْ خَالِدٍ بْنِ عَرْعَرَةَ ، عَنْ عَلِيٍّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ ، فِي بِنَاءِ اْلكَعْبَةِ قَالَ : لَمَّا رَأَوا النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ دَخَلَ مِنَ اْلبَابِ ، قَالُوا : قَدْ جَاءَ اْلأَمِيْنُ لَمْ يَرْوِ هَذَا الْحَدِيْثَ عَنْ دَاوُدَ إِلاَّ حَمَّادٌ
Bercerita kepada kami  Abu Muslim  lalu berkata : Bercerita kepada kami  Abu Umar ad dharir  berkata: Bercerita kepada kami  Hammad bin Salamah  dari Dawud bin Abu Hindin dari Simak bin Harb  dari Khalid bin Ar`arah  dari Ali bin  Abu Thalib   tentang pembangunan Ka`bah  berkata "
Ketika mereka melihat Nabi   telah masuk ke pintu, mereka berkata : Sungguh datang orang yang terpercaya.
Hadis ini hanya diriwayatkan  oleh Hammad dari  Dawud,
Khalid bin Ar`arah  tidak  di kenal
Ada lagi perawi bernama Simak bin Harb :
Imam Ahmad bin Hambal  berkata :
مُضْطًَرِبُ الْحَدِيْثِ.
Hadisnya kacau
عَنِ ابْنِ الْمُبَارَكِ : سِمَاكٌ ضَعِيْفٌ فِى الْحَدِيْثِ.
Dari Ibnu Mubarak  : Simak adalah lemah hadisnya.
Imam Nawawi berkata ;
وَ أَمَّا سِمَاكٌ بْنُ حَرْبٍ  فَالْمَعْرُوْفُ عَنِ الثَّوْرِى أَنَّهُ ضَعَّفَهُ.
Simak bin Harb menurut Tsauri,  dia adalah lemah  dan itu pendapat yang populer
Hamd bin Abu Bakar  bin Ismail al bushairi  berkata :
هَذَا إِسْنَادٌ رُوَاتُهُ ثِقَاتٌ إِلاَّ خَالِدَ بْنَ عَرْعَرَةَ؟ فَإِنيِّ لَمْ أَقِفْ لَهُ عَلَى تَرْجَمَةٍ.
Ini sanad yang perawi – perawinya terpercaya  kecuali Khalid bin Ar`arah . Sesungguhnya aku tidak mengetahui riwayat hidupnya. [2]
Di tempat lain Hamd bin Abu Bakar  bin Ismail al bushairi  berkata lagi :
هَذَا إِسْنَادٌ ضَعِيْفٌ، ِلجَهَالَةِ بَعْضِ رُوَّاتِهِ.
Ini adalah sanad lemah karena sebagian perawinya tidak di kenal. [3]

Al Ajli berkata :
خَالِدٌ بْنُ عَرْعَرَةَ كُوْفِىٌّ تَابِعِيٌّ ثِقَةٌ رَوَى عَنْ عَلِيٍّ
Khalid bin Ar`arah adalah orang Kufah, tabi`in terpercaya, dia meriwayatkan dari Ali bin Abu Thalib. [4]
Komentarku ( Mahrus ali ):

Al ajli bernama  Abul hasan Ahmad bin Abdillah bin Saleh al ajli orang Kufah yang bertempat tinggal di Tripolin barat  182 – 261  dan tidak akan bertemu dengan Khalid bin Ar`arah, sudah tentu penilaiannya atas kepercayaan Khalid bin Ar`arah  tidak valid.
Sudah cukup menunjukkan kelemahan hadis tsb tidak tercantum dalam kutubut tis`ah. Dan  setahu saya hanya Thabrani yang meriwayatkannya
Dalam hajj.al-islam.com terdapat keterangan sbb :


Pembangunan Oleh Bangsa Quraisy

         
Ketika Rasulullah mencapai usia dewasa (menurut riwayat lain; ketika berumur dua puluh lima tahun), ada seorang wanita membuat tungku di dekat Kakbah. Percikan apinya mengenai kain Ka`bah sehingga mengakibatkan kebakaran. Bangsa Quraisy merobohkannya dan membangunnya kembali. Di saat peletakan Hajar Aswad mereka (Qabilah-qabilah Quraisy) saling bertengkar; siapakah yang berhak meletakkannya? Mereka berkata, "Mari kita tentukan siapa yang pertama-tama masuk lewat pintu Bani Syaibah maka dialah yang akan meletakkannya." Setelah nampak bagi mereka bahwa yang pertama masuk dari pintu Bani Syaibah adalah Rasulullah saw. mereka menetapkan beliau untuk meletakkannya. Rasulullah mengambil sepotong kain dan meletakkan Hajar Aswad di tengahnya kemudian memintakan setiap suku untuk memegang ujungnya. (Menurut riwayat lain; Nabi saw. memilih kepala-kepala suku), masing-masing memegang ujung kain tersebut kemudian mereka mengangkat Hajar Aswad. Rasulullah mengambilnya dan meletakkannya di tempatnya semula. Bangsa Quraisy membuat enam tiang penyangga di dalam Ka`bah yang diletakkan dalam dua baris.[5]\

Komentarku ( Mahrus ali ):

Seluruh kisah di atas tiada  landasannya yang kuat dari hadis, jadi masih berupa rekaan belaka.





Abdullah menulis sbb :
Nabi Muhammad Sebagai Al Amin
Perbaikan Ka’bah yang rusak karena banjir. Ketika bangunan Ka'bah rusak karena banjirpenduduk Mekah-pun kemudian bergotong-royong untuk memperbaikinya. Saat pekerjaan
sampai pada pengangkatan dan peletakan Hajar Aswad ke tempatnya semula, terjadi.perselisihan. Masing-masing suku ingin mendapat kehormatan untuk melakukan pekerjaan itu
Akhirnya salah satu dari mereka kemudian berkata, "Serahkan putusan ini pada orang yang pertama memasuki pintu Shafa ini."
Mereka semua berhenti bekerja dan menunggu orang pertama yang akan memasuki pintu.Shafa tersebut. Tidak lama setelah itu, tampaklah Nabi Muhammad SAW muncul dari sana
Melihat sosok Nabi Muhammad saw, mereka semua kemudian berseru, "Itu dia al-Amin, orang yang terpercaya. Kami rela menerima semua keputusannya."
.Setibanya ditempat itu, merekapun menceritakan perselisihan yang tengah mereka hadapi
Setelah mengerti duduk perkaranya, Nabi Muhammad SAW lalu membentangkan sorbannya di atas tanah, dan meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengah, lalu meminta semua kepala suku memegang tepi sorban itu dan mengangkatnya secara bersama-sama. Setelah Hajar Aswad sampai pada ketinggian yang diharapkan, Nabi Muhammad SAW  meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Dengan demikian selesailah perselisihan di antara suku-suku.tsb dan mereka pun puas dengan cara penyelesaian yang sangat bijak itu
.Begitulah akhlak yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw sebagai suri tauladan yang baik
Sebuah akhlak yang merupakan realisasi dari kitab suci Al Quran. Maka sudah sepatutnya bagi kita selaku umat muslim untuk menjadikan beliau sebagai satu-satunya uswah dalam .kehidupan kita[6]

Komentarku ( Mahrus ali ):

Seluruh kisah di atas tiada dalilnya yang sahih, ia sekedar kisah dari orang ke orang, dari kiyai ke santri, dari  guru  ke murid di bangku sekolah, pesantern, langgar atau masjid atau dilapangan ketika mendengar ceramah. Refrensinya hanya mendengar dari guru. Hadis sahihnya nihil dan tidak benar sama sekali. Jadi hanya mengikuti leluhur, mirip  sekali dengan ayat :
وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلاَّ قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا ءَابَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى ءَاثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ(23)

Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka."[7]
Bacalah lagi diblog ke dua : www.mantankyainu2.blogspot.com









[1] Majma` al zawaid  169/8
[2] Ittihaful khiyarah 62/6
[3] Ittifaul khiyarah 99/6
[4] Ma`rifatus tsiqat .
[5] hajj.al-islam.com
[7] Zukhruf 23





Artikel Terkait

1 komentar:

  1. Pak Ustadz, benarkah batu Hajar Aswad batu dari surga???

    http://www.dakwatuna.com/2013/09/15/39259/hajar-aswad-batu-dari-surga-itu-dicuri/?fb_ref=recommendations-bar#axzz2f0b6Vzi9

    Terima kasih Pak

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan