JAKARTA (voa-islam.com) - Sri Bintang Pamungkas, mengatakan,
bahwa di tahun ’80 an, muncul isu LIPPO yang menjadi kepanjangan dari : ‘Lama-Lama Indonesia Pasti
Punya Oe’. (Lama-Lama
Indonesia Pasti
Milik Saya).
Memang, barisan Cina ‘LIPPO’ sekarang
sudah menggurita, dan menguasai seluruh sektor kehidupan di Indonesia.
Jaringan kekuasaannya sudah mampu membuat sistem ekonomi dan politik Indonesi
di bawah telapak kaki mereka.
James Riady, sebagai pemilik ‘LIPPO’,
yang memiliki hubungan dekat dengan Hallary Clinton, dan murid dari Pendeta
Evengelist Pat Robertson, banyak kalangan yang menilai James Riady berada di
balik ‘Jokowi’, yang menjadi tulang punggung ‘backbone’ dari gubernur
DKI, yang sekarang ramai diguncingkan akan menjadi calon presiden 2014.
James Riady yang mendapatkan
tugas dari Amerika menjatuhkan rezim Soeharto, lewat krisis ekonomi-monoter,
dan kemudian berhasil membangun kerajaan ‘LIPPO’ menjadi sebuah singgasana bagi
golongan Cina, dan menguasai kedaulatan politik negeri ini.
“Sangat mungkin George Soros dengan
kelompok Yahudi yang membuat krisis monoter berhubungan dengan kejatuhan
Soeharto, dan kemudian mereka menguasai ekonomi dan politik Indonesia”,
ujar Sri Bintang Pamungkas.
Sekarang sudah sangat jelas, dan
nampak dengan kasat mata, gerakan golongan Cina, ingin berkuasa dan menguasai
Indonesia, bukan hanya dibidang ekonomi, tetapi juga dibidang politik.
Sementara itu, mantan Ketua YLBHI,
Munarman SH, menjelaskan, “Tahun 2004, menjelang pemilu, saya diundang rapat
oleh CSIS (Center for Strategic and International Studies). Di mana CSIS
itu adalah jaringan kelompok Katolik di Indonesia. Kelompok ‘think-thank’
CSIS ini didalangi kelompok Cina, Pengusaha, dan Amerika.
Dalam rapat CSIS yang mengundang
seluruh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan beberapa Ormas, kemudian
Munarman mengungkapkan bahwa pada saat itu, rapat diarahkan oleh para
‘dedengkotnya’ tokoh-tokoh Cina Katolik, menentukan siapa calon presiden
berikutnya. Merujuklah pada satu nama, yaitu SBY. SBY dikenal seorang perwira
militer yang sangat pro-Amerika.
“Mereka maunya Indonesia
dipimpin oleh boneka saja, yang boneka itu bisa mengikuti kemauan mereka. Siapa
ang mau jadi presiden Indonesia,
dan menjadi ‘boneka’, maka akan didukung dan dinaikkan. Apalagi, ‘boneka’ itu
sudah sejak awal diketahui sangat anti Islam, itulah tokoh yang didukung oleh
mereka.
Jadi sangat jelas strategi mereka
dalam ambisinya menggenggam kekuasaan yang sekarang ini diperebutkannya.
Tetapi, kalangan Cina dalam memperebutkan kekuasaan politik di Indonesia, bukan
saja menggunakan ‘boneka’ yang akan dimunculkan mirip, seperti acara
‘idol-idol’ di telivisi, tetapi golongan Cina, mereka sekarang langsung ikut
bertarung dalam kancah politik.
Hary Tanoe yang menganut agama
Kristen Yehova itu, langsung melakukan kampanye bersama dengan Wiranto, dan
menggunakan kenderaan Partai Hanura. Ini hanya mengulangi kembali kolaborasi
‘jendral – konglomerat Cina’ seperti di zaman Soeharto. Di mana Soeharto yang
memegang kekuasaan, kemudian menjadi pengusaha Cina sebagai ‘pilar’ kekuasaan
di bidang ekonomi.
Termasuk sekarang ‘bos’ Lion Air,
yang langsung bisa melakukan ‘akuisisi’ (mencaplok) Partai PKB, dan Rusdi
Kirana, seketika menjadi Wakil Ketua Umum, dibawahnya Cak ‘
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan