MIDDLESBORO (voa-islam.com) – Gara-gara
meyakini mukjizat Injil Markus, Pastor Jamie Coots tewas didigigit ular berbisa
di gerejanya
Pemimpin Gereja Full Gospel Tabernacle Middlesboro ini tewas pada Sabtu
(16/2/2014) malam pukul 8.30 waktu setempat. Tangan Coots disengat ular berbisa
sebelum melakukan kebaktian di gereja dipimpinnya. Nyawa bintang serial
televisi National Geographic initak tertolong setelah menolak Layanan Darurat Medis
yang datang.
Di serial televisi National Geographic, Coots memandu program “Snake
Salvation,”sebuah program yang mengupas hubungan gereja dengan ular.
Programreality show yangmulai mengudara pada September 2013 itu, Coots
mendemonstrasikan keyakinannya kepada salah satu ayat Alkitab (Bibel)bahwa bisa
ular tidak akan mencelakai orang yang percaya kepada Yesus Kristus, karena
mereka telah diurapi Tuhan.
Dalam wawancara dengan ABC News, mendiang Coots mengklaim bahwa
dirinya dan seluruh jemaat gerejanya percaya jika Tuhan memilih mereka untuk
menangani ular berbisa dan minum racun lainnya. Jika digigit ular berbisa,
Coots dan jemaatnya menolak perawatan medis karena mereka percaya bahwa nasib
dijamin Tuhan.
Pastor Jamie Coots adalah generasi ketiga dalam keluarga yang
mengajarkan penginjilan ular berbisa ini. Semasa hidupnya, Coots berkeinginan
untuk mewariskan ilmu penginjilan ular berbisa kepada putranya, Little Cody.
Bahkan Coots akan mewariskan Gereja Full Gospel Tabernacle in Jesus Name yang
dipimpinnya kepadaLittle Cody.
BUKAN PENDETA SATU-SATUNYA
Pastor Jamie Coots bukan satu-satunya pendeta yang tewas mengenaskan
akibat meyakini mukjizat Injil Markus 16:17-18.
Sebelumnya, Pastor Mark Randall “Mack” Wolford tewas dalam kebaktian
sore di Panther Wildlife Management Area, Minggu (27/5/2012).
Pendeta gereja House of the Lord Jesus di Matoaka, Virginia Barat,
Amerika Serikat ini tewas karena pahanya digigit ular berbisa saat memimpin
kebaktian.
Di hadapan ratusan jemaat, secara demonstratif pastor berusia 44 tahun
inibermaksud memamerkan mukjizat iman di hadapan jemaatnya. Ia mengajarkan
bahwa Kristen diperintahkan oleh Yesus dalam Bibel untuk memegang ular berbisa
tanpa takut mati.
Ternyata mukjizat Bibel tak terbukti, sebuah sengatan ular di pahanya
membuatnya terkapar dan tewas pukul 10 malam di Bluefield Regional Medical Center.
TEWAS SIA-SIA JADI KORBAN KEPALSUAN BIBEL
Ayat Alkitab (Bibel) yang diyakini Coots sebagai mukjizat iman adalah
Injil Markus 16:17-18:
“And these signs shall follow them that believe… They shall take up
serpents; and if they drink any deadly thing, it shall not hurt them” (King James Version)
“Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya, ....mereka
akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan
mendapat celaka” (Alkitab Terjemahan
Baru).
“Sebagai bukti bahwa mereka percaya, ....kalau mereka memegang ular atau
minum racun, mereka tidak akan mendapat celaka” (Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari).
Menurut ayat tersebut, Yesus Kristus menggaransi bahwa orang Kristen
yang beriman pasti memiliki beberapa bukti mukjizat, antara lain: tidak akan
celaka bila memegang ular berbisa yang mematikan dan tidak akan celaka bila
meminum racun yang mematikan.
Dengan kata lain, pembuktian kebenaran iman orang Kristen menurut ayat
tersebut bisa dilakukan dengan testing memegang ular berbisa dan meminum racun.
Bila orang Kristen tidak mengalami celaka sedikitpun, setelah memegang ular
berbisa atau meminum racun, maka keimanan orang Kristen sudah benar sesuai
standar ajaran Yesus. Dan sebaliknya, orang Kristen yang celaka setelah
memegang ular berbisa atau meminum racun, maka keimanannya belum sesuai
standar. Apalagi orang Kristen yang tidak berani menguji imannya dengan
memegang ular berbisa atau meminum racun, mereka berarti meragukan mukjizat
iman yang diajarkan Yesus dalam Injil Markus.
Para
pendeta Kristen itu tak seharusnya mati sia-sia menjadi korban gigitan ular
beracun demi membuktikan mukjizat iman, bila ia mau berpikir ilmiah dan
alkitabiah. Karena Injil Markus 16:9-20 sudah diakui kepalsuannya secara
konsensus oleh para ilmuwan Kristen sendiri.
Dalam The Five Gospels Injil Markus 16:9-20
sama sekali tidak dicantumkan. Kalau ayat ini asli, tentunya ayat ini tercantum
dalam Bibel yang disusun oleh yang disusun oleh Robert W Funk, Roy W Hoover dan
The Jesus Seminar itu.
New York International Bible Society dalam The Holy
Bible New International Version, di bawah pasal 16 ayat 8 (hlm 780),
meletakkan garis tegas yang memisahkan ayat 16:8 dengan ayat berikutnya (16:9-20).
Di bawah garis tersebut terdapat peringatan yang berbunyi: “The two most
reliable early manuscripts do not have Mark 16:9-20.” (Dua manuskrip yang
paling tua (codex Sinaiticus dan codex Vaticanus) tidak memiliki Markus
16:9-20).
The Holy Bible New King James Version terbitan tahun
1994, pada halaman 993 menjelaskan: “Verses 9-20 are bracketed in NU-Text as
not original. They are lacking in Codex Sinaiticus and Codex Vaticanus,
although nearly all other manuscripts of Mark contain them.” (Ayat 9-20 di
dalam tanda kurung pada teks NU adalah tidak asli. Ayat-ayat itu tidak terdapat
dalam codex Sinaiticus dan codex Vaticanus, meskipun hampir semua manuskrip
Markus yang lain memuatnya).
NU-Text adalah Alkitab gabungan dua versi Alkitab,
yaitu: versi The Nestle Aland Greek New Testament dan The United Bible
Societies edisi ke-3.
International Bible Society dalam The Holy Bible New
International Version, halaman 1040 juga menegaskan kepalsuan penutup Injil
Markus: “The earliest manuscript and some other ancient witnesses do not
have Mark 16:9-20.” (Manuskrip yang paling tua dan beberapa naskah kuno
tidak memiliki Injil Markus 16:9-20).
Injil Markus yang sudah terbukti kepalsuannya ini
telah menewaskap banyak pendeta dan pastor. Pendeta mana lagi yang berani
membuktikan mukjizat Injil palsu dengan memegang ular berbisa dan meminum
racun? Siapa yang mau menyusul Pastor Jamie Coots dan Mark Randall Wolford? [A
Ahmad Hizbullah MAG
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan