CERITA ini datang ketika kami mengadakan kajian bening hati
untuk Indonesia
pada Minggu (10/3/2013) silam bertajuk Membiasakan Diri Tidak Korupsi di Masjid
Al-Muhajirin, Pemkot Surabaya. Tri Risma Harini, Wali Kota Surabaya datang
setengah jam awal dari yang dijadwalkan.
Shalawat al Banjari pun dilantunkan dan dilanjutkan dengan
paparan Bu Risma yang berkisah tentang awal mula beliau akan maju pilwali. Saat
akan dipinang parpol untuk mejadi cawali kota Surabaya, beliau menelepon seorang kiai sebuah ponpes
untuk didoakan agar tak terpilih sebagai wali kota. Tentu dengan alasan kuat bila harapan
itu yang diminta Bu Risma. Yakni, sebagai perempuan dia tak sekuat Umar bin
Khattab yang mampu memanggul beras untuk orang-orang miskin.
Kisah Umar yang ia dengar semasih di sekolah madrasah itu
masih membekas di benaknya saat maju pilwali. Utamanya kisah, perempuan yang
memasak batu demi menenangkan tangisan anak-anaknya yang kelaparan. Padahal ia
tak memiliki sebutir beras pun untuk dimasak sebagai nasi. Saat itulah Khalifah
Umar yang tengah belusukan di kampung mengetahui kebohongan perempuan yang juga
warganya. Kisah itu yang disodorkan Bu Risma. Justru alasan itulah parpol yang
mendukungnya berdalih agar harapan Bu Risma mensejahterakan warga Surabaya seperti sahabat
Umar bisa terlaksana!
Ketika ia menegaskan dirinya tak pernah meminta dan berdoa
agar tak jadi wali kota, dan ketika sejumlah
parpol mengancam akan menurunkannya, wali kota
perempuan pertama di Surabaya
itu menyatakan siap. Ketika akhirnya kursi Surabaya
satu berhasil didudukinya, Bu Risma berpikir bagaimana bisa membantu warga
miskin Surabaya
agar kelak di akherat tak mendapat adzab Allah SWT.
Maka, Bu Risma mulai belusukan ke kampung-kampung mencari
warga miskin dan anak-anak yang tak mampu sekolah di Surabaya.Selain
mengumpulkan lurah dan camat agar mendata warga yang butuh bantuan. Bahkan, di
mobilnya selalu ada beras yamg selalu dibawa. “Jika masih ada yang tak terdata,
di akhirat kelak saat ditanya mengapa masih ada orang miskin di Surabaya yang tak
terbantu, saya akan panggil kalian semua untuk mempertanggungjawabkannya,”
ancam Risma kepada lurah dan camatnya.
Dia mengaku awalnya sulit sekali mengajak jajaran pegawai
pemkot untuk peduli terhadap orang miskin, namun-namun setahun terakhir ini
banyak mereka yang sudah peduli. Mereka yang tidak peduli akan dia pecat. Sudah
48 pegawai pemkot yang dia pecat. Dia mendapat teror dari mereka, namun dia
tidak takut. Dia berkeyakinan bahwa membela yang lemah akan selalu dilindungi
Allah.
Dinas sosial yang biasanya hanya menampung 200 orang cacat
mental, kini menampung 900 orang sehingga kebutuhan beras dan keperluan lain meningkat
pesat. Apalagi daerah sekitar Surabaya selalu
membuang warga cacat mental ke Surabaya.
Ketika mengajukan anggaran beras itu ke DPRD Surabaya, mereka yang sebelumnya
sudah apriori dan memusuhinya, tak mau mengeluarkan anggaran. Akhirnya Gubernur
Jawa Timur ikut turun tangan membantu.
Jam Tangan Swiss
Pada kisah lain, saat memenuhi undangan ke Swiss, banyak
bupati dan wali kota
sedunia yang belanja jam tangan. Irfan, kepala satpol PP yang mendampinginya
mengatakan harga jam tangan Rp 125 juta dan banyak bupati dan wali kota yang membelinya. Irfan
datang dan mengatakan ada bupati yang masih bertetangga dengan Surabaya membeli jam tangan seharga Rp 275
juta! Bu Risma mengatakan kepada Irfan agar tak bercerita lagi mengenai mereka.
Bahkan dia satu-satunya yang tak masuk di antara mereka, sehingga saat hujan
pun dia kehujanan. Namun Bu Risma sempat berpikir, alangkah banyaknya beras
yang bisa dibeli untuk orang miskin senilai jam tangan itu!
Ketika wali kota Surabaya ini presentasi dan mendapatkan banyak pujian dari
pimpinan dunia atas keberhasilan Surabaya
di berbagai bidang. Para bupati dan wali kota
lain dari Indonesia
mengatakan karena Surabaya
disokong anggaran berlimpah. Dan ketika tiba di Indonesia, para bupati dan wali
kota itu dijemput dengan Alphard, sementara Bu Risma naik Innova meski harus
uyel-uyelan dengan sejumlah stafnya di mobil murah tersebut agar bisa mengirit
bensin agar sisa uangnya bisa dibelikan beras untuk warga miskin Surabaya!
Sumber: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/22/bu-risma-wali-kota-termiskin-di-dunia#sthash.tvz5haBt.SlvIoZBv.dpbs
Komentarku ( Mahrus
ali):
Untuk ukuran Nasionalis bu Risma sangat
bagus, untuk ukuran bupati bila kisah tsb benar, maka sangat enak didengar dan
elok sekali. Untuk ukuran al Quran masih kurang banyak yang perlu dilakukan
oleh Bu Risma. Contoh menganjurkan kebaikan dan mencegah lemungkaran,
menganjurkan pegawainya untuk berpakaian Islami, menutup club malam yang penuh
dengan kedurhakaan, memberantas sistem riba yang membinasakan bangsa,
menganjurkan pegawainya untuk aktif melaksanakan salat dan masih banyak
lagi………………..
Untuk
kisah Umar di atas, tiada refrensinya yang akurat, buang saja dan jangan
diambil lagi. Kisah itu mengesankan bahwa pemerintahan Umar ternyata tidak
makmur tapi sangat miskin. Masak ada orang yang memasak batu. Di indonesia yang
miskin ini saja tidak ada orang yang memasak batu, apalagi pemerintahan Umar
yang menggaji bulanan pada setiap janda
– janda dan seluruh rakyatnya. Ingatlah ayat ini;
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ
مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ(96)
Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. Al a`raf
Kisah
Umar di atas kayaknya dari Syi`ah yang sengaja untuk menjelekkan pemerintahan
Umar dan tidak ingin menampakkan kehenabatan Umar dalam memakmurkan rakyatnya.
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Atau blog bahasa arabku http://mahrusaliindonesia.blogspot.com/
Blog ke tiga
Peringatan: Bila mesin
pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah: mantan kiyai nu lalu teks yang kamu cari
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803. 081935056529
088803080803. 081935056529
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo Artikel Terkait
Assalamu alaikum,
BalasHapusPak Numpang komen,
1. Itu Lho, kalau membaca tulisan Bapak, terbersit persetujuan saya, kayaknya emang gak mungkin hal tersebut terjadi, tapi Pak, dalam kitab Umar Ibn Khotob karangan Muhamad Iqbal (seingat saya, karena bukunya minjam dulu 10 tahun yang lalu), dikatakan Madinah pernah mengalami musim kemarau yang panjang dan bahkan ancaman kelaparan, sehingga Kholifah Umar meminta bantuan kepada para sahabat yang menduduki jabatan gubernur di daerah Islam, dan kemudian dijawab oleh Sahabat Usman Ibn Affan dengan mengirim bala bantuan sebanyak kurang lebih 1000 onta penuh bahan makanan (ma'af saya tidak begitu ingat jumlah persisnya). Ini kan berarti Madinah pernah mengalami masa-masa krisis, jadi menurut nalar saya mungkin saja peristiwa tersebut memang terjadi di masa krisis tersebut.
2. Kalau membaca analisa Bapak, saya memiliki kesimpulan bahwa hadist sahabat Umar itu gak shohih ya Pak...??? mohon dijelaskan lah hujjahnya Pak.
3. Segitu saja Pak. semoga sempat dijawab. Terima kasih.
wss. Itu ketika kaum muslimin mau berangkat perang Tabuk, bukan dimasa khalifah Umar, maaf.
Hapusada tadz sirah tentang masa paceklik waktu umar berkuasa,hingga amru bin ash mengirimkan bantuan dari mesir,dan berkata"akan aku kirim bantuan yang ujungnya berada dihadapan anda dan barsan terakhir masih di hadapanku" kurnag lebh begitu wallahu a'lam..
HapusSaya belum tahu refrensinya
Hapus