Rabu, Februari 25, 2015

Hukum makan ikan lele yang diberi makanan najis - kajianku ke 2




Kajian  ke 2


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الْمُجَثَّمَةِ وَلَبَنِ الْجَلَّالَةِ وَعَنْ الشُّرْبِ مِنْ فِي السِّقَاءِ
قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَحَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam telah menceritakan kepadaku bapakku dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwasanya; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang al mujatstsamah (hewan yang di tanam kemudian dilempari hingga mati), Laban Jalalah (susu dari hewan yang memakan kotoran), dan minum langsung dari wadah air dari kulit " Muhammad bin Basysyar berkata; Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Sa'id bin Abu Arubah dari Qatadah dari Ikrimah dair Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semisalnya. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih. Di dalam bab ini juga terdapat riwayat dari Abdullah bin Amr. HADIST NO - 1748KITAB TIRMIDZI - HADIST NO – 4372 / KITAB NASAI
حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ هِشَامٍ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لَبَنِ شَاةِ الْجَلَّالَةِ وَعَنْ الْمُجَثَّمَةِ وَعَنْ الشُّرْبِ مِنْ فِي السِّقَاءِ
Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Hisyam telah menceritakan kepada kami Qatadah dari 'Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang meminum susu kambing Jalalah (yang memakan kotoran), memakan daging hewan yang di tanam kemudian dilempari hingga mati, dan minum dari mulut wadah  air minum dari kulit . HADIST NO – 1885 / KITAB AHMAD

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَأَبُو عَبْدِ الصَّمَدِ قَالَا حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الْمُجَثَّمَةِ وَالْجَلَّالَةِ قَالَ أَبُو عَبْدِ الصَّمَدِ نَهَى عَنْ لَبَنِ الْجَلَّالَةِ وَأَنْ يَشْرَبَ مِنْ فِي السِّقَاءِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far dan Abu Abdush Shamad keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang (memakan) Al Mujatstsamah (hewan yang di tanam kemudian dilempari hingga mati) dan Al Jallalah (hewan pemakan kotoran). Abu Abdush Shamad berkata; Beliau melarang (minum) susu Al Jallalah (hewan pemakan kotoran) dan minum dari mulut wadah air dari kulit . HADIST NO – 2975 / KITAB AHMAD
حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِي أَبُو عَامِرٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ لَبَنِ الْجَلَّالَةِ
elah menceritakan kepada kami Ibnu Al Mutsanna telah menceritakan kepadaku Abu 'Amir telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari meminum susu hewan Jallalah." HADIST NO – 3292 / KITAB ABUDAUD

حدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا قَتَادَةُ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الشُّرْبِ مِنْ فِي السِّقَاءِ وَعَنْ رُكُوبِ الْجَلَّالَةِ وَالْمُجَثَّمَةِ
قَالَ أَبُو دَاوُد الْجَلَّالَةُ الَّتِي تَأْكُلُ الْعَذْرَةَ
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Hammad telah mengabarkan kepada kami Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang minum langsung melalui mulut geriba (bejana), menaiki hewan jallalah dan mujatstsamah (hewan yang di tanam kemudian dilempari hingga mati)." Abu Daud berkata, "Jallalah adalah hewan yang makan kotoran." HADIST NO – 3231 /KITAB ABUDAUD
تخريج أحاديث وآثار حياة الحيوان للدميري من التاء إلى الجيم (ص: 684)
3) (11821)]، والدارمي في «سننه» (2/ 16) (2007)، والحربي في «غريب الحديث» (1/ 107)، وابن الجارود في «المنتقى» (887)، والطبراني في «الكبير» (11/ 243) (11821)، والبيهقي في «الكبرى» (9/ 333)، وابن عبد البر في «التمهيد» (4/ 243 - ترتيبه) من طُرُقٍ عن هشام الدستوائي.
وأخرجه الترمذي في «جامعه» (ص 311)، كتاب الأطعمة، باب ما جاء في أكل لحوم الجلالة وألبانها، حديث (1825)، وأحمد في «المسند» (5/ 240) (3142)، (4/ 57) (2161)، (5/ 240) (3143)، وابن حبان في «صحيحه» (12/ 220) (5399)، والحاكم في «المستدرك» (2/ 40) (2247) وعنه: [البيهقي في «السنن الكبرى» (9/ 333)]، وابن عبد البر في «التمهيد» (4/ 244 - ترتيبه) من طُرُقٍ عن سعيد بن أبي عروبة.
وأخرجه أحمد في «المسند» (5/ 240) (3142) (3143) من طريقين عن شعبة.
وأخرجه الطبراني في «الكبير» (11/ 243) (11820) من طريق مُجّاعة بن الزبير العتكي.
وأخرجه ابن البختري في «الأمالي» [(104) - ضمن مجموع فيه مصنفات أبي جعفر ابن البختري] من طريق عمر بن عامر البصري.
ستتهم: [حماد بن سلمة، وهشام الدستوائي، وسعيد بن أبي عروبة، وشعبة، ومُجّاعة بن الزبير العتكي، وعمر بن عامر البصري] عن قتادة بن دِعامة.
تابعه عن عكرمة خالدُ الحذَّاء، واختُلِفَ عليه:
Intinya hadis tentang larangan makan hewan pemakan kotoran ( Jallalah ) yang  dari Ibn Abbas ini adalah dari satu orang yaitu Qatadah yang mashur dengan menyelinapkan perawi lemah itu. Tiada orang lain yang meriwayatkan kecuali dia dari riwayat yang valid. Beliau adalah tingkat 4 setelah pertengahan tabiin . Jadi hadis itu adalah munkar sebagai kebiasaan pakar – pakar hadis yang dulu  dalam menyebut kepada hadis yang tafarrud.
Hadis itu tidak di kenal, dianggap nyeleneh bukan populer dikalangan tabiin dan sahabat. Mayoritas mereka sampai mati tidak kenal hadis itu . Bahkan sampai  Qatadah, hanya beliau yang  mengetahui hadis itu, lainnya tidak kenal/ Di samping tafarrud , Qatadah meriwayatkan dengan an`anah yaitu  tidak menggunakan  kata “ Bercerita kepada kami , memberi tahu kepada kami “  Tapi cukup dari  ………………. Fulan. Pada hal , beliau  terkenal sebagai perawi yang menyelinapkan perawi lemah.
Al bani pernah menyatakan sedemikian  tapi bukan pada  hadis di atas. Beliau memberi komentar  di hadis lain sbb:

قلت: الحديث ضعيف وتصحيح من صححه تساهل أو خطأ منهم فإن له علة تمنع الحكم عليه بالصحة وهي عنعنة قتادة فإنه مدلس فقد أورده في "المدلسين" الحافظ برهان الدين الحلبي في "التبيين لأسماء المدلسين" وقال:
"
إنه مشهور بالتدليس" وكذلك قال الحافظ ابن حجر في "طبقات" المدلسين" وزاد:
"
وصفه به النسائي وغيره". وأورده الحافظ في "المرتبة الثالثة" وهى التي خصها كما قال في "المقدمة ":
بـ "من أكثر من التدليس فلم يحتج به الأئمة من أحاديثهم إلا بما صرحوا فيه بالسماع ومنهم من رد حديثهم مطلقا ومنهم من قبلهم".
Aku ( al bani ) berkata:  Hadis tsb adalah lemah , dan penilaian sahih oleh orang yang menyatakan sedemikian ini adalah sembrono atau keliru> Sesungguhnya ia punya illat ( cacat ) yang membikinnya tidak bisa dikatakan sahih yaitu an `anah Qatadah. Dia adalah mudallis. Al Hafidh Burhanuddin al halabi  dalam kitab al tabyin li asmail mudallisini memasukkan Qatadah dalam kelompok mudallisin. Beliau menyatakan : Sesungguhnya Qatadah adalah populer menyelinapkan perawi lemah. Beliau menyatakan lagi: Imam Nasai dan lainnya juga menyatakan sedemikian.
Al Hafidh ( Ibn Hajar ) menggolongkan  Qatadah  dalam tingkat tiga yang pernah dikatakan oleh beliau  dalam al muqaddimah .
Orang – orang yang banyak melakukan tadlis, hingga para imam tidak berhujjah kepada hadis- hadisnya kecuali mereka menyatakan sama` . Di antara mereka  juga orang yang hadis riwayatnya tertolak secara mutlak dan ada  juga yang di terima. ".
تخريج أحاديث وآثار حياة الحيوان للدميري من التاء إلى الجيم (ص: 682)
لحكم على إسناد الحديث:
إسناده ضعيف؛ لأجل عنعنة قتادة، فإنه مدلس.
Hukum sanad hadis tentang jallalah adalah  lemah karena an`anah Qatadah . sesungguhnya dia adalah mudallis.
التعليقات الحسان على صحيح ابن حبان (8/ 50)
[تعليق الشيخ الألباني]
صحيح ـ ((الصحيحة)) (2391).
Al bani menyatakan hadis tsb sahih, lihat al sahihah 2391.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Sekalipun di sahihkan oleh siapapun tetap , jalurnya dari satu  orang yaitu Qatadah, bukan dua atau tiga. Yaitu tafarrud yang dilemahkan oleh pakar ahli hadis  dulu dan kadang di sahihkan oleh ulama hadis sekarang. Di samping redaksi hadisnya yang kacau belau sbb:
Redaksi hadis dari beberapa riwayat:
dari Ibnu Abbas bahwasanya; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang al mujatstsamah (hewan yang di tanam kemudian dilempari hingga mati), Laban Jalalah (susu dari hewan yang memakan kotoran), dan minum langsung dari wadah air dari kulit " HADIST NO - 1748KITAB TIRMIDZI - HADIST NO – 4372 / KITAB NASAI
dari Ibnu Abbas berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang meminum susu kambing Jalalah (yang memakan kotoran), memakan daging hewan yang di tanam kemudian dilempari hingga mati, dan minum dari mulut wadah  air minum dari kulit . HADIST NO – 1885 / KITAB AHMAD ( tanpa menyebut larangan daging jallalah )
dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang (memakan) Al Mujatstsamah (hewan yang di tanam kemudian dilempari hingga mati) dan Al Jallalah (hewan pemakan kotoran). Abu Abdush Shamad berkata; Beliau melarang (minum) susu Al Jallalah (hewan pemakan kotoran) dan minum dari mulut wadah air dari kulit . HADIST NO – 2975 / KITAB AHMAD ( tanpa melarang air susu jallalah )
dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari meminum susu hewan Jallalah." HADIST NO – 3292 / KITAB ABUDAUD ( Disini hanya menyebut air susunya saja yang dilarang  bukan lainnya ).
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang minum langsung melalui mulut geriba (bejana), menaiki hewan jallalah dan mujatstsamah (hewan yang di tanam kemudian dilempari hingga mati)." Abu Daud berkata, "Jallalah adalah hewan yang makan kotoran." HADIST NO – 3231 /KITAB ABUDAUD ( Di tambah l arangan  menaiki jallalah  dan tidak melarang makan daging  jallalah ).
Bila anda baca dengan benar, anda akan tahu redaksi hadis dari satu riwayat ke riwayat yang lain saling menyalahkan dan tidak saling mendukung. Mana yang benar – benar sabda Rasul dan yang dipalsukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Belum jelas , masih kabur dan sudah sejak dulu  kabur,belum ada ulama yang mampu untuk menentukan sabda  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang asli.
Begitu juga penilaian hadispun kabur karena redaksi mana yang di katakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mana yang kedustaan perawi atau tambahannya atau pengurangannya. Para pembaca pun kabur pemahamannya, karena belum mengerti mana yang benar dan mana yang palsu.
Boleh jadi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak bersabda begitu dan perawilah mudallislah atau perawi lemah yang bikin redaksi itu. Dan inilah bahaya hadis palsu terhadap umat. Kita ingat  sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ
مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
    Sesungguhnya berbuat bohong kepadaku tidak sebagaimana  kebohongan kepada seseorang . Barang siapa berbuat kedustaan  kepadaku dengan sengaja bertempatlah di tempat duduknya di neraka ( masuk nerakalah ) [1]
Allah berfirman :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
               Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui dalilnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. ( Al isra` 36 ).

Kesimpulan:
Intinya hadis tentang larangan makan hewan pemakan kotoran ( Jallalah ) yang  dari Ibn Abbas ini adalah dari satu orang yaitu Qatadah yang mashur dengan menyelinapkan perawi lemah itu. Tiada orang lain yang meriwayatkan kecuali dia dari riwayat yang valid. Beliau adalah tingkat 4 setelah pertengahan tabiin . Jadi hadis itu adalah munkar sebagai kebiasaan pakar – pakar hadis yang dulu  dalam menyebut kepada hadis yang tafarrud.
Hukum sanad hadis tentang jallalah adalah  lemah karena an`anah Qatadah . sesungguhnya dia adalah mudallis.
Redaksi hadis kacau belau.

Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL )  https://www.facebook.com/mahrusali.ali.50


[1] Muttafaq alaih .

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan