Kajian ke 2
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ
قَتَادَةَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الْمُجَثَّمَةِ وَلَبَنِ الْجَلَّالَةِ وَعَنْ الشُّرْبِ مِنْ فِي
السِّقَاءِ
قَالَ
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَحَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا
حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam telah
menceritakan kepadaku bapakku dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas
bahwasanya; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang al mujatstsamah (hewan
yang di tanam kemudian dilempari hingga mati), Laban Jalalah (susu dari hewan
yang memakan kotoran), dan minum langsung dari wadah air dari kulit " Muhammad
bin Basysyar berkata; Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari
Sa'id bin Abu Arubah dari Qatadah dari Ikrimah dair Ibnu Abbas dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam semisalnya. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits
hasan shahih. Di dalam bab ini juga terdapat riwayat dari Abdullah bin Amr.
HADIST NO - 1748KITAB TIRMIDZI - HADIST NO – 4372 / KITAB NASAI
حَدَّثَنَا
يَحْيَى عَنْ هِشَامٍ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
قَالَ
نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لَبَنِ شَاةِ
الْجَلَّالَةِ وَعَنْ الْمُجَثَّمَةِ وَعَنْ الشُّرْبِ مِنْ فِي السِّقَاءِ
Telah menceritakan kepada kami Yahya
dari Hisyam telah menceritakan kepada kami Qatadah dari 'Ikrimah dari Ibnu
Abbas berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang meminum susu
kambing Jalalah (yang memakan kotoran), memakan daging hewan yang di tanam
kemudian dilempari hingga mati, dan minum dari mulut wadah air minum dari kulit . HADIST NO – 1885
/ KITAB AHMAD
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَأَبُو عَبْدِ الصَّمَدِ قَالَا حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ
قَتَادَةَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الْمُجَثَّمَةِ
وَالْجَلَّالَةِ قَالَ أَبُو عَبْدِ الصَّمَدِ نَهَى عَنْ لَبَنِ الْجَلَّالَةِ
وَأَنْ يَشْرَبَ مِنْ فِي السِّقَاءِ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ja'far dan Abu Abdush Shamad keduanya berkata; Telah menceritakan
kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melarang (memakan) Al Mujatstsamah (hewan yang di
tanam kemudian dilempari hingga mati) dan Al Jallalah (hewan pemakan kotoran).
Abu Abdush Shamad berkata; Beliau melarang (minum) susu Al Jallalah (hewan
pemakan kotoran) dan minum dari mulut wadah air dari kulit . HADIST
NO – 2975 / KITAB AHMAD
حَدَّثَنَا
ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِي أَبُو عَامِرٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ قَتَادَةَ
عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ لَبَنِ الْجَلَّالَةِ
elah menceritakan kepada kami Ibnu
Al Mutsanna telah menceritakan kepadaku Abu 'Amir telah menceritakan kepada
kami Hisyam dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam melarang dari meminum susu hewan Jallalah." HADIST NO
– 3292 / KITAB ABUDAUD
حدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا قَتَادَةُ عَنْ
عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الشُّرْبِ مِنْ فِي
السِّقَاءِ وَعَنْ رُكُوبِ الْجَلَّالَةِ
وَالْمُجَثَّمَةِ
قَالَ
أَبُو دَاوُد الْجَلَّالَةُ الَّتِي تَأْكُلُ الْعَذْرَةَ
Telah menceritakan kepada kami Musa
bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Hammad telah mengabarkan kepada kami
Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam melarang minum langsung melalui mulut geriba (bejana), menaiki
hewan jallalah dan mujatstsamah (hewan yang di tanam kemudian dilempari hingga
mati)." Abu Daud berkata, "Jallalah adalah hewan yang makan
kotoran." HADIST NO – 3231 /KITAB ABUDAUD
تخريج
أحاديث وآثار حياة الحيوان للدميري من التاء إلى الجيم (ص: 684)
3)
(11821)]، والدارمي في «سننه» (2/ 16) (2007)، والحربي في «غريب الحديث» (1/ 107)،
وابن الجارود في «المنتقى» (887)، والطبراني في «الكبير» (11/ 243) (11821)،
والبيهقي في «الكبرى» (9/ 333)، وابن عبد البر في «التمهيد» (4/ 243 - ترتيبه) من
طُرُقٍ عن هشام الدستوائي.
وأخرجه
الترمذي في «جامعه» (ص 311)، كتاب الأطعمة، باب ما جاء في أكل لحوم الجلالة
وألبانها، حديث (1825)، وأحمد في «المسند» (5/ 240) (3142)، (4/ 57) (2161)، (5/
240) (3143)، وابن حبان في «صحيحه» (12/ 220) (5399)، والحاكم في «المستدرك» (2/
40) (2247) وعنه: [البيهقي في «السنن الكبرى» (9/ 333)]، وابن عبد البر في
«التمهيد» (4/ 244 - ترتيبه) من طُرُقٍ عن سعيد بن أبي عروبة.
وأخرجه
أحمد في «المسند» (5/ 240) (3142) (3143) من طريقين عن شعبة.
وأخرجه
الطبراني في «الكبير» (11/ 243) (11820) من طريق مُجّاعة بن الزبير العتكي.
وأخرجه
ابن البختري في «الأمالي» [(104) - ضمن مجموع فيه مصنفات أبي جعفر ابن البختري] من
طريق عمر بن عامر البصري.
ستتهم:
[حماد بن سلمة، وهشام الدستوائي، وسعيد بن أبي عروبة، وشعبة، ومُجّاعة بن الزبير
العتكي، وعمر بن عامر البصري] عن قتادة بن دِعامة.
تابعه
عن عكرمة خالدُ الحذَّاء، واختُلِفَ عليه:
Intinya hadis tentang larangan makan
hewan pemakan kotoran ( Jallalah ) yang
dari Ibn Abbas ini adalah dari satu orang yaitu Qatadah yang mashur
dengan menyelinapkan perawi lemah itu. Tiada orang lain yang meriwayatkan
kecuali dia dari riwayat yang valid. Beliau adalah tingkat 4 setelah
pertengahan tabiin . Jadi hadis itu adalah munkar sebagai kebiasaan pakar –
pakar hadis yang dulu dalam menyebut
kepada hadis yang tafarrud.
Hadis itu tidak di kenal, dianggap
nyeleneh bukan populer dikalangan tabiin dan sahabat. Mayoritas mereka sampai
mati tidak kenal hadis itu . Bahkan sampai
Qatadah, hanya beliau yang
mengetahui hadis itu, lainnya tidak kenal/ Di samping tafarrud , Qatadah
meriwayatkan dengan an`anah yaitu tidak
menggunakan kata “ Bercerita kepada kami
, memberi tahu kepada kami “ Tapi cukup
dari ………………. Fulan. Pada hal ,
beliau terkenal sebagai perawi yang
menyelinapkan perawi lemah.
Al bani pernah menyatakan
sedemikian tapi bukan pada hadis di atas. Beliau memberi komentar di hadis lain sbb:
قلت:
الحديث ضعيف وتصحيح من صححه تساهل أو خطأ منهم فإن له علة تمنع الحكم عليه بالصحة وهي عنعنة
قتادة فإنه مدلس فقد أورده في "المدلسين"
الحافظ برهان الدين الحلبي في "التبيين لأسماء المدلسين" وقال:
"إنه مشهور بالتدليس" وكذلك قال الحافظ ابن حجر في "طبقات" المدلسين" وزاد:
"وصفه به النسائي وغيره". وأورده الحافظ في "المرتبة الثالثة" وهى التي خصها كما قال في "المقدمة ":
بـ "من أكثر من التدليس فلم يحتج به الأئمة من أحاديثهم إلا بما صرحوا فيه بالسماع ومنهم من رد حديثهم مطلقا ومنهم من قبلهم".
"إنه مشهور بالتدليس" وكذلك قال الحافظ ابن حجر في "طبقات" المدلسين" وزاد:
"وصفه به النسائي وغيره". وأورده الحافظ في "المرتبة الثالثة" وهى التي خصها كما قال في "المقدمة ":
بـ "من أكثر من التدليس فلم يحتج به الأئمة من أحاديثهم إلا بما صرحوا فيه بالسماع ومنهم من رد حديثهم مطلقا ومنهم من قبلهم".
Aku ( al bani ) berkata: Hadis tsb adalah lemah , dan penilaian sahih
oleh orang yang menyatakan sedemikian ini adalah sembrono atau keliru>
Sesungguhnya ia punya illat ( cacat ) yang membikinnya tidak bisa dikatakan
sahih yaitu an `anah Qatadah. Dia adalah mudallis. Al Hafidh Burhanuddin al
halabi dalam kitab al tabyin li asmail
mudallisini memasukkan Qatadah dalam kelompok mudallisin. Beliau menyatakan :
Sesungguhnya Qatadah adalah populer menyelinapkan perawi lemah. Beliau
menyatakan lagi: Imam Nasai dan lainnya juga menyatakan sedemikian.
Al Hafidh ( Ibn Hajar )
menggolongkan Qatadah dalam tingkat tiga yang pernah dikatakan oleh
beliau dalam al muqaddimah .
Orang – orang yang banyak melakukan
tadlis, hingga para imam tidak berhujjah kepada hadis- hadisnya kecuali mereka
menyatakan sama` . Di antara mereka juga
orang yang hadis riwayatnya tertolak secara mutlak dan ada juga yang di terima. ".
تخريج
أحاديث وآثار حياة الحيوان للدميري من التاء إلى الجيم (ص: 682)
لحكم
على إسناد الحديث:
إسناده
ضعيف؛ لأجل عنعنة قتادة، فإنه مدلس.
Hukum sanad hadis tentang jallalah
adalah lemah karena an`anah Qatadah .
sesungguhnya dia adalah mudallis.
التعليقات
الحسان على صحيح ابن حبان (8/ 50)
[تعليق
الشيخ الألباني]
صحيح
ـ ((الصحيحة)) (2391).
Al bani menyatakan hadis tsb sahih,
lihat al sahihah 2391.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Sekalipun di sahihkan oleh siapapun
tetap , jalurnya dari satu orang yaitu
Qatadah, bukan dua atau tiga. Yaitu tafarrud yang dilemahkan oleh pakar ahli
hadis dulu dan kadang di sahihkan oleh ulama
hadis sekarang. Di samping redaksi hadisnya yang kacau belau sbb:
Redaksi hadis dari beberapa riwayat:
dari Ibnu Abbas bahwasanya;
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang al mujatstsamah (hewan yang di
tanam kemudian dilempari hingga mati), Laban Jalalah (susu dari hewan yang
memakan kotoran), dan minum langsung dari wadah air dari kulit " HADIST
NO - 1748KITAB TIRMIDZI - HADIST NO – 4372 / KITAB NASAI
dari Ibnu Abbas berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melarang meminum susu kambing Jalalah (yang
memakan kotoran), memakan daging hewan yang di tanam kemudian dilempari hingga
mati, dan minum dari mulut wadah air
minum dari kulit . HADIST NO – 1885 / KITAB AHMAD ( tanpa menyebut
larangan daging jallalah )
dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melarang (memakan) Al Mujatstsamah (hewan yang di
tanam kemudian dilempari hingga mati) dan Al Jallalah (hewan pemakan kotoran).
Abu Abdush Shamad berkata; Beliau melarang (minum) susu Al Jallalah (hewan
pemakan kotoran) dan minum dari mulut wadah air dari kulit . HADIST
NO – 2975 / KITAB AHMAD ( tanpa melarang
air susu jallalah )
dari Ibnu Abbas bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari meminum susu hewan Jallalah."
HADIST NO – 3292 / KITAB ABUDAUD ( Disini hanya menyebut air susunya
saja yang dilarang bukan lainnya ).
"Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam melarang minum langsung melalui mulut geriba (bejana), menaiki hewan
jallalah dan mujatstsamah (hewan yang di tanam kemudian dilempari hingga
mati)." Abu Daud berkata, "Jallalah adalah hewan yang makan
kotoran." HADIST NO – 3231 /KITAB ABUDAUD ( Di tambah l
arangan menaiki jallalah dan tidak melarang makan daging jallalah ).
Bila anda baca dengan benar, anda
akan tahu redaksi hadis dari satu riwayat ke riwayat yang lain saling
menyalahkan dan tidak saling mendukung. Mana yang benar – benar sabda Rasul dan
yang dipalsukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Belum jelas ,
masih kabur dan sudah sejak dulu
kabur,belum ada ulama yang mampu untuk menentukan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang
asli.
Begitu juga penilaian hadispun kabur
karena redaksi mana yang di katakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dan mana yang kedustaan perawi atau tambahannya atau pengurangannya.
Para pembaca pun kabur pemahamannya, karena belum mengerti mana yang benar dan mana
yang palsu.
Boleh jadi, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tidak bersabda begitu dan perawilah mudallislah atau perawi
lemah yang bikin redaksi itu. Dan inilah bahaya hadis palsu terhadap umat. Kita
ingat sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam:
إِنَّ
كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا
فَلْيَتَبَوَّأْ
مَقْعَدَهُ
مِنَ النَّارِ
Sesungguhnya berbuat bohong kepadaku tidak
sebagaimana kebohongan kepada seseorang
. Barang siapa berbuat kedustaan kepadaku
dengan sengaja bertempatlah di tempat duduknya di neraka ( masuk nerakalah ) [1]
Allah berfirman :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ
لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولا
Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mengetahui dalilnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. ( Al isra` 36 ).
Kesimpulan:
Intinya hadis tentang larangan makan
hewan pemakan kotoran ( Jallalah ) yang
dari Ibn Abbas ini adalah dari satu orang yaitu Qatadah yang mashur
dengan menyelinapkan perawi lemah itu. Tiada orang lain yang meriwayatkan
kecuali dia dari riwayat yang valid. Beliau adalah tingkat 4 setelah pertengahan
tabiin . Jadi hadis itu adalah munkar sebagai kebiasaan pakar – pakar hadis
yang dulu dalam menyebut kepada hadis
yang tafarrud.
Hukum sanad hadis tentang jallalah
adalah lemah karena an`anah Qatadah .
sesungguhnya dia adalah mudallis.
Redaksi hadis
kacau belau.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan