Kamis, Maret 01, 2012

Tahlilan untuk tegakkan syi`ar Hindu, mematikan tuntunan Nabi SAW

Fajar Sodiq berkata

Ass wr wb…(utk para Ustadz,Kiai,Ulama). Sampai diusia 46 saya tetap warga NU keturunan,dan sangat meyakini bahwa dari 73 golongan Ahli Sunnah Waljama’ah yg selamat hanyalah warga NU saja. Setelah baca buku saku “Seputar Hukum Selamatan Yasinan dan Tahlilan” dan buku “Bila Kyai diPerTuhankan” dari LPPI karya Hartono Ahmad Jaiz akhirnya penasaran dengan buku2 yg lain misalkan : Ada Pemurtadan di IAIN, Aliran dan Faham Sesat di Indonesia, Kesesatan LDII, Bahaya Islam Liberal, Fikih Lintas Agama dll, Seterusnya terbit buku karya Mahrus Ali yg controversial dengan NU,Juga sekarang disusul buku Kyai Afroki Abdul Ghoni(Buku Putih Kyai NU), Drs Buchari (MWC NU Membedah Kitab Tauhid Kiai Ahli Bid’ah), Buku ilmiah dan berbobot Lau Kaana Khairan lasabakuuna ilaihi. Ternyata setelah kita baca buku2 karya mereka benar2 ilmiah dan masuk diakal. Maaf bukan saya memihak mereka, terus terang saja saat ini saya benar2 dalam misi mencari Islam yg benar dan murni, yg sesuai dengan apa yg diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW saja. Disebuah tautan didunia maya buku2 karya mereka langsung diklaim buku2 sesat, ini adalah suatu bantahan yg tidak etis dan tidak ilmiah. Dari ini saya sangat mengharap dari tokoh2 NU, Aktivis, Kiai,Gus,Ulama juga team LBM NU Jember untuk menanggapi buku2 mereka dengan tegar, tidak emosi, tidak dengan taklid buta, dan yang ilmiah. Dan tanggapilah buku2 mereka perbuku berdasarkan dalil yg kuat dari Al Qur’an dan Hadts shohih dengan mendetail seperti bukunya Mahrus Ali “Sesat Tanpa Sadar” yg menjawab buku (Membongkar Kebohongan….LBM Jember), Sampaikan komplit asal usul hadits, perowi dan sanadnya dengan jelas, Biar nanti pembaca yg menilai akan kebenaranya dan utk meyakininya. Setelah baca buku2 mereka timbul dari hati utk menanyakan hanya beberapa pertanyaan saja (sebenarnya puluhan) :
1- Ada dikitab apa tuntunan tentang sholawat Narriyah dan sholawat Bad’r, (apakah itu tuntunan dari Rosulullah atau Imam Safe’i, atau sunnah bikinan Ulama saja).
2- Apakah dan kenapa Rosulullah para sahabat, 4 Imam Maliki,Hanafi Safe’i dan Hambali tidak mengajarkan selamatan setelah kematian 3-7-40 hari dst, Yasinan dan Tahlilan?, Dan sejak kapan, oleh siapa acara diajarkan?, Apakah acara itu bisa mengurangi dosa orang yg ditahlili(misalkan koruptor)?. Kenapa pula acara itu yg mengadakan hanya warga NU Indonesia saja (negara Islam lainnya tidak ada sama sekali)?.
3- Kenapa waktu Rosulullah perang demi Islam lawan orang kafir tidak menggunakan Ilmu Tenaga Dalam (tetap pakai pedang dan panah / padahal dia seorang Rosul)?, dan kenapa tidak memberi sikep,rajah atau jimat bertuliskan arab biar menjadi sakti?.
4- Yang benar itu Al Qur’an yang harus mengikuti adat, tradisi, zaman atau sebaliknya adat, tradisi dan zaman yg harus kembali kepada Al Qur’an?.
5-Apakah buku LAU KAANA KHAIRAN LASABAKUUNA ILAIHI itu sesat?.
6- Bagaimana dng Muktamar NU pertama diSurabaya tgl 13 RabiulTsani 1345 H (21 Oktober 1926 M) menetapkan dengan tegas bahwa selamatan setelah kematian adalah Bid’ah yg hina, apakah itu suatu fitnah?
Fakta nyata bahwa sampai detik ini belum ada seorangpun dari Habib, Gus, Kiai, Ulama yg bisa menemukan kalau selamatan, yasinan dan tahlilan 3-7-40 hari dst Al Qur’an maupun dari Hadits Rosulullah. Adanya dikitab suci agama Hindu yaitu WEDA Manawa Darna Sastra,Weda Samerti hal 192-193, dan di Sama Weda Samhita Buku I hal1, Bab 10 no i hal 20, (Fakta nyata itu adalah ritualnya orang yg beragama Hindu dan bukan dari Islam). terimakasih mohon dengan sangat akan penjelasannya.
Komentarku ( Mahrus ali ):
  Apa yang anda jalankan adalah langkah yang tepat bukan salah, teruslah mencari kebenaran bukan terus menekuni kesalahan sampai mati, tapi sebelum mati ingin mencari kebenaran yang berdalil , bukan kebenaran atau kesalahan tanpa dalil. Ingatlah firmanNya:
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar".[1]
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ *
Berhatilah  terhadap perkara baru. Sesungguhnya tiap perkara baru adalah bid`ah dan setiap bid`ah adalah sesat. [2]
  Orang yang mengadakan tahlilan pada hari ke 1 – 7 adalah menegakkan syi`ar Hindu, mematikan tuntunan dalam Islam, mendapat dosa bukan pahala, amalannya tertolak di sisi Allah sekalipun di terima dikalangan setan manusia dan jin.


[1] Namel 64
[2] HRAbu Dawud  / Assunnah /4607. Darimi /Muqaddimah /95
Artikel Terkait

9 komentar:

  1. bismillahirrohmaanirrohiim..syukurilah keimanan kita.karena itu hadiah murni dari Allah,ABU LAHAB DAN ABU JAHAL ITU PAMAN NABI SENDIRI TDK DIHADIAHI ISLAM.KITA ITU LAIN NEGARA KOK BISA IMAN KEPADA MUHAMMAD ITU JELAS HIDAYAH-NYA.TAHLILAN ITU SEJAK JAMAN WALI 9.APA YG ANDA HARAMKAN DLM TAHLIL?ALFATEHAH,TASBIH,TAHMID ATAU TAKBIR.APAKAH MEMBACA SURAT YASIN ITU JUGA DI LARANG.SAYA MENJUMPAI ORANG -ORANG YG JADI WALI ITU ORANG NU.LIHAT KISA SYEH AHAMAD JAUHARI UMAR.085235330827

    BalasHapus
  2. Tahlil itu sejak jaman wali9 saudaraku.para wali tdk akan menjerumuskan kta ke jalan yg salah.para wali banyak dari kyai nu.baca kisah syeh ahmad jauhari umar pasruan jatim.yg dari non nu menjadi nu.

    BalasHapus
  3. maaf saudara choirun nazuli ,saya ingin menanggapi keterangan anda .

    1.jikalau memang budaya tahlilan itu dari walisongo, seharusnya di negeri asal walisongo itu juga seharusnya diamalkan.ingat bahwa walisongo itu berasal dari negeri arab sana.
    2.memang bacaan Al-Fatihah ,Tasbih ,Tahmid ,Takbir itu baik tetapi mengapa harus dibacakan pada ke hari ke 3,7,40,100,1000 .bukankah hal ini mencampur adukkan antara yang batil dengan yang haq.
    3.coba cermati sabda Rasul tentang perkara yang berhubungan dengan ibadah " sebaik2 petunjuk adalah AlQuran ,sebenar2nya perkataan adalah Hadits Rasul dan sunnah para sahabat Nabi , sejelek2nya perbuatan (ibadah) adalah ibadah yang di ada2kan (Bid"ah) setiap bid'ah itu sesat ,sesat tempatnya di neraka
    4.

    BalasHapus
  4. Sebenarnya yg tahu waliullah itu hanya Allah, manusia hanya menebak saja karena perilakunya baik dan mengajarkan agama Islam, yg saya pernah dengar dlm pengajian, bermula dari sunan Kalijaga yg mengsyiarkan Islam dgn mengadopsi tradisi & budaya masyarakat jawa saat itu dari animisme, dinamisme , hindu & Budha, hanya doa2nya diganti dng doa Islam, yg penting saat itu masyarakat jawa bersyahadat dulu (muncullah trdisi Sekaten yg berasal dari Syahadatain), waktu itu Sunan Ampel & Sunan Bonang menegur & memperingatkan Sunan Kalijaga yg akan membahayakan perkembangan Islam nanti, Sunan Kalijaga membantah bahwa nanti pasti akan dikoreksi oleh generasi Islam berikutnya (dapat dilihat dikitab Babat Tanah Jawa ), kenyataan sampai sekarang sudah mendarah daging menjadi tradisi yg sulit dikoreksi

    BalasHapus
  5. Bismillahirrohmaanirrohiim.
    memang benar di arab sana tidak ada tahlilan. tapi apa yg anda haramkan dari tahlilan?berdoa untuk saudara kita seiman apakah haram?anda faham dgn inti sholat jenazah yg diajarkan nabi kita?mendoakan.sodaqoh apakah haram?kalo itu dilaksanakan pada hari ke 3,7,40,100 dan 1000 apa salahnya?sebaliknya apakah ada larangan dalam agama kita berdoa maupun bershodaqoh pada hari-hari itu?Syeh Ibrohim Addasuki adalah Sulthonul Auliya' pad zamannya.kedudukannya sama dgn Syeh abdul Qodir Al Jaelani.cobalah baca kitab"Dasuki Umul Barohim"nya beliau.anda akan faham bahwa orang meninggal mengalami masa2 sulit pada hari2 itu dari pengalaman rohaniah beliau.andaikan panjenengan bisa memasuki alam barzah dan kembali lagi anda insyaAlloh paham.Saya juga ingin mengingatkan bahwa kata Kul dalam alqur'an tidak selalu berarti keseluruhan

    BalasHapus
    Balasan
    1. bc lg disini; mantankyainu.blogspot.com/2011/02/tahlilan-dan-selametan.html

      Hapus
  6. JIka anda bersikeras bahwa setiap perkara yag baru itu sesat,Pembukuan Qur'an itu baru,tidak dilaksanakan jaman nabi,jangan pakai Qur'an yg dibukukan,bacalah Qur'an dari lembaran kulit.sarung, songkok ,celana,sepeda motor,mobil itu semua sesuatu yg baru,jangan dipakai untuk ibadah.pakailah jubah dan naiklah unta.o ya kanjeng nabi tidak makan nasi tapi makan qurma dan kismis.semoga anda bisa hidup tanpa mengikuti perkembangan budaya.semoga Alloh memberikan hidayah-Nya kepada kita.Tapi saya berpegang Aldawuh nabi kita:Al Ulama' warotsatul ambiya, dan ulama, jaman dulu mestinya lebih pinter dari ulama, sekarang karena lebih dekat dgn narasumbernya di banding ulama jaman sekarang yg sudah jauh dgn jaman nabi kita.walanaa a'maalunaa walakum a'maalukum,njih.yg penting tetap islam,kita saudara

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk pengumpulan al Quran lihat disini: http://mantankyainu.blogspot.com/2015/02/jawabanku-untuk-idrus-ramli-ke-39.html

      Hapus
  7. yg menarik adlh
    Yang benar itu Al Qur’an yang harus mengikuti adat, tradisi, zaman atau sebaliknya adat, tradisi dan zaman yg harus kembali kepada Al Qur’an?
    kalo dpkir memang bner jga, adat yg mengikuti Al qur'an apa Al quran yg mengikuti adat...
    harusnya adat yg mengikuti Al quran bkn sbaliknya...
    bagus kawan, lanjutkan ^_^b

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan