K Thobary memposting dalil –
dalil tentang tahlilan sbb:
DALIL YANG PERTAMA ;
Al-Tahqiqat, juz III. Sunan an-Nasa’i, juz II)
ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺃﻋﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﻴﺖ ﺑﻘﺮﺍﺀﺓ ﻭﺫﻛﺮﺍﺳﺘﻮﺟﺐ
ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﺍﻟﺠﻨﺔ
ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺪﺍﺭﻣﻰ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺉ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ))
Barang siapa menolong mayyit dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan
dzikir, maka Alloh memastikan surga baginya.”
(HR.
ad-Darimy dan Nasa’I dari Ibnu Abbas)
DALIL YANG KEDUA
(Tanqih
al-Qoul)
ﻭﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﺗﺼﺪﻗﻮﺍﻋﻠﻰ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢ ﻭﻋﻠﻰ
ﺃﻣﻮﺍﺗﻜﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻣﻮﺍﺗﻜﻢ ﻭﻟﻮﺑﺸﺮﺑﺔ ماﺀﻓﺎﻥ ﻟﻢ ﺗﻘﺪﺭﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻓﺒﺄﻳﺔ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
ﻓﺎﻥ ﻟﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮﺍﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺀﺍﻥ ﻓﺎﺩﻋﻮ ﻟﻬﻢ ﺑﺎﻟﻤﻐﻔﺮﺓ ﻭﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﺍﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﺪﻛﻢ ﺍﻹﺟﺎﺑﺔ
Bersedekahlah kalian untuk diri kalian dan orang-orang yang telah mati
dari keluarga kalian walau hanya air seteguk. Jika kalian tak mampu dengan itu,
bersedekahlah dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Jika kalian tidak mengerti Al-Qur’an,
berdo’alah untuk mereka dengan memintakan ampunan dan rahmat. Sungguh, ﺗﻌﺎﻟﻰ الله
telah
berjanji akan mengabulkan do’a kalian.”
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kiyai Thobari Syadzili
menyampaikan hadis sbb:
ﻗَﺎﻝَ ﺻَﻠّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋليه ﻭﺳﻠﻢ ﻣَﻦْ ﺃَﻋَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻴِّت ﺑِﻘِﺮَﺍﺀَﺓٍ
ﻭَﺫِﻛْﺮٍﺍﺳْﺘَﻮْﺟَﺐَ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻟَﻪُ
الْجنَّةَ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺪﺍﺭﻣﻰ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺉ ﻋﻦ
ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ))
Barang siapa menolong mayyit dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan
dzikir, maka Alloh memastikan surga baginya.”
(HR.
ad-Darimy dan Nasa’I dari Ibnu Abbas)
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sy mencari dalil tsb dlm seluruh
kitab – kitab hadis yg saya miliki, syarah – syarah hadis yg saya punya, di
Sunan Darimi dan Nasai lalu sy cari juga
di internet , sy tdk menjumpainya.
Lantas bgmn Kiyai Thobari bisa
menyatakan hadis tsb riwayat Imam Nasai
dan Darimi.Pd hal dikitab mereka
hadis tsb tdk ada. Apakah kiyai meng ada – ada.
DALIL YANG KEDUA
(Tanqih al-Qoul)
ﻭﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﺗَﺼَﺪّﻗُﻮﺍﻋَﻠﻰَ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻜُﻢْ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺃَﻣْﻮَﺍﺗِﻜُﻢْ ﻭَﻋَﻠَﻰ
ﺃَﻣْﻮَﺍﺗِﻜُﻢْ ﻭَﻟَﻮْﺑِﺸَﺮْﺑَﺔِ مَاﺀٍﻓَﺎﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻘْﺪِﺭُﻭﺍ ﻋَﻠَﻰ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﺒِﺄَﻳﺔٍ
ﻣِﻦْ ﻛِﺘَﺎﺏِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎَﻟﻰ ﻓَﺎﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﺍﺷَﻴْﺌًﺎ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺀَﺍﻥِ ﻓَﺎﺩْﻋُﻮ
ﻟَﻬُﻢْ ﺑِﺎﻟﻤَﻐْﻔِﺮَﺓِ ﻭَﺍﻟﺮّﺣْﻤَﺔِ ﺍﻓَﺈِﻥّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻋَﺪَﻛُﻢْ ﺍﻹِﺟَﺎﺑَﺔ
Bersedekahlah kalian untuk diri
kalian dan orang-orang yang telah mati dari keluarga kalian walau hanya air
seteguk. Jika kalian tak mampu dengan itu, bersedekahlah dengan ayat-ayat
Al-Qur’an. Jika kalian tidak mengerti Al-Qur’an, berdo’alah untuk mereka dengan
memintakan ampunan dan rahmat. Sungguh, ﺗﻌﺎﻟﻰ الله
telah berjanji akan mengabulkan do’a kalian.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sdh sy cek di kitab – kitab hadis
dan syarahnya ternyata tidak ada hadis
tsb .
Bila pengamatan sy ini benar, mk dua hadis yg di buat
landasan tahlilan oleh K Thabary Sadzili
itu palsu , meng ada – ada hadis dan ini
sangat membahayakan akidah kaum muslimin.
Bgmn Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda spt itu, nabi sendiri tdk pernah
kirim fatihah pd Khadijah yg telah mendahului beliau , telah wafat lebih dulu. Juga beliau tdk pernah kirim fatihah untuk pr sahabat
yg wafat lebih dulu. Dan pr sahabat juga tdk pernah kirim fatihah. pd Nabi
shallallahu alaihi wasallam
Jadi kita kita ini
samikna wa atha`na sj pd Nabi
shallallahu alaihi wasallam yg
tdk kirim fatihah pd mayat. Lalu kita tdk mengirim pahala fatihah untuk mayat.
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنْ
لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya” (QS. An-Najm: 39).
Mengenai ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,
ومن هذه
الآية استنبط الشافعي ومن تبعه أن القراءة لا يصل إهداء ثوابها إلى الموتى ؛ لأنه
ليس من عملهم ولا كسبهم ، ولهذا لم يندب إليه رسول الله صلى الله عليه وسلم أمته
ولا حثهم عليه، ولا أرشدهم إليه بنص ولا إيماء ، ولم ينقل عن أحد من الصحابة رضي
الله عنهم ، ولو كان خيراً لسبقونا إليه وباب القربات يقتصر فيه على النصوص ، ولا
يتصرف فيه بأنواع الأقيسة والآراء ، فأما الدعاء والصدقة ، فذاك مجمع على وصولها
ومنصوصٌ من الشارع عليها
Dari ayat ini
Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa bacaan Al-Qur’an tidak
sampai pahalanya pada mayit karena bacaan tersebut bukan amalan si mayit dan
bukan usahanya. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
menganjurkan umatnya dan tidak memotivasi mereka untuk melakukan hal tersebut.
Tidak ada nash (dalil) atau Isarat .
Begitu pula tidak ada seorang sahabat Nabi –radhiyallahu ‘anhum– pun yang
menukilkan ajaran tersebut pada kita. Law kaana khoiron la-sabaquna ilaih (Jika
amalan tersebut baik, tentu para sahabat lebih dahulu melakukannya). Dalam
masalah ibadah (qurobat) hanya terbatas pada dalil, tidak bisa dipakai analogi
dan qiyas. Adapun amalan do’a dan sedekah, maka para ulama sepakat akan
sampainya (bermanfaatnya) amalan tersebut dan didukung pula dengan dalil (Lihat
Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir, 7: 76).
Sumber: https://rumaysho.com/11836-pandangan-madzhab-syafii-dalam-menghadiahkan-bacaan-al-quran.html
Komentarku ( Mahrus
ali ) :
Untuk pahala sedekah
sampai pd mayat akan ada kajian husus nanti.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan