Jumat, Juni 17, 2016

Bu Saeni “Warteg” Ternyata Bukan Orang Miskin, Suaminya Bandar Judi di Kota Serang

SERANG, BCO - Polemik tentang warung nasi (warteg) milik Saeni yang dirazia Satpol PP Kota Serang saat buka siang hari bulan Ramadhan, ternyata semakin meluas.

Tidak hanya menimbulkan intervensi Presiden Jokowi yang berupaya mencabut Peraturan Daerah (Perda) tentang Penyakit Masyarakat di Kota Serang, polemik tersebut juga akhirnya menguak identitas pribadi Bu Saeni dan keluarganya, pemilik warteg yang mendapatkan sumbangan ratusan juta dari Netizen.

Rabu kemarin 15 Juni 2016, sejumlah warga yang merupakan tetangga Bu Saeni di Kampung Cikepuh, Kota Serang, mendatangi Kantor Satpol PP Kota Serang. Kedatangan warga tersebut ingin mengungkapkan sisi kehidupan Bu Saeni yang sebenarnya.

Warga bernama Nasir yang mengaku berasal dari Kampung Cikepuh, Kecamatan/Kota Serang mengatakan tahu persis kehidupan sebenarnya keluarga Saeni, yang saat ini menjadi perhatian banyak pihak.

Menurut Nasir, Saeni bukan warga miskin seperti yang tergambar di media nasional selama ini. Ia bahkan mengungkapkan suami dari Saeni yang biasa dipanggil Alex adalah bandar Judi di Kampung Cikepuh, Kecamatan Serang, Kota Serang.

“Alex itu bukan orang miskin. Dia berpura-pura saja miskin. Sebenarnya, dia punya mobil satu, dan warteg tiga, yaitu daerah Rau, Kaliwadas, dan Tanggul. Di Jawanya saja dia orang kaya,” kata Nasir, di Kantor Satpol PP Kota Serang.

Kedatangan Nasir bersama beberapa orang itu juga didukung sejumlah organisasi kemasyarakatan, yang diterima Kepala Satpol PP Kota Serang, Maman Lutfi dan jajarannya.

Nasir kembali menceritakan kehidupan Saeni, terutama suaminya yang bernama Alex tersebut.


“Memang sudah pada tahu semua kalau Alex suami Saeni ini adalah bandar judi. Dia sudah lama bermain judi. Dia jadi bandar untuk daerah Serang. Judi gaplek dan judi bola. Beberapa Satpol PP Kota Serang juga sudah tahu Alex itu siapa, dan latar belakangnya seperti apa,” ucap Nasir. (*)
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan