Written By A TV on Wednesday, 22 June 2016 | 20:32
Tebar Suara | Ketika Ahok meninggalkan Gerindra dan
mengkhianati Prabowo Subianto, ada banyak orang bertepuk tangan dan mendukung
langkahnya. Termasuk para taipan yang disebut 9 naga. Langkah mereka
mencengkeram Jakarta sebagai ibukota Indonesia semakin menjadi nyata.
Pagi ini, Ahok memaparkan fakta bahwa Jokowi tak mungkin
menjadi Presiden bila tak didukung para pengembang (baca: pemodal).
Pernyataan dan pemaparan Ahok ini bisa dikategorikan sebagai
sebuah tusukan tepat ke jantung Jokowi. Apalagi semalam dalam acara Indoesian
Lawyer's Club, Prof. Romli mengatakan bahwa Jokowi terlibat dalam skandal
pembelian lahan RS Sumber Waras. Lengkap sudah tikaman yang diterima Jokowi.
Pernyataan Ahok mengenai Jokowi, bisa diumpamakan sebagai
seseorag yang sedang berusaha mati-matian menyelamatkan diri.
"Ibarat pepatah,
orang yang mau masuk jurang, ujung pedang pun digapai untuk menyelematkan diri.
Nah Ahok ini, untuk memegang ujung pedang itu pun sudah dipersiapkan," kata
Direktur Eksekutif Segitiga Institute, Muhammad
Sukron, seperti dirilis kantor berita RMOL pagi ini, Rabu, 22 Juni 2016.
Pernyataan Sukron terkait dengan pernyataan Ahok bahwa Joko
Widodo tidak akan bisa menjadi Presiden jika tidak ada peran pengembang dalam
proyek reklamasi. Kata Ahok, Jokowi tidak bisa jadi Presiden kalau hanya
mengandalkan APBD.
"Saya ngomong jujur kok. Jadi selama ini kalau bapak
ibu lihat yang terbangun sekarang, rumah susun, jalan inpeksi, waduk semua, itu
semua full pengembang, kaget gak," kata Ahok, yang terekam dalam video
yang diunggah di Youtube oleh yang mengatasnamakan Humas Pemprov DKI, terkait
rapat dengan Jakarta Propertindo (Jak Pro) pada 26 Mei 2015 di Balaikota DKI
Jakarta.
Kata Ahok, Agung Poromoro merupakan pengembang yang paling
kooperatif dalam membantu Pemprov DKI. Agung Podomoro berperan dalam banyak
proyek infrastuktur di era Jokowi, seperti revitalisasi Waduk Pluit, pembangunan
delapan tower rumah susun, pembangunan taman dan jalan inspeksi.
Ahok menyebut bahwa Agung Podomoro sudah mengeluarkan dana
sebesar Rp 2 Triliun untuk Pemprov DKI Jakarta guna mendapatkan izin reklamasi
Teluk Jakarta. Dana itu berasal dari kewajiban tambahan proyek reklamasi Teluk
Jakarta.
Pernyataan Ahok ini bisa dikategorikan sebagai bentuk
pengkhianatan kepada Jokowi, orang yang memberinya hibah kursi Gubernur.
Menurut Sukron, terlihat jelas bahwa Ahok tak mau terseret
sendirian. Hal lain yang kini sedang dilakukan Ahok, selain mengkhianati dan
menikam Jokowi, adalah juga sedang semakin merendahkan PDI Perjuangan. Bagaimanapun,
Jokowi adalah kader PDI Perjuangan.
"Setelah mau melemahkan partai politik dengan langkah
indivudalistik Ahok atas nama independensi, yang jelas-jelas itu bertentangan
dengan ajaran gotong royong dan Pancasila, kini Ahok semakin mau menyudutkan
PDI Perjuangan. Itu yang saya baca," imbuh Sukron.
Pengkhianatan yang sebentar lagi akan segera kita buktikan
bersama adalah pengkhianatan Ahok kepada Teman Ahok. Meskipun berdalih mati-matian
tak ingin meninggalkan Teman Ahok, nyatanya Ahok membiarkan dana hasil korupsi
masuk ke Teman Ahok. Betapa licik dan licinnya. Setelah bersusah payah
mendukung Ahok, kini mereka ditinggalkan setelah KPK mengendus adanya aliran
dana korupsi dan setelah Ahok mulai dilirik oleh parpol.
Pengkhianatan-pengkhianatan Ahok ini semakin menunjukkan
wajah aslinya. selain pemarah, Basuki alias Ahok juga adalah sosok yang siap
mengkhianat dan mempersiapkan serangan kepada siapapun yang akan mengganjal
langkahnya.
Masihkah kita harus percaya pada pengkhianat yang berama
Ahok ini? (pp) [tebarsuara.com]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan