Assamualaykum syekh. Pernah sy tuangkan artikel setan tdk
dibelenggu di bln ramadhan, kemudian sy dikritik, dg dikirimin 2 artikel
tentang setan dibelenggu dlm 2 situs salafy, lalu sy lihat hadisnya, sama dg
hadis yg lg khilaf. Tp satu pertanyaan yg bikin sy ga bs jwb pd prinsipnya,yaitu
: apakah org yg mengkritiknya sekaliber bukhari-muslim??? Dilihat dr pertanyaan
itu ya ga ada, 2 imam itu tlah wafat klo mau cek ulang. Dan anggapan sbgian
ahli ilmi, kitab sahih bukhari adalah yg paling sahih setelah alqur'an. Gmn
nanggapi hal spt itu syekh
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Jawablah
Kebenaran itu hrs lebih dihargai dari pada figur. Dan figuritas ini
yg merusak bangsa lalu dan akan
merusak bangsa sekarang . Yaitu taklid buta dan seolah apa yg di hadis Bukhari dan Muslim mesti benar. Haram
salah.
Ust. Abdullah bin
Duraid menyatakan:
وكلمة صحيح التى يذكرونها على أى حديث فى أحد الصحيحين
كلمة خطيرة - و ليسوا وحدهم الذين يذكرونها هكذا فهو مصطلح قديم - فكيف يكون
حديثاً صحيحاً وقد عارض الأصح منه دون القدرة على الجمع جمعاً يقبله عقل اللبيب ؟!
http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=7294
Kalimat sahih yg
mereka sebutkan untuk hadis yg berada di
sahih BUkhari atau Muslim sangat
membahayakan.
Dan bukan mreka sj yg menyebutkan spt itu. Ia budaya atau istilah masa lalu
Bgm dikatakan sahih ,
kalau memang ada yg lebh sahih lagi dan mereka tdk mampu mengumpulka riwayat yg
layak yg diterima oleh akal orang yg cerdas.
Mestinya artikel itu di bantah dg ilmiyah bukan spt
perkataan orang kafir sbb:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ
اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَاءَنَا
أَوَلَوْ كَانَ ءَابَاؤُهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلاَ يَهْتَدُونَ
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa
yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah
untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan
apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka
itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan