Jumat, September 30, 2011

Banser bergabung dengan Katholik demo anti Radio Islam



Friday, 30 September 2011
PONOROGO – Sekitar 300 pengunjuk rasa turun ke jalan memprotes siaran sebuah radio komunitas di Ponorogo, kemarin. Materi siaran dinilai merendahkan warga Nahdliyin dan mendorong radikalisme, sehingga dikhawatirkan bisa berakibat perpecahan.
Unjuk rasa ini dilakukan setidaknya 10 elemen masyarakat di Ponorogo yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Anti Radikalisme (AMAR). Di antaranya Banser NU, IPNU, IPPNU, PMII, PMKRI, PITI, Paguyuban Kesenian dan BEM sejumlah perguruan tinggi. Protes dilakukan dengan melakukan aksi jalan kaki (long march) dari halaman Islamic Center Abdulloh Ghonim Assama’il di Jalan Sukarno- Hatta.
Lalu menyusuri Jalan Sriwijaya,memutari alun-alun dan kembali lagi ke depan halaman Islamic Center. Long march bukan hanya diikuti demonstran dengan atribut lembaga masing-masing, tapi juga oleh para pemain barongsai dan kesenian gajahgajahan yang terus menari selama long march.
Tak ayal, unjuk rasa yang mirip karnaval ini menarik setiap warga di kawasan yang dilintasi.Aksi ini dijaga ketat aparat Polres Ponorogo. Mereka juga menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan sikap tegas Banser terhadap orang atau kelompok yang mencoba merendahkan atau menghina warga Nahdliyin. Dimulai dari salawat dan tahlil di tengah jalan yang diacak- acak sekelompok orang bertaring.
Cerita diakhiri dengan pengamanan secara tegas anggota Banser. Koordinator aksi,Akhmad Subekhi menyatakan,melalui aksi ini mereka mengecam materi siaran Radio Midzaul Khoir FM yang dinilai merendahkan para simpatisan NU. ”Pada 6 September lalu, mereka menyiarkan acara bedah buku karya Hasyim Asyari. Di siaran itu, ada nara-sumber pembedah buku yang menyatakan ajaran NU itu bid’ah. Bahkan sampai pada sebutan ajaran NU kafir,” ungkap Komandan Banser NU Ponorogo ini.
Banser NU juga sudah melayangkan surat keberatan kepada pengurus NU hingga tingkat pusat, MUI Ponorogo, Bupati, dan Kapolres. Intinya mereka meminta agar siaran radio tersebut dihentikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. ”Kami sudah peringatkan juga pihak radio, tapi sampai saat ini belum ada reaksi,”tukasnya.
Pimpinan Harian Radio Midzaul Khoir, Mukhlis, menyatakan aksi protes tersebut kemungkinan reaksi atas siaran mereka. “Mungkin ada perbedaan penangkapan, atau mungkin ada cara penyampaian yang kurang pas bagi kawan-kawan. Kami siap berdialog kok,” ungkap Mukhlis. dili eyato

TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jatim, Fajar Arifianto Isnugroho menyikapi serius kasus didemonya Radio ‘Idzatul Al Khoir’ yang ada di kantor Majelis Tafsir Al Quran (MTA) Ponorogo oleh massa Nahdlatul Ulama (NU). Oleh pendemo radio itu dinilai menyiarkan program siaran yang menyakiti hati masyarakat.
“Apalagi ini kasus pertama, ada sebuah radio digeruduk oleh massa ormas,” tegasnya kepada Surya (Grup Tribunnews.com), Kamis (29/9/2011) sore.
Untuk memastikan isi dan materi siaran radio MTA, pihaknya, kata Fajar, akan meminta tim monitoring yang ada di Madiun untuk turun ke Ponorogo.
Jika hasilnya nanti didapati, bahwa memang benar ada radio sebagai sebuah lembaga penyiaran menyebarkan siaran yang meresahkan masyarakat, KPID akan mengambil tindakan dan sanksi tegas. Bentuknya, bisa sanksi administratif, teguran, penghentian sementara, pengurangan jam siar, hingga pemberian rekomendasi agar izinnya dicabut atau tidak memperpanjang izinnya.

Massa NU Desak Radio Penyebar Radikalisme Ditutup

TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Sekitar seribu warga NU atau Nadhliyin di Kabupaten Ponorogo yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Antiradikalisme (AMAR), Kamis (29/9/2011) kemarin melakukan demonstrasi di pusat kota.
Massa menentang ajaran radikalisme Islam yang mereka sebut-sebut mulai muncul di wilayah tersebut. Koordinator aksi, Ahmad Subekhi yang juga komandan Banser Ponorogo mengatakan, pada 6 September lalu, radio Idzatul Al Khoir menyiarkan sebuah acara yang dianggap telah menyudutkan kaum Nahdliyin.
Disebutkan dalam acara itu, bahwa amaliyah Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan peninggalan agama tertentu di masa lampau.
Ada lima orang saksi yang mendengar siaran tersebut. “Dalam siaran radio itu, mereka mengafirkan sesama muslimin. Ini sangat menyakitkan. Jangan sekali-kali menyebut dirinya adalah yang paling benar,” katanya.
Karena itu, ia mendesak pihak-pihak terkait, segera menutup segala aktivitas radio tersebut. “Jika usai aksi ini, radio tidak segera ditutup, kami akan demo menurunkan massa yang lebih banyak,” ujarnya bernada mengancam.
Protes massal yang dilakukan sejumlah ormas NU, mulai dari Gerakan Pemuda Ansor, Banser, PMII, IPNU, serta IPPNU kemarin merupakan respons terbuka yang mereka lakukan secara masif atas aktivitas Radio ‘Idzatul Al Khoir’ yang ada di kantor Majelis Tafsir Al Quran (MTA). Mereka menilai radio itu menyebarkan ajaran berbau pertentangan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan).
Suasana aksi sempat sedikit memanas saat massa yang berjumlah ribuan itu berhenti di depan kantor radio di Jalan Soekarno-Hatta, Ponorogo. Beruntung polisi segera membentuk pagar betis dan melarang pengelola maupun karyawan radio untuk keluar kantor, sehingga aksi kekerasan bisa dihindarkan.
Sementara itu, pengurus harian Radio Izzatul Al Khoir, Muhklis, membantah keras pihaknya menyebarkan ajaran sesat dalam siaran radio mereka. “Kami hanya berpedoman pada ajaran Islam yang sesungguhnya,” bantahnya.
Kemarin, ia sempat mencoba keluar dari dalam kantor radio untuk menemui massa yang berunjuk rasa. Namun, niat dia dilarang oleh aparat kepolisian dengan alasan menghindari terjadinya kesalahpahaman yang bisa berujung pada tindak kekerasan.
Muklis yang juga pengelola Islamic Center Abdulloh Ghohim Assam’il mengatakan, ia sejatinya siap berdialog secara damai jika banyak orang resisten dengan isi radio tersebut. Namun, ia meminta agar difasilitasi pihak berwenang.
Muklis berharap, perbedaan pemahaman mengenai ajaran Islam maupun materi siaran radio yang dipersoalkan warga tidak terus berlarut-larut, apalagi menyebabkan terjadinya konflik sosial. Kalaupun keberadaan radio komunitas berlatar belakang Islam tersebut dipersoalkan, ia mengisyaratkan akan berkompromi demi meminimalisasi potensi maupun risiko terjadinya kesalahpahaman dengan warga Nahdliyin.
Ketua PWNU Jatim, Mutawakkil Alallah meminta agar persoalan bid’ah menjadi perhatian semua pihak. Apalagi, masalah ini kerap mengundang perselisihan. “Adalah tugas pemerintah, kementrian agama, MUI, dan organisasi keislaman kita memberi pencerahan kepada masyarakat,” kata Mutawakkil.
Permasalahan yang timbul akibat bid’ah semata-mata karena kurangnya komunikasi antara masyarakat yang memahaminya dengan tokoh. “Kalau perkara bid’ah itu dikomunikasikan dengan baik dengan semua pihak, masalah tidak akan timbul,” tandasnya.
Kendati demikian, masyarakat sendiri harus mau memahami dan bisa menghargai perbedaan. Sebab, bid’ah memang diakui selalu menimbulkan pro dan kontra. “Aparat keamanan dan penegak hukum harus bisa mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Mutawakkil.

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia disingkat (PMKRI) merupakan Organisasi Kepemudaan (OKP) Katolik yang berfungsi sebagai organisasi pembinaan dan organisasi perjuangan mahasiswa katolik (juga bukan katolik) yang berazaskan Pancasila, dijiwai kekatolikan, dan disemangati kemahasiswaan.
PITI ( Persatuan Islam tionghoa Indonesia ) .
Bila apa yang diberitakan oleh : www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/431904/ itu benar , maka Banser saat itu bergabung dengan katholik bukan dengan ormas muslim  untuk melakukan demo anti  radio Islam  bukan radio kafir , kristen dll . Bukan  TV yang selalu menyebarkan berbagai  kemungkaran . Mereka malah senang sesuatu di TV yang dibenci oleh Allah dan di senangi setan - setan  manusia . Dengan  Katholik , teman kekasih , dengan radio muslim muslim musuh . Ini aneh sekali . Marilah kita renungi ayat ini :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لاَ يَأْلُونَكُمْ خَبَالاً وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ا‏ ْلآ‏يَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.
Dalam artikel itu di katakan :
Oleh pendemo radio itu dinilai menyiarkan program siaran yang menyakiti hati masyarakat.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Unik sekali , suatu nasehat baik , bukan  wawancara  Tukul Arwana  di anggap menyakiti, tidak di jadikan obat hati .Kalau wawancara Tukul , malah  di lihat , tidak di demo . Mestinya anda benci terhadap kemungkaran yang terdapat dalam acara itu .  
Dan Lihat dulu jangan terus bertindak , apakah ada dalilnya dari ayat atau hadis . Bila berdalil , lalu kamu sakit hati , ber arti imanmu yang perlu di perbaiki , jangan  tambah  di rusak . Saya ingat ayat ini :
وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ ءَايَاتُنَا بَيِّنَاتٍ تَعْرِفُ فِي وُجُوهِ الَّذِينَ كَفَرُوا الْمُنْكَرَ يَكَادُونَ يَسْطُونَ بِالَّذِينَ يَتْلُونَ عَلَيْهِمْ ءَايَاتِنَا قُلْ أَفَأُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكُمُ النَّارُ وَعَدَهَا اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?". Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.[1]
  Orang kafir bila mendengar  musik  senang hatinya –tidak benci. Tapi bila mendengar ajaran agama yang murni sakit hati , pikirannya kacau dan hampir saja menampar orang yang memberikan nasehat baik . Semoga anda  tidak termasuk ini .
Dalam artikel itu di katakan :
Jika hasilnya nanti didapati, bahwa memang benar ada radio sebagai sebuah lembaga penyiaran menyebarkan siaran yang meresahkan masyarakat, KPID akan mengambil tindakan dan sanksi tegas. Bentuknya, bisa sanksi administratif, teguran, penghentian sementara, pengurangan jam siar, hingga pemberian rekomendasi agar izinnya dicabut atau tidak memperpanjang izinnya.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Pada era  Gus dur jadi presiden , departemen penerangan di bubarkan , lalu informasi media massa  di beri kebebasan yang luas sekali . Aneh sekali bila Banser bertentangan dengan nasehat Gus dur itu .
Radio dakwah di demo , radio hiburan di gemari . Ini  kesesatan di dunia dan akan berbahaya di akhirat .
Dlm artikel itu di terangkan :
Massa menentang ajaran radikalisme Islam   yang mereka sebut-sebut mulai muncul di wilayah tersebut.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Massa menentang ajaran radikalisme Islam  bukan radikalisme kristen dan katholik . Kalau kamu mendengar radio katholik atau kristen tambah keji dalam menyerang Islam , lalu kamu biarkan , kamu senang , malah  orang Katholik kamu ajak bergabung untuk menentang Radio Islam . Ini unik sekali .
Dalam artikel itu di katakan :
Ada lima orang saksi yang mendengar siaran tersebut. “Dalam siaran radio itu, mereka mengafirkan sesama muslimin. Ini sangat menyakitkan. Jangan sekali-kali menyebut dirinya adalah yang paling benar,” katanya.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bila mereka mengkafirkan dengan dalil, maka  terimalah dengan baik , jangan di tolak , sama dengan buang ayat lalu mengambil ajaran setan dan Thaghut. Ingatlah ayat :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.[2]   Allah menyatakan takmir tersebut mujrim – pelaku maksiat paling zalim. Rasulullah SAW  bersabda :
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ *
Tidak akan masuk ke surga orang yang dlm hatinya terdapat  seberat dzarrah  sifat sombong . seorang lelaki berkata  :”  Sesungguhnya seorang lelaki  senang mengenakan paakaian  dan sandal yang baik . Rasulullah SAW   bersabda  : “ Sesungguhnya Allah indah dan senang keindahan . Sombong adalah  menolak kebenaran  dan meremehkan orang . [3]  Rasul menyatakan takmir tersebut congkak dan tidak akan masuk surga .
Saya  disini hanya menjalankan tugas saling memberi wasiat kebenaran dan kesabaran :
إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ


Lihat nasehat KH Mutawakkil – Ketua PWNU Jatim sbb :
Kendati demikian, masyarakat sendiri harus mau memahami dan bisa menghargai perbedaan. Sebab, bid’ah memang diakui selalu menimbulkan pro dan kontra. “Aparat keamanan dan penegak hukum harus bisa mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Mutawakkil.


[1] Al Haj 72
[2] As sajdah 22
[3] Muslim  91
Artikel Terkait

12 komentar:

  1. Astaghfirullahaladziim, semoga Allah mengampuni dosa-dosaku dan memberi kekuatan kepadaku untuk bisa beragama sebagaimana yang diajarkan Muhammad Rasulullah, meskipun banyak yang tidak rela......

    BalasHapus
  2. Betul dan benar sekali , apa yang anda katakan

    BalasHapus
  3. Terlepas dari BANSER, NU dan Majelis Tafsir Al Quran (MTA),
    == Walaupun Majelis Tafsir Al Quran (MTA) itu juga menyimpang , karena ingkarussunnah (perhatikan dan download lah artikel2 dweb mereka dan pelajari secara seksama -khusus yg menguasai bhs arab dan ilmu ushul, kalau tidak, malah terpengaruh MTA- pasti kau temui penyimpangannya yang fatal, ingkarussunnah), yah walaupun kadang mereka membawakan hadist untuk mengelabui ummat terhadap kedok mereka,
    TETAP KITA KATAKAN bahwa sikap banser dan teman2 NU kurang terpuji, apalagi bergabung/menyertakan dengan kaum KUFFAR

    = kedua pihak, "oknum" NU yang sesat dan MTA yang menyimpang, sadarlah, ikutilah alquran dan assunnah sebagaimana yang dipahami para sahabat nabi

    BalasHapus
  4. aku berusaha melihat kafir ku sendiri ,gak melihat kafir nya orang lain...karena kebenaran hanya milikNYA..

    BalasHapus
  5. Kebenaran milikNya , maksudnya yang cocok dengan ayat al quran. Bila tidak cocok mesti salah. Karena itu , kita saling mengingatkan sesuai dengan perintah di surat al Asher . Tidak mau mengingatkan temannya yang keliru hanya di ridai setan dan di benci oleh Allah , tentanglah setan dan taatlah pada Allah .

    BalasHapus
  6. bnyak kelompok2 islam mengklaim beramal sesuai quran hadist salah penempatan. bahkan diundang orang khitankan anaknya aja tak mau datang. dangkal2

    BalasHapus
  7. lalu yang mau menghadiri tingkepan , manakiban yang syirik , sedekah bumi budaya leluhur Hindu di anggap cerdas - cerdas ?

    BalasHapus
  8. manusia kalo cuma mikirin isi perutnya lama kelamaan jadi ngikutin nafsu setan, asalkan ada acara makan-makan, selamatan arwah, sesajenan, yg notabene adalah ajaran animisme, hindu dan kaum pagan. Sunnah ditinggalkan, Bid'ah jadi panutan

    BalasHapus
  9. haklkatnya begitu , jazakallohu khaira

    BalasHapus
  10. Untuk Islam radio, bagus komentarmu dan saya belum tahu artikel MTA atau situsnya

    BalasHapus
  11. Astagfirllah Islam Radio tabayun dulu pada MTA, bahwa MTA tidak pernah ingkaru sunah atau menyimpang. Hadist juga ditekannkan untuk diamalkan dan utamanya Al Quran yang tidak diragukan lagi kebenarannya ( la raibafih ). MTA lebih takut mengamalkan Hadist yang dloif apalagi palsu .

    BalasHapus
  12. Sayang sekali sungguh banyak orang yg ingin disebut ahlus sunnah, namun ketika dihadapkan dengan sunnah itu sendiri mereka tidak mau menerima.
    Apa2 yg di dapati dari Alloh (Al Qur'an) dan Rosul (Al Hadist) maka terimalah.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan