Putin: Rusia Sekuat Tenaga akan Hadang Serangan ke Iran
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin, mengingatkan konsekuensi tragis dari serangan militer ke Republik Islam Iran. Karena itu, ia melanjutkan, Moskow akan berusaha sekuat tenaga mencegah meletusnya perang dengan Iran.
"Kami akan melakukan seluruh upaya guna mencegah konflik militer baik di Iran atau sekitarnya," kata Putin Jumat (2/3) kepada para pemimpin redaksi sejumlah koran internasional di kediamannya di Novo-Ogaryovo, dekat Moskow. Demikian dilaporkan Ria Novosti.
Putin mengatakan bahwa perang di negara-negara yang bertangga dengan Rusia akan berdampak negatif dan konsekuensi langsung terhadap Rusia. "Saya rasa tidak ada pihak yang tertarik dengan kondisi yang akan lepas kontrol," tambahnya.
Para pejabat Israel dalam beberapa waktu terakhir, mengumbar retorika perang terhadap Iran dan mengancam Teheran dengan serangan militer jika sanksi yang diberlakukan Barat gagal mencegah berlanjutnya program nuklir sipil Iran.
Putin kembali menegaskan hak legal Iran dalam mendayagunakan teknologi nuklir di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Pada 2011, Rusia mengusulkan prakarsa 'step-by-step' yang akan menjawab seluruh pertanyaan dari IAEA terkait program nuklir Teheran.
Berdasarkan prakarsa itu, Iran dapat kembali berunding dengan IAEA dalam rangka menyelesaikan sejumlah kekhawatiran terkait program nuklir Tehran dan sebagai imbalannya, sejumlah sanksi terhadap Republik Islam akan dicabut.
Amerika Serikat, Israel, dan sekutu mereka di Eropa, menuding Iran berusaha mencapai tujuan militer dalam program nuklirnya. Mereka menggunakan tuduhan tersebut untuk menjatuhkan empat putaran sanksi di Dewan Keamanan PBB serta berbagai sanksi unilateral dan ancaman akan menggelar serangan militer ke Iran.
Namun para pejabat Iran menepis tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) Tehran berhak mendayagunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai. IAEA juga dalam berbagai laporannya menyatakan tidak adanya penyimpangan dalam program nuklir Iran.
Selain itu, para pejabat tinggi Republik Islam juga memperingatkan bahwa segala bentuk serangan ke Iran akan dibalas dengan cepat dan destruktif. Diperingatkan pula bahwa serangan ke Iran dapat menyulut api perang yang meluas hingga ke luar kawasan Teluk Persia.
"Kami akan melakukan seluruh upaya guna mencegah konflik militer baik di Iran atau sekitarnya," kata Putin Jumat (2/3) kepada para pemimpin redaksi sejumlah koran internasional di kediamannya di Novo-Ogaryovo, dekat Moskow. Demikian dilaporkan Ria Novosti.
Putin mengatakan bahwa perang di negara-negara yang bertangga dengan Rusia akan berdampak negatif dan konsekuensi langsung terhadap Rusia. "Saya rasa tidak ada pihak yang tertarik dengan kondisi yang akan lepas kontrol," tambahnya.
Para pejabat Israel dalam beberapa waktu terakhir, mengumbar retorika perang terhadap Iran dan mengancam Teheran dengan serangan militer jika sanksi yang diberlakukan Barat gagal mencegah berlanjutnya program nuklir sipil Iran.
Putin kembali menegaskan hak legal Iran dalam mendayagunakan teknologi nuklir di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Pada 2011, Rusia mengusulkan prakarsa 'step-by-step' yang akan menjawab seluruh pertanyaan dari IAEA terkait program nuklir Teheran.
Berdasarkan prakarsa itu, Iran dapat kembali berunding dengan IAEA dalam rangka menyelesaikan sejumlah kekhawatiran terkait program nuklir Tehran dan sebagai imbalannya, sejumlah sanksi terhadap Republik Islam akan dicabut.
Amerika Serikat, Israel, dan sekutu mereka di Eropa, menuding Iran berusaha mencapai tujuan militer dalam program nuklirnya. Mereka menggunakan tuduhan tersebut untuk menjatuhkan empat putaran sanksi di Dewan Keamanan PBB serta berbagai sanksi unilateral dan ancaman akan menggelar serangan militer ke Iran.
Namun para pejabat Iran menepis tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) Tehran berhak mendayagunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai. IAEA juga dalam berbagai laporannya menyatakan tidak adanya penyimpangan dalam program nuklir Iran.
Selain itu, para pejabat tinggi Republik Islam juga memperingatkan bahwa segala bentuk serangan ke Iran akan dibalas dengan cepat dan destruktif. Diperingatkan pula bahwa serangan ke Iran dapat menyulut api perang yang meluas hingga ke luar kawasan Teluk Persia.
Redaktur: Djibril Muhammad
Sumber: IRIB
Komentarku ( Mahrus ali ):
Itulah apa yang terjadi bukan hayalan, atau khurafat. Republik Islam Iran dilindungi oleh negara Komunis- Rusia, di jaga dan dipelihara, bukan di lindungi atau di bela oleh negara Islam yang lain. Mestinya Rusia benci dengan negara Iran itu, karena Rusia komunis dan Iran negara muslim, sekalipun muslim Syi`ah yang banyak bermasalah bukan muslim ahlus sunnah. Selama hidupnya dalam peperangan, Rasul dan para sahabatnya tidak pernah di lindungi atau di bantu oleh kaum kafirin. Sebab mereka bermusuhan dengan Rasul dan para sahabatnya. Ingat ayat ini:
وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً فَلاَ تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ أَوْلِيَاءَ حَتَّى يُهَاجِرُوا فِي سَبِيلِ اللهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَخُذُوهُمْ وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ وَلِيًّا وَلاَ نَصِيرًا
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu atau pemimpinmu ), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,[1]
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيْلِ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. [2]
Negara Iran itu unik sekali, berhubungan baik dengan negara – negara komunis,tapi bermusuhan dengan negara – negara muslim seperti Saudi, Kuwait dan negara teluk lainnya. Kalau negara tsb sungguh bukan dusta dalam berpegangan dengan al quran bukan koran atau Injil maka akan berbuat baik dengan negara sesama muslim bukan bersitegang dengan negara – negara tsb. Kembalilah kepada ayat:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.[3]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan