Tarim, NU Online
Buku “Pesantren Studies” karya kader NU asal Makassar Ahmad Baso dibedah dalam acara Panggung Sumpah Pemuda di Auditorium Ahgaff Center, Tarim, Kamis (1/11) kemarin. Acara yang dipelopori PPI Yaman ini dihadiri sekitar 120 mahasiswa Yaman, khususnya daerah Hadramaut.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program kerja sama antara Departemen Pendidikan dan Dakwah dengan Departemen Seni dan Budaya.
Bedah buku dihadiri para pelajar dari berbagai lembaga yang ada di Tarim, seperti Universitas Al-Ahgaff, Darul Al-Musthofa, Darul Al-Ghuroba, Ribath Tarim dan Ribath Hauthoh.
Dalam sambutannya, Pandi Yusron, ketua DPW PPI Yaman Cabang Hadramaut berharap acara ini bisa membangkitkan dan memperkuat spirit nasionalisme yang sudah tertanam sejak 80 tahun silam.
Bedah yang buku dipandu oleh Muhammad Robi ini menghadirkan Zainal Fanani, Koordinator Dept. Pendidikan dan Dakwah dan H Sofiyulloh, mantan aktivis PMII Kediri.
Dalam pemaparannya, Zainal mengungkap bahwa Indonesia sedang dilanda krisis di segala aspek kehidupan; mulai dari sosial, pendidikan, dan ekonomi.
“Walaupun SBY mengungumumkan pada waktu itu bahwa perekonomian kita stabil, namun, semua itu masih belum bisa dirasakan oleh sebagian besar rakyat jelata Indonesia.” ungkapnya.
Ditambahkan Zainal, Indonesia masih dalam tahap seleksi dalam mencari tipe pendidikan, sehingga terlihat carut-marut dalam progresnya.
Sementara materi H. Sofiyulloh, lebih menjurus pada sosok penulis Ahmad Baso, mantan aktivis Komnas HAM dan Wakil Ketua PP Lakpesdam NU, latar belakang dan motif ia menulis Pesantren Studies hingga sembilan seri, juga pengalaman narasumber ketika bersama Penulis.
Bersama penulis dan keder-kader NU ia pernah dikumpulkan oleh Gus Dur di Blok M, Jakarta. Gus Dur bertanya pada para kader, “Apa yang kalian bawa dari pesantren untuk bangsa ini?” ungkapnya.
Buku “Pesantren Studies” secara lugas membahas sepak terjang pesantren sebagai lembaga pendidikan klasik dalam membendung arus kolonialisasi dan globalisasi.
Pesantren merupakan sebuah lembaga yang puluhan tahun mengakar sebagai pondasi rakyat jelata Indonesia, yang telah banyak mencetak manusia yang menggambarkan karakter bangsa yang mandiri. Demikian topik utama kegiatan ini.
Diskusi dan bedah buku ini merupakan akhir dari serangkaian acara PPI Yaman dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda; mulai dari lomba karya tulis opini hingga pertandingan sepak bola antar lembaga.
Sebelum Panggung Sumpah Pemuda ditutup, PPI Yaman membagikan beberapa kado hadiah bagi para pemenang lomba yang dihelat. Sepak Bola PPIY Cup yang dimenangkan oleh Universitas Al-Ahgaff dan juga pemenang lomba karya tulis ilmiah, Zainal Fanani dan setelah itu diakhiri dengan doa yang dilantunkan oleh H Sofiyulloh.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Deni-Amal
Buku “Pesantren Studies” karya kader NU asal Makassar Ahmad Baso dibedah dalam acara Panggung Sumpah Pemuda di Auditorium Ahgaff Center, Tarim, Kamis (1/11) kemarin. Acara yang dipelopori PPI Yaman ini dihadiri sekitar 120 mahasiswa Yaman, khususnya daerah Hadramaut.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program kerja sama antara Departemen Pendidikan dan Dakwah dengan Departemen Seni dan Budaya.
Bedah buku dihadiri para pelajar dari berbagai lembaga yang ada di Tarim, seperti Universitas Al-Ahgaff, Darul Al-Musthofa, Darul Al-Ghuroba, Ribath Tarim dan Ribath Hauthoh.
Dalam sambutannya, Pandi Yusron, ketua DPW PPI Yaman Cabang Hadramaut berharap acara ini bisa membangkitkan dan memperkuat spirit nasionalisme yang sudah tertanam sejak 80 tahun silam.
Bedah yang buku dipandu oleh Muhammad Robi ini menghadirkan Zainal Fanani, Koordinator Dept. Pendidikan dan Dakwah dan H Sofiyulloh, mantan aktivis PMII Kediri.
Dalam pemaparannya, Zainal mengungkap bahwa Indonesia sedang dilanda krisis di segala aspek kehidupan; mulai dari sosial, pendidikan, dan ekonomi.
“Walaupun SBY mengungumumkan pada waktu itu bahwa perekonomian kita stabil, namun, semua itu masih belum bisa dirasakan oleh sebagian besar rakyat jelata Indonesia.” ungkapnya.
Ditambahkan Zainal, Indonesia masih dalam tahap seleksi dalam mencari tipe pendidikan, sehingga terlihat carut-marut dalam progresnya.
Sementara materi H. Sofiyulloh, lebih menjurus pada sosok penulis Ahmad Baso, mantan aktivis Komnas HAM dan Wakil Ketua PP Lakpesdam NU, latar belakang dan motif ia menulis Pesantren Studies hingga sembilan seri, juga pengalaman narasumber ketika bersama Penulis.
Bersama penulis dan keder-kader NU ia pernah dikumpulkan oleh Gus Dur di Blok M, Jakarta. Gus Dur bertanya pada para kader, “Apa yang kalian bawa dari pesantren untuk bangsa ini?” ungkapnya.
Buku “Pesantren Studies” secara lugas membahas sepak terjang pesantren sebagai lembaga pendidikan klasik dalam membendung arus kolonialisasi dan globalisasi.
Pesantren merupakan sebuah lembaga yang puluhan tahun mengakar sebagai pondasi rakyat jelata Indonesia, yang telah banyak mencetak manusia yang menggambarkan karakter bangsa yang mandiri. Demikian topik utama kegiatan ini.
Diskusi dan bedah buku ini merupakan akhir dari serangkaian acara PPI Yaman dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda; mulai dari lomba karya tulis opini hingga pertandingan sepak bola antar lembaga.
Sebelum Panggung Sumpah Pemuda ditutup, PPI Yaman membagikan beberapa kado hadiah bagi para pemenang lomba yang dihelat. Sepak Bola PPIY Cup yang dimenangkan oleh Universitas Al-Ahgaff dan juga pemenang lomba karya tulis ilmiah, Zainal Fanani dan setelah itu diakhiri dengan doa yang dilantunkan oleh H Sofiyulloh.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Deni-Amal
Komentarku ( Mahrus ali):
Dikatakan dalam artikel tsb sbb:
Dalam sambutannya, Pandi Yusron,
ketua DPW PPI Yaman Cabang Hadramaut berharap acara ini bisa membangkitkan dan
memperkuat spirit nasionalisme yang sudah tertanam sejak 80 tahun silam.
Komentarku ( Mahrus ali):
Nasionalisme
itu bukan ajaran Islam, tapi ajaran kufur, mengapa kaum muslimin
membangkitkan nasionalisme bukan Islamisme di kalangan mereka tidak di kalangan
Nasrani atau non muslim. Sebab, negara kita ini adalah negara kufur yang
dibenci oleh Allah dan disenangi oleh setan – setan manusia bukan negara Islam yang di cintai oleh Allah
dan di cintai oleh kalangan kaum muslimin yang komitmen kepada ajaran Allah.
Bila kita mati untuk membela negara kufur ini maka kita akan mati di jalan
setan bukan di jalan Allah. Ingat ayat ini:
الَّذِينَ ءَامَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ
اللهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا
أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
Orang-orang yang beriman berperang
di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab
itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan
itu adalah lemah.. Nisa` 76
Klik lagi disini:
Artikel Terkait
NU
- Mengapa PCNU Garut tolak pengajian dan Kokam, FPI dan Persis mendukung.
- Realita prilaku Banser
- Usai Temui Ketum MUI, Nusron Dipecat dari Kepengurusan PBNU?
- Gus Sholah: Keputusan Muktamar NU di Lirboyo Orang Islam Tidak Boleh Memilih Pemimpin Non-Islam
- Menolak pemikirian KH Said Aqil Siraj
- Sunan Ampel Restui Berdirinya NU
- MENGAPA KYAI 'ASWAJA' NU BEGITU TAKUT DENGAN WAHABI?
- Paranoid Aswaja Indon Menghadapi Wahabi》
- Sa`id Aqil Siraj pembenci wahabi
- MUKTAMAR 2015 PEMBUKTIAN MAU DIBAWA KE MANA UMATNYA, SUDAH NU BISA JADI BERIKUTNYA MUHAMMADIYAH?
- Group Rodjaly di surabaya udah siap2 perang sob menghadapi tradisional NU jika mereka maksa mau nutup STAI Ali Bin Abi Tholib
- SIAPAKAH ASWAJA ITU DAN APAKAH YANG MENGAKU ASWAJA ITU ADALAH BENAR BENAR ASWAJA
- Dosa dosa besar NU.Banser dan PKB.
- NU Akan Dipimpin Pasangan Liberal Pembela Aliran Sesat ?
- PBNU: Kondom Hukumnya Wajib
- Perayaan Natal Diselenggarakan Oleh Partai Kyai-kyai NU?
- Didatangi Banser, Pimpinan dan Anggota MTA Kabur
- Tahdzir PBNU 1997 terhadap aliran Syi`ah
- SEHEBAT APA ULAMA ASWAJA ?
- AGAR TIDAK TERJADI PERANG FATWA, DPR TIDAK AKUI BADAN HALAL NU
- Kiai NU: Tak Pilih PKB, Tak Masuk Surga
- PBNU: Gerak PMII Harus Tetap Pancasila dan Aswaja
- Mobil-mobil Tokoh NU
- NU didukung dana unlimited dari Yahudi atau Saudi
- Masdar: Kibarkan Panji NU di Masjid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan