Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengimbau
kepada para
dai atau penceramah untuk mengedepankan sikap tasamuh atau toleran dalam
berdakwah dengan
tidak menghujat atau menghakimi kelompok lain.
“Dalam berdakwah utamakan kepentingan, keutuhan dan kebesaran tanah air,” kata
Kang Said
dalam semiloka Mengatasi Problem Kerukunan dalam Berdakwah di Jakarta, Rabu
(28/11).
Pada tahun 1914, jauh-jauh hari sebelum kemerdekaan Indonesia, Rais Akbar Nahdlatul
Ulama KH
Hasyim Asy’ari sudah mengenalkan istilah ukhuwah wathoniyah, persaudaraan
sebangsa. Ini juga
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW saat membangun masyarakat Madinah.
“Cinta tanah air itu dalam rangka mengamalkan ajaran Islam. Perjuangan Nabi di
Madinah itu
dilandasi semangat membangun tanah air. Nabi membangun masyarakat yang
mutamaddin, yang
lintas kelompok, suku dan agama,” tambahnya.
Kang Said menambahkan, dalam berdakwah untuk membangun tanah air, para dai
jangan hanya
berkisah tentang surga dan neraka, tentang pahala dan dosa. Menurutnya, dakwah
yang terbaik
adalah mengajak masyarakat untuk membangun masyarakat yang beradab.
“Soal surga dan neraka itu sudah selesai. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera,
atau
masyarakat yang sehat itulah ajaran Islam. Dan dalam rangka mewujudkan itu,
kita gunakan
ilmu pengetahuan. Semua pengetahuan itu dari Allah yang menjadi bekal kita
meweujudkan
masyarakat yang beradab, yang mutamaddin,” tambahnya.
Semiloka Mengatasi Problem Kerukunan dalam Berdakwah itu diselenggarakan oleh
Pengurus Pusat
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) bersama Puslitbang Kerukunan Umat
Beragama Kementerian
Agama.
Menurut ketua panitia yang juga wakil sekretaris PP LDNU, H Syaifullah Amin,
kegiatan ini
berlangsung sehari penuh, yang diikuti oleh 50 dai dainya di wilayah
Jabodetabek.
Penulis: A. Khoirul Anam
Komentarku ( Mahrus ali):
Dikatakan dalam artikel tsb sbb:
“Cinta tanah air
itu dalam rangka mengamalkan ajaran Islam. Perjuangan Nabi di Madinah itu
dilandasi semangat membangun tanah air. Nabi membangun masyarakat yang
mutamaddin, yang
lintas kelompok, suku dan agama,” tambahnya.
Komentarku ( Mahrus ali):
Kalimat ini bid`ah, bukan barang lama yang tercantum dalam hadis dan al Quran. Kita ini cinta tanah air yang memeraktekkan hukum al Quran dan benci tanah air yang menginjak hukum Al quran dan menjunjung hukum Thaghut.
Dalam Negara yang menjunjung hukum Thaghut dan menginjak hukum Allah,
jangan berharap keadilan, kamu pasti menghadapi kezaliman yang sangat bukan
agak adil.Jangan di harap bangsa yang
ber adab akan tercapai, mesti gagal dan akan anda jumpai manusia yang ber ahlak
rendah mulai dari pejabat tinggi sampai rakyat jelanta yang di buat menggoreng.
وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ عَتَتْ عَنْ أَمْرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهِ فَحَاسَبْنَاهَا حِسَابًا شَدِيدًا وَعَذَّبْنَاهَا عَذَابًا نُكْرًا
Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan.[1]
أَهُمْ خَيْرٌ أَمْ قَوْمُ تُبَّعٍ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ أَهْلَكْنَاهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ
Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik ataukah kaum Tubba` dan orang orang yang sebelum mereka. Kami telah membinasakan mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdosa.
وَكَمْ قَصَمْنَا مِنْ قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَأَنْشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا ءَاخَرِينَ
Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang zalim yang telah Kami binasakan, dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain (sebagai penggantinya).
وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Kang Said menambahkan, dalam berdakwah untuk membangun tanah air, para dai
jangan hanya
berkisah tentang surga dan neraka, tentang pahala dan dosa. Menurutnya, dakwah
yang terbaik
adalah mengajak masyarakat untuk membangun masyarakat yang beradab.
Komentarku ( Mahrus ali):
Menurut saya dakwah yang terbaik
adalah mengajak manusia untuk mengamlkan ajaran Al quran.
Artikel Terkait
pantaslah, karena Gus Dur di doakan oleh umat bermacam agama lalu untuk masuk ke surga beliau pun diperebutkan oleh masing-masing Tuhan?
BalasHapushttp://news.detik.com/read/2012/08/31/123952/2004269/159/masdar-f-masudi-surga-tidak-milik-satu-agama