BULAN lalu, Ahmadinejad mengunjungi Mesir. Dalam kesempatan itu, Presiden Iran itu melakukan shalat.
Bagaimana Ahmadinejad shalat, tentu disaksikan oleh masyarakat Mesir,
Selama tasyahhud, ia menunjuk dengan dua jari. Ketika itu, orang-orang Mesir yang melihatnya berpikir dia melakukan tasyahhud sambil menunjukkan simbol kebebasan / kemenangan (dua jari).
Dalam ajaran Islam, tasyahhud hanya menunjukkan satu jari saja.
Apapun itu, menunjuk dengan dua jari dalam ajaran Syiah berarti membaca shahadatain, juga bisa berarti menunjukkan simbol kebebasan. Tapi, itu juga bisa menjadi ritual ‘mengutuk’ para Shahabat Rasulullah, Abu Bakar dan Umar RA ‘atau menganggap sesuatu sama dengan Allah.
Apapun tujuannya, ritual dengan cara ini sangat kontradiktif dan bertentangan dengan ajaran Islam yang hanif. [sa/islampos/poj]
Komentarku ( Mahrus
ali):
Itulah orang syi`ah bukan ahlus
sunnah. Dia membudayakan kebid`ahan sampai dalam salat bukan diluarnya saja. Dia
menegakkan bid`ah dalam salat bukan
meninggalkannya. Dia menjalankan sesuatu tanpa dalil, tapi akal – akalan- atau
ilmu gatuk. Jangan ditiru, tapi ingkarlah kepada perbuatan bid`ah itu. Ikutilah
hadis:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ
مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa mengada-ngada
sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kami, padahal tidak termasuk didalamnya maka hal itu tertolak." HADIST NO – 3242 HR Muslim
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )
Dengarkan pengajian - pengajianku
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.Artikel Terkait
Ahmadinejad begitulah cara shalatnya yang difahaminya, mungkin menurutnya benar kita tidak tahu apa isi hatinya, jika prediksi hatinya mendua mengikuti Nabi tetapi mengutuk para sahabat 3 orang maka tanggung jawab dirinya dihadapan Allah, menjadi aneh dan bingungkah kita, tidak perlu, seorang yang beriman akan menjadi dirinya bukan menjadi orang lain, dan menjadi pelajaran baginya, terkadang membenahi diri kita sendiri sangat sulit, sebab rujukannya yang dilihat orang lain, cobalah kita bisa melihat dan membaca Kitabullah sebagai rujukan orang-orang yang beriman, berfikir positif, berhati lapang, dan bernafsul muthmainnah dalam melihat cara orang lain beribadah, apakah Allah telah membebankan setiap manusia
BalasHapussesuai dengan kadar kemampuannya, tak layak seorang mukmin yang haniif memikirkan
cara orang lain beribadah, karena kekhusyu`an shalat kita menjadi terganggu, padahal akhirnya sama-sama menuju Allah, nahnu `amaaluna walakum `amaalukum. jika seorang beriman tidak seperti ayat tadi dalam berfikir, maka akan selamanya Islam kita terganggu menjadi was-was dan sakit hati pada akkhirnya emosional seseorang akan muncul mengutuk orang lain, inilah yang paling ditakuti Iman, Islam dan Ihsan seseorang yantg mengaku beriman akan lumpuh.