Oleh: Badrul Tamam
Wajah mulia dunia pendidikan Indonesia
kembali tercoreng. Beberapa orang siswa dan siswi SMP di Jakarta Pusat
terlibat pebuatan video porno. Dua orang sebagai peraganya, sementara
lainnya ada yang terlibat sebagai perekam dan penontonnya. Lebih parah
lagi, proses pembuatan video haram ini sudah tiga kali dilakukan.
Menurut keterangan Kasie Manajemen
SMP-SMA Disdik DKI Jakarta, Tadjuddin Nur, pembuatan video itu terjadi
pada saat guru dan siswa sedang melakukan salat Jumat sehingga ruangan
kosong. "Gerbangnya memang belum dikunci karena waktu itu masih
Jumatan," katanya.
Sebenarnya, kasus penyimpangan pelajar
dalam urusan syahwat ini bukan kali ini saja. Di daerah-daerah lain
sudah berulang kali diberitakan keterpibatan pelajar dalam kasus video
porno dan hubungan seks haram. Bisa jadi yang tak terekspos jauh lebih
besar.
Jika kita cermati, aksi pacaran pelajar
sudah sangat kelewatan, sampai-sampai “semacam lazim” ciuman dipinggir
jalan, berboncengan saling berdempetan, bahkan ada yang menganggap lazim
“hubungan badan” oleh bocah masih ingusan. Na’udzubillah min dzalik.
Zina: Perbuatan Haram yang Sangat Hina
Sesungguhnya zina dalam Islam adalah
perbuatan yang haram dan hina. Bahkan, seburuk-buruk orang Islam pun
pasti tahu haramnya zina. Namun, ternyata perbuatan zina dan
perantara-perantaranya -seperti majalah dan film parno, televisi dengan
tayangan yang vulgar, sinetron umbar aurat, film layar lebar yang
sering dengan bumbu mesum, dan pertunjukan pornoaksi- begitu bebasnya
di negeri kita yang mayoritas muslim. Inilah zaman yang kejahatan zina
tersebar di mana-mana dan terlihat sebagai sesuatu yang biasa.
Sering kita dengar seorang gadis yang
hamil di luar nikah. Kita akan melihat ayah dan ibunya sangat bingung
dan malu. Namun, ketika ada seseorang yang siap menikahinya maka
hilanglah kesedihan dan rasa malu. Bahkan tidak sedikit yang memeriahkan
pesta pernikahan anaknya yang sudah mulai terlihat besar perutnya. Hal
ini menunjukkan bahwa kebingungan dan rasa malu mereka bukan karena anak
gadisnya melakukan zina, tapi karena anaknya hamil dan belum ada yang
siap menjadi ayahnya. Na'udzu billah min dzalik.
Jika seperti ini perzinaan merajalela di
negeri kita & tidak segera ditangani serius, maka kemurkaan Allah
akan turun. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka Dia akan
menurunkan adzab-Nya ke bumi.
Abdullah bin Mas’ud, berkata, "Tidaklah muncul perzinaan di sebuah negeri, kecuali Allah mengumumkan kehancurannya."
Dalam hadist Aisyah radliyallahu 'anha, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada shalat gerhana matahari beliau bersabda:
مَا مِنْ
أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ
أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ
لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
"Wahai umat Muhammad, tidak ada yang
lebih tersinggung (ghirah) melebihi Allah ketika seorang hamba
laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat Muhammad seandainya kalian
mengetahui apa yang aku ketahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan
banyak menangis dan sedikit tertawa.”
Kemudian, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, apakah hal ini sudah aku sampaikan?.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada rahasia yang penting dibalik
penyebutan dosa besar zina pada saat shalat kusuf (shalat gerhana).
Yaitu maraknya perzinaan adalah tanda-tanda hancurnya dunia dan hari
kiamat, dan gerhana adalah satu satu bentuk tanda kiamat.
Saat Zina Dianggap Biasa
Tersebarnya zina dengan seperangkat
sarana-sarana pendukungnya merupakan isyarat bahwa hancurnya dunia ini
memang semakin dekat, tinggal menunggu waktu.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan
pada Qatadah, “Sungguh aku akan memberitahukan pada kalian suatu hadits
yang tidak pernah kalian dengar dari orang-orang sesudahku. Kemudian
Anas mengatakan,
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا
“Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, dan merebaknya perzinaan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Makna "merebaknya perzinahan" adalah
zina tersebar dan dianggap biasa sehingga orang-orang yang berzina tidak
lagi sembunyi-sembunyi karena banyaknya orang yang melakukan zina.
(Disarikan dari Fathul Baari)
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, Abu Malik al Asy'ari bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
"Sungguh ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan (menganggap halal) perzinahan, sutera, minuman keras, dan musik-musik." (HR. Bukhari)
Makna yastahilluuna
(menghalalkan), menurut Ibnul 'Arabi adalah mereka meyakininya sebagai
sesuatu yang halal, sehingga mereka terus-menerus melakukannya tanpa
beban, seolah-olah menikmati sesuatu yang halal. (Disarikan dari ucapan
Ibnul 'Arabi dari Fathul Baari: 16/61 dari Maktabah Syamilah)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam beliau bersabda: "Demi
Allah yang diriku di tangan-Nya, tidaklah akan binasa umat ini sehingga
orang-orang lelaki menerkam wanita di tengah jalan (dan menyetubuhinya)
dan di antara mereka yang terbaik pada waktu itu berkata, "alangkah
baiknya kalau saya sembunyikan wanita ini di balik dinding ini." (HR. Abu Ya'la. Al Haitsami berkata, "perawi-perawinya shahih." Lihat Majmu' Zawaid: 7/331)
Dan pada akhri zaman, setelah lenyapnya
kaum muslimin, tinggallah orang yang jelek yang seenaknya saja melakukan
persetubuhan seperti keledai. Diriwayatkan dari al-Nawwas radliyallahu 'anhu:
وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ
“Dan ingatlah manusia-manusia yang
buruk yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti keledai. Maka
pada zaman mereka inilah kiamat akan datang.” (HR. Muslim)
Gambaran semacam ini sudah nampak di
negeri kita, sebagaimana yang dilakukan para pelacur yang menjajakan
dirinya di pinggir-pinggir jalan, di beberapa tempat keramaian atau
taman kota, dan juga yang terjadi di pinggir-pinggir pantai dan tempat
wisata. Tapi, jika dibandingkan di Barat mungkin belum lah separah di
sana. Namun, tidak menutup kemungkinan yang di Barat pun akan terjadi di
sini, sebagaimana fenomena akhir-akhir ini terjadi, sebagian orang
sudah berani merekam perbuatan bejatnya bersama wanita zinanya. Maka
mungkin saja, zina di jalan-jalan dapat terjadi.
Dari Abdullah bin Umar Radliyallah 'Anhuma, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sampai orang-orang bersetubuh di jalan-jalan seperti layaknya keledai.” Aku (Ibnu ‘Umar) berkata, “Apa betul ini terjadi?”. Beliau lantas menjawab, “Iya, ini sungguh akan terjadi.”
Fenomena zina di akhri zaman, boleh jadi
lebih para daripada yang terjadi pada zaman jahiliyah. Orang-orang
jahiliyah memandang buruk perzinahan yang dilakukan secara
terang-terangan. Berbeda dengan pandangan umum masyarakat modern, zina
dianggap sebagai sebuah kebebasan yang diagungkan. Bahkan, orang yang
melarang zina dianggap melanggar HAM.
Ibnu Abbas Radliyallah 'Anhuma berkata: "Mereka
pada masa jahiliyah memandang zina yang lakukan dengan
sembunyi-sembunyi tidaklah mengapa. Namun, mereka memandang buruk zina
yang dilakukan dengan terang-terangan. Lalu Allah mengharamkan zina yang
dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan." (Dinukil dari Fathul Baari)
. . . . Orang-orang jahiliyah memandang buruk perzinahan yang dilakukan secara terang-terangan. . . .. . . . Berbeda dengan pandangan umum masyarakat modern, zina dianggap sebagai sebuah kebebasan yang diagungkan. Bahkan, orang yang melarang zina dianggap melanggar HAM. . . .
Penutup
Sungguh miris melihat kerusakan moral
manusia, khususnya generasi mudanya yang tak lagi memiliki kepekaan
terhadap perbuatan zina dan perbuatan yang mendekatinya, kecuali orang
Allah rahmati. Menuruti syahwat dan melampiaskannya pada yang haram
menjadi tred baru di dunia mereka. Malu kalau tak punya pacar dan
dianggap cemen kalau belum pernah berciuman dengan “ceweknya”, bahkan
ada yang punya standar menidurinya. Ini bukti kebejatan moral sudah
sangat memperihatinkan.
Kebejatan moral dan penyimpangan seksual
ini harus segera mendapatkan penanganan serius dari orang-orang yang
punya iman dan kepedulian. Jika dibiarkan, maka berbagai siksa dan
bencana pasti akan turun menimpa kita semuanya. Baik orang yang
melakukannya ataupun tidak namun tak mau mencegahnya. Wallahu Ta’ala
A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Komentarku ( Mahrus ali):
Penyebabnya adalah banyak sekali,
bukan sedikit. Boleh jadi karena kondisi diluar sekolah, TV, Film, majalah yang
serba menghancurkan moral bangsa, bukan membangunnya. Juga pelajaran agama
Islam di perkecil waktunya, dipersedikit materinya dan pelajaran umum
diperbanyak. Lalu sistem campur baur antara lelaki dan perempuan yang membikin
moral lelaki dan perempuan – siswa dan siswi
hancur.. Mestinya jangan di buat
campur baur antara lelaki dan perempuan seperti
di pondok pesantren,. Maka
hubungan seksual antara lelaki dan perempuan akan hilang dengan sendirinya. Dan
tambah rusak bila pendidikan campur baur di galakkan. Jadi pemerintah dan departemen pendidikannya yang mengajak siswa dan siswi untuk
mengarah kesana. Bila sistem
sekolahnya mirip dengan Mekkah dan Medinah, maka moral siswa dan siswinya tidak mengalami apa yang kita alami ini. Kita
harus kembali kepada ayat:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ
وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ
ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Al ahzab 59
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan