- Saat slide dibuka, muncul tulisan, “..revolusi Islam berakhir dengan pembangkangan Umar, Ustman kemudian dilanjutkan oleh Ali as.”
- Selama hampir 10 detik tulisan tersebut ditampilkan di depan peserta kegiatan organisasi Syiah tersebut, hingga beberapa orang terlihat panik dan meminta tulisan dalam layar itu segera diganti.
- “Ganti-ganti,” ujar beberapa orang di dekat operator dengan wajah cukup panik.
Inilah beritanya.
***
“Pembangkangan Umar Bin Khatab” di Slide acara IJABI
Sabtu, 26 Oktober 2013 – 19:46 WIBDari kiri, Ridwan Saidi orang Betawi, Profesor Dr Masyitoh Chusnan UMJ Muhammadiyah, Saefuddin Amsir orang Betawi dari NU dalam acara Perayaan Ghadir Syiah di Jakarta Sabtu 26/ 10 2013 symbol kebencian terhadap para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Foto hdytllhcom, keterangan dari NM..Hidayatullah.com—Ada yang menarik dalam ‘Seminar Internasional Imam Ali’ di Jakarta hari Sabtu (26/10/2013) di Convention Hall Gedung SMESCO Jalan Gatot Subroto Jakarta.Saat pemaparan Profesor Dr Masyitoh Chusnan yang dikenal Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, muncul slide di layar tertulis tentang proses pengangkatan Ali Bin Abu Thalib ra.Saat slide dibuka, muncul tulisan bertuliskan, “..revolusi Islam berakhir dengan pembangkangan Umar, Ustman kemudian dilanjutkan oleh Ali as.”Selama hampir 10 detik tulisan tersebut ditampilkan di depan peserta kegiatan organisasi Syiah tersebut, hingga beberapa orang terlihat panik dan meminta tulisan dalam layar itu segera diganti.“Ganti-ganti,” ujar beberapa orang di dekat operator dengan wajah cukup panik.Selain Profesor Dr Masyitoh Chusnan, budayawan Betawi Ridwan Saidi yang juga mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 1977-1987 menilai Indonesia membutuhkan sosok pemimpin seperti Jalaludin Rakhmat, Ketua Dewan Syuro Ikatan Ahlul Bait Indonesia (IJABI).“Indonesia memerlukan seorang sosok seperti Jalaludin Rakhmat,” tambahnya.Nampak hadir selain Prof. Dr. Hj. Masyitoh Chusnan M, Ag, Duta Besar Iran Duta Besar Iran HE Mahmoud Farazandeh, dan Ridwan Saidi.*Rep: Thufail Al GhifariEditor: Cholis Akbar***
Dukungan terhadap kesesatan itu pasti akan dibalas oleh Allah Ta’ala. Karena Allah telah berfirman :
مَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَكُنْ لَهُ نَصِيبٌ مِنْهَا وَمَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً سَيِّئَةً يَكُنْ لَهُ كِفْلٌ مِنْهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتًا(85)
Barangsiapa yang memberikan syafa`at
yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) daripadanya. Dan
barangsiapa yang memberi syafa`at yang buruk, niscaya ia akan memikul
bahagian (dosa) daripadanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS An-Nisaa’: 85).
Imam Ibnu Katsir menjelaskan, maksudnya,
barangsiapa yang mengupayakan suatu perkara yang membawa kebaikan,
niscaya ia akan mendapatkan bagiannya dalam kebaikan itu. Dan barangsiapa yang memberi syafa`at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) daripadanya, yakni akan mendapatkan dosa dari keburukan yang ia usahakan dan ia niatkan. (Tafsir Ibnu Katsir, ayat 85 Surat An-Nisaa’).
Imam-Imam besar Salafush-Shalih
menyatakan akan kekafiran Syi’ah disebabkan salah satu hal di
atas. Semoga Allah merahmati Al-Imam Abu Zur’ah Ar-Razi. Beliau berkata :
«إذا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يَنْتَقِصُ أحَدًا مِنْ أصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – فاعْلَمْ أنَّهُ زِنْدِيْقٌ، وذَلِكَ أنَّ الرَّسُوْلَ – صلى الله عليه وسلم – عِنْدَنَا حَقٌّ، والقُرْآنَ حَقٌ، وإنَّمَا أدَّى إلَيْنَا هذا القُرْآنَ والسُّنَنَ أصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – ، وإنَّمَا يُرِيْدُونَ أنْ يَجْرَحُوا شُهُوْدَنا لِيُبْطِلُوا الكَتَابَ والسُّنَّةَ، والجَرْحُ بِهِم أوْلى وَهُم زَنَادِقَةٌ» رَوَاهُ الخَطِيْبُ، وابْنُ عَسَاكِرَ. «الكِفَايَةُ» للخَطِيْبِ البَغْدادِيِّ (97)، و«تارِيْخُ دِمِشْقَ» لابنِ عَسَاكِرَ (38/32).
“Jika engkau melihat orang yang mencela
salah satu dari shahabat Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, maka
ketahuilah bahwa orang tersebut adalah ZINDIQ. Yang demikian itu karena
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bagi kita adalah haq ( benar
ucapannya ), Al-Qur’an adalah haq, dan sesungguhnya yang menyampaikan
Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah para Shahabat Rasulullah Shallallaahu
‘Alaihi Wasallam. Sungguh orang-orang yang mencela para saksi kita (para
Shahabat), berarti mereka bertujuan untuk membatalkan Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Mereka lebih pantas untuk di-Jarh (dicela, diberi penilaian
negatif ) dan mereka adalah orang-orang yang ZINDIQ!!!” [الكفاية في علم الرواية للخطيب البغدادي ج 1 / ص 119]
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang firman Allah :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ [الفتح: 29]
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang
kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan
sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud . Demikianlah sifat-sifat
mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti
tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu
kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya.
tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mu’min)” (Al Fath:29)
(( ومن هذه الآية انتزع الإمام مالك – رحمة الله عليه – في رواية عنه بتكفير الروافض الذين يبغضون الصحابة – رضوان الله عليهم – قال : لأنهم يغيظونهم ومن غاظ الصحابة – رضي الله عنهم – فهو كافر لهذه الآية )).
Beliau rahimahullah mengatakan :
“Berdasarkan ayat ini Imam Malik mengkafirkan Rafidhah yang membenci
para sahabat . Karena mereka tidak suka kepada para sahabat. Barang
siapa yang tidak suka (benci) kepada sahabat, maka dia telah kafir
berdasarkan ayat ini.
Demikian Imam Ibnu Katsir menjelaskan.
Dalam kasus ini, kebencian terhadap
sahabat-sahabat Nabi shllallahu ‘alaihi wasallam saja diujudkan dengan
perayaan, bahkan terbesar. Betapa jauhnya kesesatan mereka dan juga
para pendukungnya itu. Kami berlepas diri dari kejahatan mereka
semuanya. Mestinya mereka ingat dosa. Karena dengan adanya dukungan
kepada syiah itu, berarti kalau kemudian ada orang-orang Islam yang
masuk syiah gara-gara mereka, atau ikut mendukung syiah meniru jejak
mereka maka mereka akan mendapatkan dosa, tanpa kurang dari dosa si
pengikut. Demikian seterusnya. Betapa celakanya. Na’udzubillahi min
dzalik!
(nahimunkar.com)
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan