Ayam dimasa Rasulullah SAW
Dan sahabat.
Di masa Rasulullah SAW juga ada Ayam jantan atau betina. Dalam suatu
hadis Rasulullah SAW pernah menyebutnya
sbb:
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ كَانَ
عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ مَلَائِكَةٌ يَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ
فَالْأَوَّلَ فَإِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ طَوَوُا الصُّحُفَ وَجَاءُوا
يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ وَمَثَلُ الْمُهَجِّرِ كَمَثَلِ الَّذِي يُهْدِي
الْبَدَنَةَ ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي بَقَرَةً ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي الْكَبْشَ
ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي الدَّجَاجَةَ ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي الْبَيْضَةَ
Bila hari Jumat tiba setiap pintu masjid terdapat malaikat yang menulis manusia yang hadir dalam jumatan
menurut urutan kedatangan mereka – ke
satu - kedua dst.Bila imam telah duduk, malaikat melipat lembaran, lalu
datang untuk mendengarkan khutbah. Dan permulaan orang yang berangkat lebih
pagi seperti orang yang memberikan hadyu berupa unta, lantas seperti orang yang memberikan hadyu berupa
lembu, lalu seperti orang yang memberikan hadyu
domba, lantas seperti orang yang memberikan hadyu Ayam, lalu seperti orang yang memberikan
hadyu telor.[1]
Ibnu Hajar berkata: Maksud lembaran adalah lembaran yang berkaitan
dengan keutamaan pergi jumat di pagi hari bukan ibadah lainnya seperti
mendengarkan hutbah, melakukan salat jumat, dzikir, doa dan husyu` dll. [2]
Dalam hadis tsb di nyatakan sebagian orang yang hadir dalam jumatan
diberi pahala seolah memberikan hadyu berupa Ayam. Maksud hadyu adalah korban
yang di berikan untuk baitullah sebagaimana ayat:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ وَمَنْ قَتَلَهُ
مِنْكُمْ مُتَعَمِّدًا فَجَزَاءٌ مِثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهِ
ذَوَا عَدْلٍ مِنْكُمْ هَدْيًا بَالِغَ الْكَعْبَةِ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan,
ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan
sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan
buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu,
sebagai had-ya yang di bawa sampai ke Ka`bah,[3]
Jadi hadyu itu harus di sembelih di tanah
haram lalu di bagikan kepada seluruh fakir miskin di sana. Namun secara kenyataan Ayam tidak boleh
di buat hadyu. Pengarang kitab hasyiyah sindi berkata:
إِذْ إِهْدَاؤُهُمَا إِلَى الْكَعْبَةِ
غَيْرُ مَعْهُوْدٍ
Memberikan hadyu dari Ayam dan telor jelas tidak terbiasa atau tidak
layak. [4]
Maksud berhadyu menurut Abd Rauf Al Munawi adalah bersedekah untuk
mendekat kepada Allah[5]
Ibnu Daqiqil`id lebih condong dengan arti hadyu [6]
قاَلَ الطَّيْبِي : فِي لَفْظِ
الْإِهْدَاءِ إِدْمَاجٌ بِمَعْنَى التَّعْظِيْمِ لِلْجُمْعَةِ, وَأَنَّ
الْمُبَادِرَ إِلَيْهَا كَمَنْ سَاقَ الْهَدْيَ
Atthoibi berkata: Kalimat ihda`
mengangungkan hari jumat, dan orang yang hadir padanya sama dengan orang
yang membawa hewan hadyu ke Ka`bah[7]
Dalam hadis tsb, Rasulullah
SAW juga menyebut Ayam dan telor yang
menunjukkan saat itu, para sahabat dan Rasulullah SAW juga ada Ayam dan telor, tapi saya tidak
menjumpai mereka jual beli dengan keduanya atau memakannya.
Aisyah ra berkata :
سَأَلَ أُنَاسٌ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْكُهَّانِ فَقَالَ
لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسُوا بِشَيْءٍ
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَ أَحْيَانًا بِالشَّيْءِ
يَكُونُ حَقًّا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ
الْكَلِمَةُ مِنَ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ
وَلِيِّهِ قَرَّ الدَّجَاجَةِ فَيَخْلِطُونَ فِيهَا أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ
كَذْبَةٍ
*
Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah saw, tentang dukun.Beliau bersabda : ‘Mereka tiada
gunanya “.
Para sahabat bertanya : “ Sesungguhnya
mereka berbicara tentang sesuatu, terkadang benar “.
Rasulullah
saw bersabda : “Itu adalah
kalimat yang di sambar jin, lalu dipatukkan di telinga kekasihnya[8]
seperti Ayam mematuk, lalu mereka mencampur aduk dengan seratus kedustaan [9]
Dalam hadis tsb juga disebut ketika setan
memberikan berita dari langit kepada
dukun laksana Ayam mematuk ke telinganya. Hal itu suatu bukti bahwa saat itu Ayam sudah
ada, lalu mengapa di biarkan sebagaimana
kucing dan burung dara yang tidak di jadikan sebagai menu makanan.
Dalam suatu riwayat hadis :
إِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَنْزِلُ فِي
الْعَنَانِ وَهُوَ السَّحَابُ فَتَذْكُرُ الْأَمْرَ قُضِيَ فِي السَّمَاءِ فَتَسْتَرِقُ
الشَّيَاطِينُ السَّمْعَ فَتَسْمَعُهُ فَتُوحِيهِ إِلَى الْكُهَّانِ فَيَكْذِبُونَ
مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya
malaikat turun di awan, lalu menyebut suatu urusan yang telah di
qada` di langit. lalu setan – setan sama mencuri berita, lalu di beritahukan
kepada para dukun lalu mereka memberikan
kebohongan seratus kali terhadap berita itu . [10]
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Dengarkan pengajian - pengajianku
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.
[1] Muttafaq
alaih, Tafsir Qurthubi 165/2 Sunan kubra lil baihaqi 301/1 Mu`jam ausat
329/8 Ilal daroquthni 65/7 Miftahul jannah 29/1 Sahih Bukhori 19/70/3. Musnad Imam Ahmad 510/2. 474/2.
546/2 ,303,313/3. Sunan Darimi 363/1. Abu Dawud 14/2. Imam Malik dalam kitab
Muwattho` 206/1 Ibnu Huzaimah 133/3. Sunan Al baihaqi 485/4. Sunan Nasai 526/1
Majmauz zawaid 397/2 Musnad Thoyalisi
314 / 1.Jamiul masanid 260 / 1 Attarghib wattarhib 289/1. Al fathul
kabir 149/1. Umdatul ahkam 115/2 Thobari
219/2 Ahkamul quran 147/1 Al Mubdi`
295/3 Al kafi fii fiqhi imam ahmad bin Hanbal 295/1 Kassyaful qina` 530/2 Al
mughni 72/2 Al manhajul qawim 381/1 Al um 196/1 Iaanatut tholibin 75/2 Bayanu
man akhtho`a syafi`I 186/1. .Manarus sabil 364/2.Al mabsut lis sarkhosi
255/11.Attamhid libni Abdil bar 179/15. Al mudawwanah al kubra 442/2. Musnad
Abu awanah 19/5.
[2] Fathul bari nomer hadis 832.
[3] Al
Maidah 95
[4] Tuhfatul ahwadzi, nomer hadis 499, Syarah
sunan Nasai lissindi , nomer hadis 864.
[5] Faidhul qadir 422/1
[6] Fathul bari nomer hadis 832.
[7] Fathul bari nomer hadis 832.
[8] Dukun atau peramal atau paranormal
[9] Muttafaq alaih , Bukhori 6213.
[10] Muttafaq
alaih , Bukhori 3210
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan