Walikota London, Boris Johnson terlibat debat seru dengan seorang
muslimah pemakai burka di acara radio. Boris amat bersemangat
mengkampanyekan pelarangan mengenakan burka atau cadar di tempat umum.
Tanpa diduga, argumennya dipatahkan dengan mudah oleh seorang muslimah
yang biasa memakai burka.
Boris adalah salah seorang penyeru pelarangan perempuan mengenakan burka di tempat umum. Sebagaimana diberitakan, Daily Mail (2/10/2013), Walikota London itu menyatakan bahwa sekolah mempunyai hak untuk memaksa siswanya memperlihatkan muka mereka kepada gurunya. Selama ini sekolah membolehkan siswanya mengenakan burka atau cadar.
Ia menyatakan hal itu dalam siaran radio LBC di London, “Pada dasarnya, saya penganut kebebasan bagi setiap orang untuk memakai apa saja yang ia mau. Namun, kalau soal wajah yang tertutup burka itu bisa menghambat proses sekolah. Saya kira guru harus bisa melihat bagaimana anak didik merespon yang mereka ajarkan. Mereka juga harus bisa berpartisipasi di dalam kelas. Jadi, saya kini sangat beralasan menyuruh siswa mengenakan seragam standar,” ujar Boris.
Namun, seorang ibu yang mengaku bernama Milam dari South Norwood, London Selatan menyatakan bahwa memakai burka itu bukan sebuah paksaan. Ia menyatakan anaknya yang berusia 15 tahun sudah secara suka rela mengenakan burka sejak berusia 12 tahun. Anaknya itu tidak pernah ia paksa untuk mengenakan baju tertentu dan kemudian ia memilih untuk mengenakan burka.
“Jadi, Boris, sebagai orang tua, kita harus mengajarkan anak-anak kita untuk saling menghargai satu sama lainnya, menghargai sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain, Boris, Anda menyuruh kita untuk melawan kebijakan sekolah atau melawan aturan sekolah yang membolehkan mengenakan cadar,” ujarnya. [ind/sbb/dktna]
Boris adalah salah seorang penyeru pelarangan perempuan mengenakan burka di tempat umum. Sebagaimana diberitakan, Daily Mail (2/10/2013), Walikota London itu menyatakan bahwa sekolah mempunyai hak untuk memaksa siswanya memperlihatkan muka mereka kepada gurunya. Selama ini sekolah membolehkan siswanya mengenakan burka atau cadar.
Ia menyatakan hal itu dalam siaran radio LBC di London, “Pada dasarnya, saya penganut kebebasan bagi setiap orang untuk memakai apa saja yang ia mau. Namun, kalau soal wajah yang tertutup burka itu bisa menghambat proses sekolah. Saya kira guru harus bisa melihat bagaimana anak didik merespon yang mereka ajarkan. Mereka juga harus bisa berpartisipasi di dalam kelas. Jadi, saya kini sangat beralasan menyuruh siswa mengenakan seragam standar,” ujar Boris.
Namun, seorang ibu yang mengaku bernama Milam dari South Norwood, London Selatan menyatakan bahwa memakai burka itu bukan sebuah paksaan. Ia menyatakan anaknya yang berusia 15 tahun sudah secara suka rela mengenakan burka sejak berusia 12 tahun. Anaknya itu tidak pernah ia paksa untuk mengenakan baju tertentu dan kemudian ia memilih untuk mengenakan burka.
“Jadi, Boris, sebagai orang tua, kita harus mengajarkan anak-anak kita untuk saling menghargai satu sama lainnya, menghargai sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain, Boris, Anda menyuruh kita untuk melawan kebijakan sekolah atau melawan aturan sekolah yang membolehkan mengenakan cadar,” ujarnya. [ind/sbb/dktna]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan