Dari Wail bin Hujer berkata :
رَأَيْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ قَائِمًا فِي
الصَّلَاةِ قَبَضَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ
Aku melihat
Rasulullah SAW bila berdiri waktu salat
memegang tangan kirinya dengan tangan kanannya. [1]
5.
Menurut riwayat Muslim dari perawi yang sama dengan redaksi yang berbeda sbb:
أَنَّهُ
رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفَعَ يَدَيْهِ حِينَ دَخَلَ
فِي الصَّلَاةِ كَبَّرَ وَصَفَ هَمَّامٌ حِيَالَ أُذُنَيْهِ ثُمَّ الْتَحَفَ
بِثَوْبِهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى فَلَمَّا أَرَادَ
أَنْ يَرْكَعَ أَخْرَجَ يَدَيْهِ مِنْ الثَّوْبِ ثُمَّ رَفَعَهُمَا ثُمَّ كَبَّرَ
فَرَكَعَ فَلَمَّا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَفَعَ يَدَيْهِ فَلَمَّا
سَجَدَ سَجَدَ بَيْنَ كَفَّيْهِ
Sesungguhnya
Wail bin Hujer melihat Nabi SAW mengangkat kedua tangannya ketika masuk salat.
Beliau bertakbir dan perawi Hammam menyatakan sebatas kedua telinganya, lalu
berkemul dengan bajunya, lalu meletakkan tangan kanannya kepada tangan kirinya.
Ketika akan ruku` beliau mengeluarkan kedua tangannya dari pakaiannya, lalu
mengangkatnya lalu takbir dan rukuk. Ketika membaca samiallohu liman hamidah ,
beliau mengangkat kedua tangannya. Ketika sujud , beliau bersujud diantara dua
tapak tangannya. [2]
Aku berkata :
Hadis tsb lemah karena ada perawi bernama Hammam yang terkadang ngelantur.
Yazid bin Zuraigh berkata: Hafalan Hammam rendah sekali , tulisannya baik.
Muhammad bin Saleh berkata: Dia orang saleh terkadang keliru. Abd rahman bin
Abu Hatim berkata: Saya bertanya kepada ayahku tentang Hammam , lalu di jawab :
Dia terpercaya , tapi hafalannya terkadang keliru. Hammam pernah berkata :
Wahai Affan , kita sering keliru dan kita minta ampun kepada Allah[3]. Ada juga perawi yang namanya tidak di
jelaskan dan boleh di katakan dalam istilah ahli hadis nama yang mubham ya`ni
yang samar. Dan hal ini akan membikin cacat suatu hadis. Lihat dua riwayat dari perawi yang sama tapi
redaksinya berbeda.
Menurut riwayat
Nasai yang lain dengan redaksi yang berbeda pula sbb: Wail bin Hujer berkata:
لَأَنْظُرَنَّ
إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي
فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ فَقَامَ فَكَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى حَاذَتَا
بِأُذُنَيْهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى كَفِّهِ الْيُسْرَى
وَالرُّسْغِ وَالسَّاعِدِ فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ
مِثْلَهَا
Sungguh aku melihat tata cara Rasulullah SAW melakukan salat, aku melihat padanya , lalu
beliau berdiri, bertakbir, mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua telinganya, lalu
meletakkan tangan kanannya di atas tapak tangan kiri, pergelangan dan lengan.
Ketika hendak rukuk , beliau mengangkat kedua tangannya.
Hadis lemah
karena perawi bernama Ashim bin Kulaib yang murjiah. Abu dawud juga
meriwayatkannya dalam hadis nomer 736 , Imam Ahmad di nomer 18391tapi tetap
dari jalur Ashim bin Kulaib yang lemah.[4]
Menurut riwayat
Nasai yang lain dengan redaksi beda juga :
Wail bin Hujer ra berkata:
أَنَّهُ
رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ
رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى تَكَادَ إِبْهَامَاهُ تُحَاذِي شَحْمَةَ أُذُنَيْهِ
Sesungguhnya
Wail bin Hujer melihat Nabi SAW bila mulai melakukan, mengangkat kedua tangan
hingga kedua ibu jarinya sejajar dengan kedua cupingnya. [5]
Dalam hadis tsb tiada keterangan bersedekap setelah takbirotul ihram sekalipun
dari Wail bin Hujer sendiri dan diriwayatkan oleh Imam Nasai sendiri. Jadi
redaksi hadis berbeda atau kacau dalam dua riwayat diatas. Di sini juga tidak menyebut sedekap
Al Hafid Abu
Nu`iam berkata: Wa`il bin Hujer datang kepada Nabi SAW, lalu dinaikkan di atas
mimbar bersama beliau, lalu diberi tanah, dan menulis perjanjian dengannya. Ini
adalah Wa`il bin Hujer – pemimpin Al aqyal . Dia datang kepadamu karena cinta
kepada Allah dan rasulNya . Dia meninggal di Kufah. Imam Bukhori meriwayatkan
hadis beliau tentang : Membaca di belakang imam dan mengangkat kedua tangan
waktu salat. [6]
Wa`il bin Hujr adalah penduduk Kufah,[7]
aslinya dari Yaman. Dia jarang berkumpul dengan Nabi SAW> mengapa khulafaur rasyidin, istri – istri Rasulullah SAW yang sering bahkan setiap harinya berada di Medinah bersama Rasulullah SAW
tidak meriwayatkan hadis sedekap.
Tanpa sedekap
dalam salat adalah realita prilaku penduduk
Medinah , karena itu Imam Malik dan pengikutnya
mulai dulu sampai sekarang bila melakukan salat tanpa sedekap. Tapi
tangan dibiarkan menjulur ke bawah laksana
orang berbaris gitu.
الإرسال عمل أهل المدينة المنورة وقد كان
الرسول في المدينة , وقد رأوه كيف يصلي وكيف
يضع كفيه , وقد قال الرسول صلى الله عليه وآله وسلم : “صلوا كما رأيتموني
أصلي”ولذلك لم يكن أهل المدينة يضمون في الصلاة بل يرسلون أيديهم وأتباع
الإمام مالك لا يزالون إلى اليوم يرسلون أيديهم في لاصلاة ولا يضمون
إلى يومنا هذا.
وأخرج ابن أبي شيبة من طريق وكيع , عن ميمون بن
يونس عن أبي سعيد الحسن البصري قال قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم كأني أنظر على أحبار بني إسرائيل واضعي أيمانهم
على شمائلهم في الصلاة.
………Rasulullah SAW bersabda:
Seolah aku melihat pendeta pendeta Banu Israil bersedekap ketima melakukan
salat.
Komentarku ( Mahrus ali):
Insya Allah atsar tsb lemah
karena sanadnya terputus antara Rasulullah SAW dan hasan Bisri.
وأخرج الطبراني في المعجم الكبير من طريق
النعمان بن نعيم عن عبد الرحمن بن غنم عن معاذ بن جبل قال: كان رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم إذا كان في الصلاة رفع يديه
قبالة أذنيه فإذا كبر أرسلهما
……. Dari Mu`adz bin Jabal
berkata; Rasulullah SAW bila melakukan salat mengangkat kedua tangannya sama
dengan dua telinganya . Bila telah bertakbir, maka kedua tangannya dilepaskan (
tanpa sedekap ).
Komentarku ( Mahrus ali):
Setahu saya, hadis ini lemah karena saya tidak
menjumpai identitas Al nu`man bin Nuaim dalam kitab – kitab biografi perawi
hadis.
Dan hampir
semua hadis tentang sedekap dalam
salat cacat, bila di analisa dengan
benar. Untuk apakah kita meninggalkan
tata cara Imam Malik dan penduduk Medinah lalu ikut kepada hadis Wa`il bin Juhr yang jarang berkumpul dengan Nabi
SAW dan dia bertempat tinggal di Kufah bukan di Medinah.
Mau
nanya hubungi kami:088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Dengarkan pengajian - pengajianku
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.
[1] HR Nasai 887 lemah karena redaksinya kacau.
[2] HR Muslim 401
[3] Mausuat ruwatil hadis.
7319
[4] Hadistsb juga di sebut
oleh Sykeh Shoqr dalam fatwanya yang tercantum dalam Enceplopedi Darul ifta` al
masriyah Mei 1997
[5] Hr Nasai 882
[6] Mausuat ruwatil hadis 7393
[7] http://ar.wikipedia.org/wiki/
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan