|
Ikutan datang"
pada: Monday, 11 August 2008 15:39Oleh: Afrizal
pada: Monday, 11 August 2008 15:39Oleh: Afrizal
Selain bakmi bungkus sumbangan pendengar, ultah Gus Dur
juga berhias sholawat Badar, Diba'an, dan doa yang dipimpin Gus Nuril. Saya
melihat tidak sedikit orang di antara kami yang riuh semangat melafadzkan
diba'an dan sholawat Badar berubah seketika "mrebes mili". Tidak
tahulah, selain serangan "diba'an" itu sudah terlalu bernilai
sejarah, spiritual, dan punya kemampuan menyayat-nyayat, menguliti kami,
mungkin juga karena kami tiba-tiba sadar bahwa Gus Dur semakin sepuh.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ulang tahun itu bukan ajaran Rasulullah , para sahabat
atau ulama salaf tapi ia jiplak dari ajaran barat atau Jahiliyah. Jadi tidak perlu di ikuti, lebih baik di
hindari dan tidak usah mengadakan kebid`ahan lagi.
Pertanyaan:
Syaikh Abdul Aiz bin Abdullah bin Baz ditanya: Apa hukum perayaan setelah setahun atau dua tahun atau lebih umpamanya, atau kurang, sejak kelahiran seseorang, yaitu yang disebut dengan istilah ulang tahun atau tolak bala. Dan apa hukum menghadiri pesta perayaan-perayaan tersebut. Jika seseorang diundang menghadirinya, apakah wajib memenuhinya atau tidak? Kami mohon jawabannya, semoga Allah membalas Syaikh dengan balasan pahala.
Jawaban:
Dalil-dalil syari'at dari Al-Kitab dan As-Sunnah telah menunjukkan bahwa peringatan hari kelahiran termasuk bid'ah yang diada-adakan dalam agama dan tidak ada asalnya dalam syari'at yang suci, maka tidak boleh memenuhi undangannya karena hal itu merupakan pengukuhan terhadap bid'ah dan mendorong pelaksanaannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman,
"Artinya: Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah." [Asy-Syura: 21]
Dalam ayat lain disebutkan,
"Artinya: Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari'at (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari (siksaan) Allah. Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertaqwa." [Al-Jatsiyah: 18-19]
Dalam ayat lainnya lagi disebutkan,
"Artinya: Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainNya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)." [Al-A'raf: 3]
Diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,
"Artinya: Barang siapa yang melakukan suatu amal yang tidak kami perintahkan maka ia tertolak." [2]
Dalam hadits lainnya beliau bersabda,
"Artinya: Sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad Saw, seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru yang diada-adakan dan setiap hal baru adalah sesat." [3]
Dan masih banyak lagi hadits-hadits lain yang semakna.
Di samping perayaan-perayaan ini termasuk bid'ah yang tidak ada asalnya dalam syari'at, juga mengandung tasyabbuh (menyerupai) kaum Yahudi dan Nashrani yang biasa menyelenggarakan peringatan hari kelahiran, sementara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan agar tidak meniru dan mengikuti cara mereka, sebagaimana sabda beliau,
"Artinya: Kalian pasti akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal dengan sejengkal dan sehasta dengan sehasta, sampai-sampai, seandainya mereka masuk ke dalam sarang biaivak pun kalian mengikuti mereka." Kami katakan, "Ya Rasulullah, itu kaum Yahudi dan Nashrani?" Beliau berkata, "Siapa lagi." [4]
Makna 'siapa lagi' artinya mereka itulah yang dimaksud dalam perkataan ini. Kemudian dari itu, dalam hadits lain beliau bersabda,
"Artinya: Barangsiapa menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan mereka” [5]
Dan masih banyak lagi hadits-hadits lain yang semakna.
Semoga Allah menunjukkan kita semua kepada yang diridhai-Nya.
[Majmu' Fatawa wa Maqalat Mutannawwi’ah, juz 4, hal. 283]
[Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al Masa’il Al-Ashriyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penyusun Khalid Al-Juraisiy, Penerjemah Musthofa Aini, Penerbit Darul Haq]
Dalam artikel itu di jelaskan:
Saya melihat tidak sedikit orang di antara kami yang riuh
semangat melafadzkan diba'an dan sholawat Badar berubah seketika "mrebes
mili". Tidak tahulah, selain serangan "diba'an" itu sudah
terlalu bernilai sejarah, spiritual, dan punya kemampuan menyayat-nyayat,
menguliti kami, mungkin juga karena kami tiba-tiba sadar bahwa Gus Dur semakin
sepuh..
Komentarku ( Mahrus ali ):
Sholawat badar itu sarana
kesyirikan, bila ingin tahu silahkan membaca buku karya saya Mantam kiyai NU menggugat sholawat dan
dzikir syirik, keterangan gamblang di sana
akan anda dapatkan dan pahamilah dengan
baik, hilangkan fanatisme golongan. Untuk mereka
yang menangis ketika diba` di baca mirip
sekali dengan audien musik yang menangis ketika suara artis melantunkan
suatru lagu yang bisa menggetarkan kalbu, menyayat hati nurani.
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3 atau
di panahnya.
[1] buntetpesantren.org/ Diposting oleh Redaksi /
Sunday, 10 August 2008
[2] ]. Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Al-Aqdhiyah (18-1718).
Al-Bukhari menganggapnya mu'allaq dalam Al-Buyu' dan Al-I'tisham.
[3] Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Al-Jumu’ah (867).
[4] Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim: Al-Bukhari dalam Ahaditsul
Anbiya' (3456). Muslim dalam Al-‘Ilm (2669).
[5] Ahmad (5094, 5634). Abu Dawud (4031)..
Artikel Terkait
Afwan Ustadz,
BalasHapusIni sekedar permohonan saja,
ialah saya rasa banyak orang2 Islam yang memerlukan CD kajian dan Buku2 karya Ustadz.
Saya rasa perlu sering Ustadz tampilkan Daftar Lengkap CD dan Buku Karya Ustadz, judul, harga sekaligus ongkos kirimnya, berikut tatacara pemesanannya. Insya'allah akan banyak manfaatnya.
Terimakasih ustadz, Jazaakumullah.