Al-Du`a
Doa
رَبَّنَا صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيْنَا الْمُعَلِّمْ
مُحَمَّدْ
وَالْمُلاَزِمْ فِى سَلْكِ مَنْهَجِ
اْلقَوِيْم
Wahai Tuhan kami
berilah rahmat dan salam kepada nabi kita yang pengajar
Muhammad dan yang selalu tetap di manhaj yang lurus
Keterangan: Nabi SAW sebagai guru itu mengambil dalil dari ayat :
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي
الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي
ضَلَالٍ مُبِين
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul
di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan
mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (al-Sunnah). Dan
sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”[1]
رَبَّنَا بِالنَّبِي
اْلكَرِيْم ذِيْ الجَاهِ وَالصِّيْتَةِ
الشَّمِيْم
سَهِّلْنَا رَبَّناَ
الْعَلِيْم ضَمَّ اْلعُلُومِ
وَالتَّعْلِيْم
Wahai Tuhan kami
dengan nabi yang mulia, berkedudukan, nama harum, permudahlah untuk kami wahai Tuhan kami yang Maha
Tahu untuk mengumpulkan ilmu dan
mengajar.
Keterangan:
Sang penyair di syairnya kali ini melakukan tawasul yang bid`ah dengan
kedudukan Nabi e. Itu langkah yang mengarah kepada kesyirikan dan mirip kaum
Kristen yang bertawasul kepada Yesus. Tawasul
seperti itu tiada sahabat atau
ulama salaf dahulu yang melakukannya.
رَبَّنَا بِالْخَلْقِ
الْعَظِيم خَلَقْتَ بالْخُلْقِ التَّمِيْم
خَلَقْتَنَا حُسْنَ
التَّقْوِيم أَتْمِمْ خُلْقَنَا
يَاعَظِيمْ
Wahai
Tuhan kami dengan makhluk yang agung, engkau menciptakan akhlak yang sempurna.
Engkau
menciptakan kami tubuh yang baik,
sempurnakan akhlak kami wahai Tuhan yang Agung.
Keterangan: Asal mula saya tidak suka dengan kalimat
penyair... Dengan makhluk yang agung, karena keagungan bukan sifat manusia,
hewan atau burung, tapi ia milik Allah. Lantas saya cari dalam buku–buku
hadits yang saya miliki, saya jumpai
Rasulullah SAW juga pernah mengirim surat ke pembesar Bahrain sebagaimana hadits sebagai berikut:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ بِكِتَابِهِ رَجُلًا وَأَمَرَهُ أَنْ
يَدْفَعَهُ إِلَى عَظِيمِ الْبَحْرَيْنِ فَدَفَعَهُ عَظِيمُ الْبَحْرَيْنِ إِلَى
كِسْرَى فَلَمَّا قَرَأَهُ مَزَّقَهُ
“Sesungguhnya Rasulullah e berkirim surat
yang dibawa seorang lelaki dan
diperintahkan agar diberikan kepada orang yang agung (azhim di sini lebih pas diartikan sebagai penguasa, editor.) di Bahrain, lalu dia memberikan kepada
kisra. Ketika membacanya lalu dirobek.[2]
Hadits dari Ibnu Abbas.
Dalam
hadits tersebut Rasulullah SAW juga menyebut penguasa Bahrain dengan kalimat
mengagungkan. Dengan demikian kalimat itu bukan untuk Tuhan saja tapi juga
untuk makhluk-Nya sekali pun maknanya berbeda. Yakni keagungan untuk manusia
beda dengan keagungan Allah.
رَبَّنَا بِالْعَبْدِ
اْلعَظِيمْ مُحَمَّدْ رَؤُوفٍ رَحِيمْ
سَلِّمْنَا مِنْ عَدْوٍ
رَجِيمْ وَعَذَابِ النََّارِ الْجَحِيمْ
Wahai
Tuhan kami dengan hamba yang agung – Muhammad yang belas kasih
…
selamatkan kami dari musuh yang terlaknat dan siksaan api neraka Jahim
آمِيْن آمِيْن آمِيْن
آمِيْن آمِيْن يَارَبَّنَا الْحَلِيمْ
آمِيْن آمِيْن آمِيْن
آمِيْن آمِيْن يَارَبَّنَا
اْلكَرِيمْ
Amin,
Amin, Amin, Amin Amin wahai Tuhan kami
yang Maha pengampun
Amin,
Amin, Amin, Amin Amin, wahai Tuhan
kami yang mulia.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan