Jombang, NU Online
Hampir semua orang sepakat bahwa Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid adalah sosok yang layak ditauladani. Tidak semata dalam gagasan, juga dalam tataran perilaku atau tindakan.
Hampir semua orang sepakat bahwa Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid adalah sosok yang layak ditauladani. Tidak semata dalam gagasan, juga dalam tataran perilaku atau tindakan.
Yang mendesak untuk segera
dilakukan adalah menampilkan kiprah dan dedikasinya dalam keseharian. Apalagi
dalam waktu dekat, Jombang akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah.
Ini di antara benang merah yang disampaikan sejumlah narasumber pada kegiatan "Meneguhkan Spirit Perjuangan Gus Dur: Refleksi Kritis Menjelang Transisi Kepemimpinan Jombang" (4/1).
Acara yang diselenggarakan di kantor PC Lakpesdam NU Jombang ini menghadirkan Ahmad Athoillah (Ketua PC ISNU Jombang), Pendeta Sutrisno (GKI Jombang) serta Aan Anshori (GusDurian Jombang).
Dalam paparannya, Gus Athok -sapaan Ketua PC ISNU Jombang- menmandaskan sebenarnya banyak gagasan Gus Dur yang masih relevan dengan kondisi kekinian.
"Yang sangat terasa adalah bagaimana seorang Gus Dur mampu menjadi payung bagi semua golongan," katanya. Sosok dengan komitmen seperti ini yang sangat dibutuhkan sebagai pemimpin masa depan.
"Mereka yang berkeinginan dan mampu menyapa berbagai lapisan masyarakat, tentu akhirnya dapat dengan mudah menyerap aspirasi masyarakat," lanjutnya. Namun demikian, yang juga penting adalah bagaimana merealisasikan janji-janji dan komitmen politik tersebut manakala telah terpilih sebagai orang pertama di kota santri ini.
Karena sudah jamak terjadi, beberapa pemimpin yang demikian terbuka dengan masyarakat, namun melakukan itu hanya saat masa kampanye.
"Namun setelah terpilih, sangat jarang yang mau mempertahankan dalam masa kepemimpinannya," katanya prihatin.
Pada acara yang berlangsung sejak jam 20.00 hingga tengah malam ini, beberapa peserta juga menyampaikan berbagai keprihatinan seputar kesungguhan dan keberpihakan para pemimpin. Yang lebih mengemukan adalah rendahnya komitmen mereka dalam mengayomi dan melindungi masyarakat.
"Memang tidak mudah mencari pemimpin yang bisa memuaskan semua pihak," kata Pendeta Sutrisno. "Namun diantara yang telah siap untuk maju, pasti akan ada yang lebih baik," lanjutnya.
Karena itu, pada kesempatan ini semua peserta sepakat bahwa momentum memperingati tiga tahun wafatnya Gus Dur, hendaknya tidak semata diperingati. Yang mendesak adalah melakukan penyadaran khususnya kepada diri sendiri terhadap pentingnya sosok yang rela mengayomi dan melindungi kepentingan orang banyak.
"Tanpa itu, peringatan Gus Dur hanya berhenti pada seremonial tanpa ada pengaruh dalam realita," kata Aan Anshori.
Ini di antara benang merah yang disampaikan sejumlah narasumber pada kegiatan "Meneguhkan Spirit Perjuangan Gus Dur: Refleksi Kritis Menjelang Transisi Kepemimpinan Jombang" (4/1).
Acara yang diselenggarakan di kantor PC Lakpesdam NU Jombang ini menghadirkan Ahmad Athoillah (Ketua PC ISNU Jombang), Pendeta Sutrisno (GKI Jombang) serta Aan Anshori (GusDurian Jombang).
Dalam paparannya, Gus Athok -sapaan Ketua PC ISNU Jombang- menmandaskan sebenarnya banyak gagasan Gus Dur yang masih relevan dengan kondisi kekinian.
"Yang sangat terasa adalah bagaimana seorang Gus Dur mampu menjadi payung bagi semua golongan," katanya. Sosok dengan komitmen seperti ini yang sangat dibutuhkan sebagai pemimpin masa depan.
"Mereka yang berkeinginan dan mampu menyapa berbagai lapisan masyarakat, tentu akhirnya dapat dengan mudah menyerap aspirasi masyarakat," lanjutnya. Namun demikian, yang juga penting adalah bagaimana merealisasikan janji-janji dan komitmen politik tersebut manakala telah terpilih sebagai orang pertama di kota santri ini.
Karena sudah jamak terjadi, beberapa pemimpin yang demikian terbuka dengan masyarakat, namun melakukan itu hanya saat masa kampanye.
"Namun setelah terpilih, sangat jarang yang mau mempertahankan dalam masa kepemimpinannya," katanya prihatin.
Pada acara yang berlangsung sejak jam 20.00 hingga tengah malam ini, beberapa peserta juga menyampaikan berbagai keprihatinan seputar kesungguhan dan keberpihakan para pemimpin. Yang lebih mengemukan adalah rendahnya komitmen mereka dalam mengayomi dan melindungi masyarakat.
"Memang tidak mudah mencari pemimpin yang bisa memuaskan semua pihak," kata Pendeta Sutrisno. "Namun diantara yang telah siap untuk maju, pasti akan ada yang lebih baik," lanjutnya.
Karena itu, pada kesempatan ini semua peserta sepakat bahwa momentum memperingati tiga tahun wafatnya Gus Dur, hendaknya tidak semata diperingati. Yang mendesak adalah melakukan penyadaran khususnya kepada diri sendiri terhadap pentingnya sosok yang rela mengayomi dan melindungi kepentingan orang banyak.
"Tanpa itu, peringatan Gus Dur hanya berhenti pada seremonial tanpa ada pengaruh dalam realita," kata Aan Anshori.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Saifullah
Komentarku ( Mahrus ali):
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Hampir semua orang sepakat bahwa Gus
Dur atau KH Abdurrahman Wahid adalah sosok yang layak ditauladani. Tidak semata
dalam gagasan, juga dalam tataran perilaku atau tindakan.
Komentarku ( Mahrus ali):
Pernyataan seperti itu mengajak
kedurhakaan bukan ketaatan kepada Allah,
tapi setia pada setan, bisa jadi akan meinggalkan ajaran Islam di ganti dengan
ajaran kekufuran. Bukankah Gusdur adalah bapak peluralisme, bukankah MUI telah
melarang pluralisme,liberalisme dan Mahkamah Saudi menvonis mati kepada pemilik
situs yang mendukung liberalisme.
Ingat saja pada ayat:
وَتَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي
اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ لَبِئْسَ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
Dan kamu akan melihat kebanyakan
dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan
yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. Al
Maidah 62
وَلَا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي
الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا يُرِيدُ اللَّهُ أَلَّا
يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا فِي الْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang
yang segera menjadi kafir; sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat memberi
mudharat kepada Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu
bahagian (dari pahala) kepada mereka di hari akhirat, dan bagi mereka azab yang
besar. Ali imran 176
Klik lagi disini:
Pergilah ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3 atau di
panahnya.
Artikel Terkait
Gus Dur Akrab Berteman dengan Petinggi Israel
BalasHapus“Saya punya banyak teman di Israel, termasuk (mantan) Presiden Shimon Peres yang mengundang saya untuk menghadiri peringatan ini,” jelas Gusdur. (syabab.com)
Gus Dur Mengajak Indonesia Mengakui kemerdekaan Israel
“Indonesia harus mengakui negara Israel untuk menghilangkan Indonesia anti Yahudi,” kata Gusdur. (syabab.com)
Gus Dur Menerima Penghargaan Israel dan Turut Merayakan Kemerdekaan Penjajahan Israel
Abdurrahman Wahid terbang ke Amerika Serikat memenuhi undangan Shimon Wiesenthal Center (SWC) untuk menerima Medal of Valor, Medali Keberanian. Selain untuk menerima medali tersebut, Durahman juga menyatakan ikut merayakan hari kemerdekaan Israel, sebuah hari di mana bangsa Palestina dibantai besar-besaran dan diusir dari tanah airnya. Medali ini dianugerahkan kepada mantan presiden RI ini dikarenakan Durahman dianggap sebagai sahabat paling setia dan paling berani terang-terangan menjadi pelindung kaum Zionis-Yahudi dunia di sebuah negeri mayoritas Muslim terbesar seperti Indonesia. (hidayatullah.com)
Gus Dur Menyatakan Hanya Israel yang berhak Atas Yerussalem
Kedua, kata Gus Dur, adalah masalah pengakuan tempat. “Orang Arab bilang kalau Yerusalem adalah milik bertiga. Tapi, menurut orang Israel, Yerusalem adalah hanya milik mereka. Dan menurut saya, Yerusalem adalah MILIK Israel. Alasannya, karena dialah yang sekarang menguasai wilayah tersebut,” jelas Dewan Syuro PKB yang dikudeta oleh anak buahnya sendiri tersebut. (harian nonstop)