Jakarta,
NU Online
Sebagai tokoh nasional, Gus Dur tak henti-hentinya menerima undangan dari masyarakat yang rindu bertemu dan menerima wejangannya. Gus Dur tak pernah menolak undangan atau menerima kunjungan tulus dari ummat yang kebingungan menghadapi berbagai persoalan.
Yahya Tsaquf, keponakan Gus Mus (KH Mustofa Bisri) suatu ketika diajak menemani perjalanan Gus Dur di Medan. Disela-sela acara utama, Gus Dur tak henti-hentinya menerima tamu, atau masyarakat yang sekedar ingin bersalaman. Ini sudah hal yang biasa bagi Gus Dur. Tak ada protokoler ketat, semua orang bisa bertemu dan menyapa beliau.
Selesai di Medan, perjalanan dilanjutkan ke Padang pada jam 8 malam. Di beberapa tempat, Gus Dur sudah ditunggu masyarakat sehingga mereka harus singgah sampai di enam tempat. Perjalanan yang harusnya cepat harus molor karena acara di satu tempat kadangkala tidak bisa diduga panjang-pendek waktunya. Mereka baru sampai di Padang pukul 13.30.
Setelah semuanya selesai, mereka terbang menuju Jakarta dan Gus Dur tidak pulang ke rumahnya, tetapi langsung menunggu pesawat untuk pergi ke Barcelona Spanyol.
“Saya pulang dan ambruk sakit selama seminggu setelah perjalanan ini,”
Ia tidak tahu energi seperti apa yang dimiliki Gus Dur, sudah kena stroke selama beberapa kali tetapi masih kuat ke mana-mana. Dirinya yang masih muda usia saja kalah jauh soal tenaga fisik.
Sebagai tokoh nasional, Gus Dur tak henti-hentinya menerima undangan dari masyarakat yang rindu bertemu dan menerima wejangannya. Gus Dur tak pernah menolak undangan atau menerima kunjungan tulus dari ummat yang kebingungan menghadapi berbagai persoalan.
Yahya Tsaquf, keponakan Gus Mus (KH Mustofa Bisri) suatu ketika diajak menemani perjalanan Gus Dur di Medan. Disela-sela acara utama, Gus Dur tak henti-hentinya menerima tamu, atau masyarakat yang sekedar ingin bersalaman. Ini sudah hal yang biasa bagi Gus Dur. Tak ada protokoler ketat, semua orang bisa bertemu dan menyapa beliau.
Selesai di Medan, perjalanan dilanjutkan ke Padang pada jam 8 malam. Di beberapa tempat, Gus Dur sudah ditunggu masyarakat sehingga mereka harus singgah sampai di enam tempat. Perjalanan yang harusnya cepat harus molor karena acara di satu tempat kadangkala tidak bisa diduga panjang-pendek waktunya. Mereka baru sampai di Padang pukul 13.30.
Setelah semuanya selesai, mereka terbang menuju Jakarta dan Gus Dur tidak pulang ke rumahnya, tetapi langsung menunggu pesawat untuk pergi ke Barcelona Spanyol.
“Saya pulang dan ambruk sakit selama seminggu setelah perjalanan ini,”
Ia tidak tahu energi seperti apa yang dimiliki Gus Dur, sudah kena stroke selama beberapa kali tetapi masih kuat ke mana-mana. Dirinya yang masih muda usia saja kalah jauh soal tenaga fisik.
Penulis: Mukafi Niam
Komentarku ( Mahrus ali):
Kalau Gus Dur lurus, bukan bengkong,
di jalan benar bukan di jalan yang menyalahi al Quran, maka saya katakan itu
keramat dari Allah di langit untuk
hambaNya dibumi yang di cintai. Berhubung Gus Dur tidak komitmen kepada Al
Quran dan setia kepada ajaran nasionalis, maka saya katakan itu sama dengan
orang yang tidak mampu angkat batu besar, tapi setelah baca wiridnya maka batu itu terangkat karena pertolongan
jin yang datang ketika wirid itu dibaca.
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3 atau
di panahnya.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan