Hadis
Abdullah ra
.........حَيَاتِي خَيْرٌ لَكُمْ
تُحْدِثُونَ وَيُحْدَثُ لَكُمْ وَوَفَاتِي خَيْرٌ لَكُمْ تُعْرَضُ عَلَيَّ
أَعْمَالُكُمْ فَمَا رَأَيْتُ مِنْ خَيْرٍ حَمِدْتُ اللهَ عَلَيْهِ وَمَا رَأَيْتُ
مِنْ شَرٍّ اسْتَغْفَرْتُ اللهَ لَكُمْ رَوَاهُ اْلبَزَّارُ فِى مُسْنَدِهِ
Hidupku
lebih baik bagimu, kamu melakukan
sesuatu dan kamu di beri keterangan hadis. dan matiku juga lebih baik bagimu, amal perbuatanmu di tampakkan kepadaku. Apa yang ku lihat baik
aku memuji kepada Allah dan apa yang
kulihat jelek, aku minta ampun kepada Allah untukmu. HR Al Bazzar dalam kitab musnadnya.
Hadits ini diriwayatkan oleh an Nasa’i (I/189),
Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (III/81), Abu Nu’aim dalam Akhbaru Ashfahaan (II/205),
dan Ibnu Asakir (IX/189).
Syekh
Muhammad Nashioruddin al albani menyatakan:
……………….
Al Bazzar berkata: Kami tidak mengetahui kalimat terahir ya`ni:حَيَاَتِيِ............. dari Abdillah
kecuali dari jalur ini.
Aku
( Al bani ) berkata: Golongan ahli hadis
telah sepakat hadis tsb dari Sofyan bukan ahir hadis yaitu: حَيَاَتِيِ.............,
lalu ada dukungan dari riwayat Al
a`masy tentang hal tsb menunjukkan tanda tambahan حَيَاَتِيِ.............
Adalah
syadz ( ganjil sekali ) sebab hanya Abd
Majid bin Abd Aziz yang meriwayatkannya secara sendirian. Apalagi dia masih di perbencangkan tentang hapalannya, sekalipun beliau termasuk perawi muslim.
Sebagian golongan ahli hadis menyatakan
beliau terpercaya, juga sebagian lainnya melemahkannya dengan keterangan …………..
Al
Kholili berkata: Dia perawi terpercaya, tapi keliru dalam beberapa hadis.
Imam
Nasai menyatakan: Abd Majid tidak kuat, boleh ditulis hadisnya.
Ibnu
Abdil bar berkata: Abd Majid
meriwayatkan beberapa hadis dari Imam Malik, yang keliru.
Ibnu
Hibban menyatakan dalam bukunya: Al
Majruhin: Dia sangat mungkar hadisnya, suka memutar balikkan hadis, meriwayatkan hadis – hadis mungkar dari perawi
– perawi yang masyhur Jadi layak di tinggalkan.
Karena
itu, Al Hafizh berkata dalam kitab Taqrib: Dia perawi yang suka
berkata benar tapi keliru.
Bila
kamu telah mengetahui keterangan yang lalu maka perkataan Al hafizh Al
Haitsami dalam kitab al majma` 24/6. HR Al Bazzar, dan perawi – perawinya adalah perawi sahih
Bukhari, memberikan arti seolah tiada
perawi yang di perbencangkan. Barang kali Imam Suyuthi terpedaya dengan keterangan itu ketika beliau berkata dalam kitab
al khoshoishul kubra 281/ 2, sanadnya sahih.
Karena
itu, saya katakan: Sesungguhnya al hafizh al Iraqi – guru Al Haitsami lebih
cerdik dalam memilih kata – kata tentang sanad al Bazzar, beliau berkata
dalam Takhrij Ihya` 128/4 – perawi perawinya adalah perawi sahih Bukhari kecuali Abd Majid bin Abu Rawad, sekalipun Imam Muslim menjadikannya sebagai
perawi. Dia di nyatakan terpercaya oleh
Ibnu Ma`in dan Nasa`I, tapi di lemahkan oleh sebagian ulama
Adapun
perkataan dia dan anaknya dalam kitab Tharhut tasrib fii syarhit
taqrib 297/3 sanadnya
jayyid, maka sanad tsb tidak
jayyid menurutku. Memang begitu bila
Abd Majid tidak menyelisihi
dengan perawi – perawi terpercaya sebagaimana
keterangan yang lalu. Dan ini
illat hadis. Aku sendiri tidak menjumpai
orang yang mengingatkannya hanya dari kalimat Ibnu Katsir dalam
kalimatnya yang telah kami kutip dari kitabnya Al Bidayah. Wallahu a`lam [1]
Saya
katakan: Hadis tsb lemah [2]
Abd
Majid bin Abd Aziz bin Abu Rawad Al azdy – Abu Abd Hamid Al makki, wafat 206 H. Ibnu hajar berkomentar:
صَدُوْقٌ يُخْطِىءُ وَ كاَنَ مُرْجِئًا
أَفْرَطَ ابْنُ حِبَّانَ فَقَالَ: مَتْرُوكٌ
Dia perawi yang suka berkata benar, murji`ah. Ibnu Hibban melampaui batas lalu
berkata: Dia ditinggalkan oleh ulama.
Martabat
Abd Majid bin Abd Aziz menurut Adz dzahabi: Imam Ahmad berkata: Dia perawi
terpercaya, yang berlebihan dalam membela murjiah
Abu
hatim berkata: Dia tidak kuat.
Al
Uqaili berkata: Imam Muhammad bin Yahya menyatakan dia lemah.
Abu
Ahmad Al Hakim berkata: Menurut mereka tidak kuat
Ibnu
Sa`d berkata: Dia banyak meriwayatkan hadis, murji`ah, lemah.
Assaji
berkata: Dia meriwayatkan hadis mungkar dari Imam Malik. [3]
Ibnu
katsir menyatakan hadis حَيَاَتِيِ.............
adalah mursal ( lemah ) [4]Begitu
juga pengarang kitab al fathul kabir 76/2
Ada perawi lagi bernama Zadzan – guru Abdullah bin
Assa`ib.
Dia
suka memursalkan hadis dan condong kepada syi`ah. Ibnu Hibban berkata: Dia
sering keliru dalam menyampaikan hadis [5]
Dengan
hadis lemah tersebut Tim Penulis LBM NU
cabang Jember memperbolehkan
minta doa kepada Rasulullah SAW sekalipun sudah berbaring di bawah pusaranya.Terus
kapan para sahabat, imam madzhab empat
minta doa kepada Rasulullah SAW
yang sudah meninggal dunia. Kita
ini ikut pemikiran yang sederhana. bila ada hadisnya yang sahih, kita harus mengikutinya dan jangan golongan
yang di kedepankan. Akhirnya ajaran
golongan salah atau benar dibela.
Bila
amal perbuatan umat Rasulullah SAW di
tampakkan kepada nabi, lalu bila jelek, beliau memintakan ampun, sudah tentu doa Rasulullah SAW mustajab dan
umatnya secara keseluruhan tidak punya dosa, lalu apa guinanya ayat yang memerintahkan
minta ampun atas dosa – dosa yang di lakukan sebagaimana ayat:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالله ُ يَعْلَمُ
مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan
(Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa)
orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu
berusaha dan tempat tinggalmu.[6]
وَأَنِ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا
إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ تَوَلَّوْا
فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ
dan
hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika
kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan
memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.
Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari
kiamat.[7]
Hadis tentang Rasulullah SAW memintakan ampun untuk umatnya akan membikin
umatnya mengabaikan kebaikan dan banyak melanggar hukum Allah karena pada prinsipnya Rasulullah SAW memintakan ampun. Biar aku berdosa dabn
berdosa lagi, dan yang penting dosa saya akan di ampun. Hal ini mirip dengan
Yesus terbunuh dan rela mati untuk menebus dosa umatnya dan ini adalah
kekeliruan yang nyata.
Orang yang melakukan dosa sendiri belum bertobat dan tidak mau minta
ampun, kok malah di ampun dosanya, nantinya surga akan penuh dan neraka akan
sedikit penghuninya. Hal ini bertentangan
sdengan ayat:
أَمْ
لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى أَلاَّ
تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلاَّ مَا سَعَى
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى ثُمَّ
يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ اْلأَوْفَى
Ataukah
belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa?, dan
lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu setia pada janji?, (yaitu) bahwasanya
seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan seorang manusia tiada memperoleh balasan
selain hasilkerjanya.. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan.
Kemudian akan diberi balasan dengan
balasan yang paling sempurna,[8]
وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ
فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلاَّ مَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُونَ
Dan barangsiapa
yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka.
Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu
kerjakan.[9]
Pergilah ke blog
kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4
shared mp3 atau di panahnya.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan