Judul asli buku : Tanaqudlaat Albany al-Waadlihah fiima waqo’a fi tashhihi al-Ahaadiits wa tadl’iifiha min akhtho’ wa gholath (Kontradiksi Al-Albani yang nyata terhadap penshahihan hadits-hadits dan pendhaifannya yang salah dan keliru).
Pengarang: Sarjana Mesir yang
bernama Mahmud Sa`id Mamduh
Penerjemah: S
yaikh Hasan Ali Assegaf
No.2: (Hal. 10 nr.2) Hadits : “Korbanlah satu sapi muda kecuali kalau itu sukar buatmu maka
korbanlah satu domba jantan” ( Muslim nr.1963 dalam versi bahasa Arab yang versi bahasa
Inggris 3/4836 hal.1086). Al-Albani berkata Daeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 6/64
nr. 6222 bahwa hadits ini lemah. Walaupun hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim, Abu
Daud, Nasa’i dan Ibnu Majah dari Jabir ra.Penulis buku Mahmud Sa`id Mamduh menyatakan sesat kepada al albani karena melemahkan hadis riwayat Muslim tsb.
Komentarku ( Mahrus ali):
Kita harus mengkaji dulu barang kali
Al bani yang benar dan Ust Mahmud yang salah atau kebalikannya. Dan kita hanya
mengikuti ilmu bukan emosi,mengikuti hasil pengkajian sekalipun tidak sesuai
dengan hati kita.bukan taklid buta Arabnya sedemikian:
صحيح مسلم ٣٦٣١: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا
زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
تَذْبَحُوا إِلَّا مُسِنَّةً إِلَّا أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً
مِنْ الضَّأْنِ
Shahih Muslim 3631: Telah menceritakan
kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami Zuhair telah
menceritakan kepada kami Abu Az Zubair dari Jabir dia berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu sembelih kecuali
kambing yang berumur setahun lebih, Jika itu sulit kamu peroleh, sebelihlah
jadz'ah ( kambing yang berumur enam bulan ke atas)."
- تحقيق الألباني :
- ضعيف ، ابن ماجة ( 3141 ) // ضعيف سنن ابن ماجه
( 676 ) ، الضعيفة ( 1 / 91 - 93 ) ، الإرواء ( 1145 ) ، ضعيف الجامع الصغير (
6209 ) //
Pengkajian al albani: Hadis tsb lemah, sunan Ibn Majah 3141. kitab Dhaif sunan Ibn Majah 676. kitab Dhoifah 93-91 /1. kitab Al Irwa` 1145. kitab Dhoif jami` shaghir 6209.
مشكاة
المصابيح - (ج 1 / ص 326)
-
[
3 ] ( صحيح )
Dalam kitab Misykatul
mashobih 326/1. Al bani menyatakan hadis tsb sahih.
Ada
kesalahan terjemah dari S yaikh Hasan Ali Assegaf sbb:
Korbanlah
satu sapi muda kecuali kalau itu sukar buatmu maka korbanlah satu domba jantan”
Mestinya tidak begitu, tapi:
"Janganlah kamu sembelih kecuali
kambing yang berumur setahun lebih, Jika itu sulit kamu peroleh, sebelihlah
jadz'ah ( kambing yang berumur enam bulan ke atas)."
Barang kali S
yaikh Hasan Ali Assegaf
rindu pada……………. , atau dirindukan oleh
………….,hingga terjemahannya keliru, atau mungkin salah paham atau salah
cetak dan belum dikoreksi lagi karena tidak ada kesempatan. Dengan bagaimanapun
argimentasinya yang penting keliru dan kasihan pembacanya di kelirukan.
Hadis riwayat Muslim itu dilemahkan oleh al
bani, lalu di sesatkan oleh Syaikh Mahmud tanpa alasan kecuali hanya mitos di
masa lalu yang menyatakan:” tidak boleh
melemahkan kepada riwayat Muslim dan Bukhari. Harus dikatakan sahih, haram
dilemahkan dan dapat dosa atau sesat”.
Ini argumentasi al bani untuk melemahkan
riwayat Muslim di atas. Al bani berkata
sebagai argumentasi melemahkannya sbb:
إرواء
الغليل في تخريج أحاديث
منار
السبيل - (ج 4 / ص 359)
وَمَدَارُ الطَّرِيقَيْنِ عَلَى أَبِي الزُّبَيْرِ وَهُوَ مُدَلِّسٌ مَعْرُوفٌ بَذْلِكَ خَاصَّةَ عَنْ أَبِي بِيرَ فَيُتَّقَى حَديثُهُ عَنْه مَا لَمْ يُصَرِّحُ بِالتَّحْدِيثِ وَكَانَ مُعَنْعَنًا كَمَا فَعَلَ فِي هَذَا الْحَديثِ فِي جَمِيعِ الْمُصَادَرِ الْمُخْرِجَةَ لَهُ وَقَدْ كُنْتُ اُغْتُرِرْتِ بُرْهَةًَمِنَ
الزَّمَنِ بِهَذَا الْحَديثِ مُتَوَهِّمًا صِحَّتَهُ لاخراج مُسْلِمٍ إِيَّاهُ فِي ( صَحِيحِهِ ) ثُمَّ تَنَبَّهْتُ لِعِلَّتِهِ هَذِهِ تَنَبَّهْتُ عَلَيهَا فِي ( سِلْسلَةَ الاحاديث الضَّعِيفَةَ )( ج 1 ص 91 طَبْعُ الْمَكْتَبِ الاسلامي فِي دِمَشْقَ ).
Pokok persoalan dua jalur periwayatan pada Abu Zubair. Dia suka
menyelinapkan perawi lemah agar tampak sahih dan dia juga terkenal melakukan
sedemikian, apalagi riwayatnya dari Abu Bir. Jadi hadisnya harus dihindari
selama dia tidak menyatakan haddatsana
dalam meriwayatkan. Dia juga menggunakan kalimat an ( dari ) sebagaimana
di lakukan pada hadis ini dalam seluruh sumber yang mengeluarkan atau
meriwayatkan hadis tsbSuatu saat aku tertipu dengan hadis itu, lalu aku anggap sahih karena Imam Muslim meriwayatkannya dalam kitab sahihnya. Lalu aku teringat illatnya, lalu aku juga ingat padanya dalam kitab Silsilatul ahadis dhoifah 91/1 cetakan al Maktabul islami Beirut.
Komentarku ( Mahrus ali):
Abuz Zubair adalah mudallis dan ini
termasuk cacat dalam meriwayatkan hadis, kecuali dalam meriwayatkan menggunakan
kalimat haddatsana. Karena itu, riwayat Muslim itu tidak disahihkan oleh
albani. Badar al umrani berkata:
بدر العمراني
27-11-05, 05:18 PM
الحديث لا يصح ، و علته كما يظهر من
الروايات المعروضة هي : عنعنة أبي إسحاق السبيعي و هو مدلس مشهور أنظر ترجمته في
طبقات المدلسين لابن حجر ، و الحديث ضعفه الألباني لذلك لم يذكره في كتابه صحيح
الكلم الطيب. و الله أعلم
Hadis tsb tidak sahih, illatnya sebagaimana dari riwayat yang di tampakkan
yaitu an`anah Abu Ishak assubai`i. Dia mudallis yang populer, lihat riwayat hidupnya dalam kitab
Thobaqat mudallisin karya Ibn Hajar. Ia di lemahkan oleh al albani, karena itu
tidak di sebutkan dalam kitabnya Sahih
kalimit thoyyib, wallahu a`lam.
Abu Ishak yang mudallis itu
meriwayatkan hadis dengan kalimat “dari” bukan “haddatsana”, dan ini termasuk
kelemahan bagi mudallis dalam meriwayatkan hadis.
Komentarku ( Mahrus ali):
Ada hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Ishak assubai`I bukan hadis di atas. Hadis dilemahkan karena dia mudallis ( suka menyelinapkan perawi lemah dan tidak di cantumkan dalam sanad).
مُحَاضَرَاتٌ فِي عُلُوْمِ الْحَدِيْثِ - (ج 1
/ ص 30)
( الْتَّدْلِيْسُ أَخُو الْكَذِبِ )) ،
( الْتَّدْلِيْسُ أَخُو الْكَذِبِ )) ،
وَقَالَ أَيْضًا : (( لأََنْ أَزْنِي أَحَبُّ
إِلَيَّ مِنَ أَنْ أُدَلِّسَ )).
Kuliah tentang Ilmu hadis - (c 1 /
p. 30)
(Tadlis adalah saudara kedustaan )),
(Tadlis adalah saudara kedustaan )),
Syu`bah juga mengatakan: (( Saya
berzina lebih berharga bagi saya daripada berbuat tadlis / menyimpan perawi lemah.))
. بُحُوْثٌ
فِي الْمُصْطَلَح لِلْفَحْل - (ج 1 / ص 302)
وَعَلَى هَذَا نَصَّ الْشَّافِعِي -رَحِمَهُ اللهُ - فَقَالَ: ((وَمَنْ عَرَفْنَاهُ دَلََّسَ مَرَّةً فَقَدْ أَبَانَ لَنَا عَوْرَتَهُ فِي رِوَايَتِهِ، وَلَيْسَتْ تِلْكَ الْعَوْرَةُ بِالْكَذِبِ فَنَرُدَّ بِهَا حَدِيْثَهُ،وَلاَ الْنَّصِيْحَةُ فِي الْصِّدْقِ،فَنَقْبَلَ مِنْهُ مَا قَبِلْنَا مِنْ أَهْل الْنَّصِيْحَةِ فِي الْصِّدْق))
وَيُمْكِنُ حَمْلُ الْتَّشَدُّدِ الْوَارِدِ عَنْ شُعْبَةَ عَلَى (( الْمُبَالَغَةِ فِي الزَّجْرِ عَنْهُ وَالتَّنْفِيْرِ ))
وَعَلَى هَذَا نَصَّ الْشَّافِعِي -رَحِمَهُ اللهُ - فَقَالَ: ((وَمَنْ عَرَفْنَاهُ دَلََّسَ مَرَّةً فَقَدْ أَبَانَ لَنَا عَوْرَتَهُ فِي رِوَايَتِهِ، وَلَيْسَتْ تِلْكَ الْعَوْرَةُ بِالْكَذِبِ فَنَرُدَّ بِهَا حَدِيْثَهُ،وَلاَ الْنَّصِيْحَةُ فِي الْصِّدْقِ،فَنَقْبَلَ مِنْهُ مَا قَبِلْنَا مِنْ أَهْل الْنَّصِيْحَةِ فِي الْصِّدْق))
وَيُمْكِنُ حَمْلُ الْتَّشَدُّدِ الْوَارِدِ عَنْ شُعْبَةَ عَلَى (( الْمُبَالَغَةِ فِي الزَّجْرِ عَنْهُ وَالتَّنْفِيْرِ ))
Buhus fil mustholah lilfahl - (c 1 / hal 302)
Pada masalah ini teks Shafie menyatakan - Rahimahullah -: (( Dan orang yang kami tahu melakukan tadlis sekali . sungguh dia telah menunjukkan kepada kita celanya / aibnya dalam meriwayatkan hadis, Ia bukan kebohongan yang kita tolak, dan bukan nasihat yang jujur, lalu kita terima sebagaimana apa yang kita menerima dari orang-orang ahli nasihat dengan kejujuran)).
Dan sikap ekstrim Syu`bah itu mungkin untuk bersikap ketat dalam melarang tadlis dan sebagai pencegah))
Komentarku ( Mahrus ali )
Saya
setuju ini karena sesuai dengan ayat :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ
فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا
فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.[1]
Menyelinapkan perawi lemah itu ada kesan
berbuat kedustaan hadis – kedustaan pada umat dan pada Nabi SAW. Dan ini akan
di ancam dengan hadis :
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا
فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidak sama
dengan berdusta atas nama orang lain. Barangsiapa yang berdusta atas namaku
dengan sengaja, maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di api neraka.” (Bukhari, 23, Kitabul Janaiz, 34, bab
dimakruhkan meratapi orang mati).[2]
بُحُوْثٌ فِي
الْمُصْطَلَحِِ لِلْفَحْل - (ج 1 / ص 303)
لاَ تُقْبَلُ رِوَايَةُ الْمُدَلِّسِ ، سَوَاءٌ صَرَّحَ بِالْسَّمَاعِ أَمْ لاَ ، حَكَاهُ ابْنُ الْصَّلاَحِ عَنْ فَرِيْقٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ وَالْفِقْهِ، وَهَذَا مَبْنِيٌ عَلَى الْقَوْلِ بِأَنَّ الْتَّدْلِيْسَ نَفْسَِهُ جُرْحٌ تَسْقُطُ بِهِ عَدَالَةُ مَنْ عُرِفَ بِهِ . وَهَذَا الََّّذِي اسْتَظْهَرَهُ عَلَى أُصُوْلِ مَذْهَبِ اْلإِمَامِ مَالِكٍ الْقَاضِي عَبْدُ الْوَهَّابِ فِي الْمُلَخَّص.
لاَ تُقْبَلُ رِوَايَةُ الْمُدَلِّسِ ، سَوَاءٌ صَرَّحَ بِالْسَّمَاعِ أَمْ لاَ ، حَكَاهُ ابْنُ الْصَّلاَحِ عَنْ فَرِيْقٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ وَالْفِقْهِ، وَهَذَا مَبْنِيٌ عَلَى الْقَوْلِ بِأَنَّ الْتَّدْلِيْسَ نَفْسَِهُ جُرْحٌ تَسْقُطُ بِهِ عَدَالَةُ مَنْ عُرِفَ بِهِ . وَهَذَا الََّّذِي اسْتَظْهَرَهُ عَلَى أُصُوْلِ مَذْهَبِ اْلإِمَامِ مَالِكٍ الْقَاضِي عَبْدُ الْوَهَّابِ فِي الْمُلَخَّص.
.
Penelitian di al mustholah karya al Fahl - (c 1 / hal 303)
Tidakdi terima riwayat Mudallis, apakah dia menyatakan mendengarkan atau tidak. Ia diriwayatkan oleh Ibn al-Salah dari sebuah tim ahli dari hadits dan fiqh, dan ini didasarkan pada pandangan yang mengatakan bahwa tadlis itu sendiri aib yang menurunkan keadilan orang yang populer dengannya. Inilah yang tampak lebih jelas dari dari pandangan Abd Wahhab seorang Qadhi menurut landasan – landasan Madzhab Imam Malik dalam al Mulakkhos .
Penelitian di al mustholah karya al Fahl - (c 1 / hal 303)
Tidakdi terima riwayat Mudallis, apakah dia menyatakan mendengarkan atau tidak. Ia diriwayatkan oleh Ibn al-Salah dari sebuah tim ahli dari hadits dan fiqh, dan ini didasarkan pada pandangan yang mengatakan bahwa tadlis itu sendiri aib yang menurunkan keadilan orang yang populer dengannya. Inilah yang tampak lebih jelas dari dari pandangan Abd Wahhab seorang Qadhi menurut landasan – landasan Madzhab Imam Malik dalam al Mulakkhos .
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan