K. H. Muhammad Arifin Ilham
SubhanAllah,
sahabatku inilah diantara alasan mengapa kami rela anak kami tersayang mondok
di Pesantren Alqur'an,1.Ingin anak kami jadi anak yg sholeh, 2. Penerus
perjuangan Rasulullah, 3. Terhindar dari lingkungan kurang baik, 4. Aku sendiri alumni pesantren, 5. Menjadi
lebih mandiri, 6. Kecerdasan sosial tumbuh, 7. Full 24 jam dalam pendidikan
islami yg teratur, terarah & terkontrol dg tujuan sgt jelas, 8. Insya Allah
selamat dunia akhirat, 9. InsyaAllah akan membahagiakan orang tua di dunia
apalagi di akhirat, 10. Penerang kubur bg orang tuanya bahkan di akhirat
dipasangkan mahkota terindah u orang tuanya, Rasulullah bersabda, "Barang
siapa membaca Alqur’an, mempelajari, dan mengamalkannya maka kedua orang tuanya
pada hari qiamat akan dipakaikan mahkota dari nur yg sinar terangnya laksana
sinar terang matahari. Kedua orang tuanya juga dipakaikan dua baju hias
kebesaran yg tidak dapat dinilai dg dunia. Keduanya lalu berkata, "sebab
apakah ini dipakaikan kpd kami?" Maka dikatakan, "sebab anakmu telah
mengambil (belajar) Alqur’an darimu". (HR Al Hakim dari Buraidah &
Sahih Muslim). Fotoku bersama dua putraku tersayang Muhammad Alvin Faiz &
Muhammad Amer Azzikra di Pondok Pesantren Darul Ikhlas desa Sukadami Cikarang
Selatan Bekasi. "Allahuma ya Allah jadikanlah anak anak kami anak anak yg
sholeh sholehah, generasi pewaris Rasulullah...aamiin".
36.144 orang
menyukai ini.
Komentarku ( Mahrus ali):
Nasehat dari K. H. Muhammad Arifin Ilham telah mendapat pernyataan suka dari 36.144 orang bukan satu dua orang , dan ternyata mereka tidak mengerti ada kekeliruan dalam terjemahan hadis tsb. Yang benar
Arabnya sbb:
المستدرك على الصحيحين للحاكم - (ج 5 / ص 151)
- أَخْبَرَنَا بَكْرٌ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّيْرَفِي
، بِمَرُو ، ثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ الْفَضْلُ اْلبَلْخِي ، ثَنَا مَكِّي بْنُ
إِبْرَاهِيْمَ ، ثَنَا بَشِيْرٌ بْنُ مُهَاجِرٍ ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ
اْلأَسْلَمِي ، عَنْ أَبِيْهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله
صلى الله عليه وسلم : « مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ أُلْبِسَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُوْرٍ ضَوْءُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ ، وَيُكْسَى
وَالِدَيْهِ حُلَّتَانِ (1) لاَ يَقُوْمُ بِهِمَا الدُّنيَا فَيَقُوْلاَنِ : بِمَا
كُسِيْنَا ؟ فَيُقَالُ : بَأْخُذُ وَلَدُكُمَا اْلقُرْآنَ » . « هَذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ
عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ ، وَلَمْ يُخْرِجَاهُ »
Barang
siapa membaca Alqur’an, mempelajari, dan mengamalkannya maka pada hari qiamat dia akan dipakaikan mahkota dari nur yg sinar
terangnya laksana sinar terang matahari. Kedua orang tuanya juga dipakaikan dua
baju hias yg tidak dapat dinilai dg
dunia. Keduanya lalu berkata, "sebab apakah ini dipakaikan kpd kami?"
Maka dikatakan, "sebab anakmu telah mengambil (belajar) Alqur’an ".
Kekeliruan
terjemahan disini:
Terjamahan
KH Arifin sbb:
maka
kedua orang tuanya
pada hari qiamat akan dipakaikan mahkota dari nur yg sinar terangnya laksana
sinar terang matahari.
Mestinya
sbb:
maka pada hari qiamat dia akan dipakaikan mahkota dari nur yg
sinar terangnya laksana sinar terang matahari.
Menurut
terjemahan KH Arifin sbb:
-
"sebab anakmu telah mengambil
(belajar) Alqur’an darimu
Mestinya
sbb:
"sebab
anakmu telah mengambil (belajar) Alqur’an
Menurut
terjemahan KH Arifin sbb:
".
(HR Al Hakim dari Buraidah & Sahih Muslim).
Mestinya
sbb:
Hadis
ini sahih menurut persaratan perawi
Muslim, namun Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
Komentarku ( Mahrus ali):
Kalau
terjemahan versi KH Arifin itu mengesankan bahwa Imam Muslim juga
meriwayatkannya dalam kitab sahihnya.Pada hal tidak. Boleh dibuktikan dan
lihatlah di kitab sahih Muslim.
Hadis tsb
menurut al bani hasan Lighoirih , lihat:
Sahih targhib wattarhib 80/2
Hadis tsb,
tiada ulama yang mencantumkannya dari ribuan ulama kecuali dalam dua kitab: Al
Mustadrak 757/1 , nomer hadis 2086. Dan
kitab Ufuk azwi , nomer 2198
Perawi
bernama Basyir bin Muhajir bukan perawi yang kuat. Dia perawi yang tidak di
sebutkan dalam dua kitab tahdzib Ibn Hajar dan Dzahabi.
الضعفاء والمتروكين
للنسائي - (ج 1 / ص 159)
بشير بن مهاجر ليس
بالقوي
الجرح والتعديل لابن
أبي حاتم - (ج 2 / ص 378)
الاثرم قال سمعت ابا عبد الله وذكر بشير بن
مهاجر فقال: منكر الحديث قد اعتبرت احاديثه فإذا هو يجئ بالعجب (4).
Dalam
kitab Dhu`afa` wal matrukin 159/1 karya
Nasa`I di jelaskan bahwa perawi bernama
Basyir bin Muhajir tidak kuat.
Dalam
kitab al jarh watta`dil karya Ibn Abi Hatim 378/2 .
Atsram
berkata: Aku mendengar Abu Abdillah menyebut Basyir bin Muhajir , lalu berkata;
Hadisnya munkar. Saya pernah menganggap baik hadisnya lalu dia meriwayatkan
hadis yang aneh.
Dari segi
redaksi hadis bertentangan dengan al Quran:
Di katakan
dalam hadis tadi:
maka pada hari qiamat dia akan dipakaikan mahkota dari nur yg sinar
terangnya laksana sinar terang matahari.
Ia
bertentangan dengan ayat:
مُتَّكِئِينَ فِيهَا
عَلَى الْأَرَائِكِ لَا يَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلَا زَمْهَرِيرًا(13)
di
dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di
dalamnya matahari dan tidak pula dingin
yang bersangatan. Al insan 13
Kan di
surga tiada matahari.
Sudah
cukup ribuan ulama tidak meriwayatkannya kecuali Al Hakim dalam kitab Mustadrak
dan mengapa tiada di dalam kitab lain.
Namun tulisan Ust Arifin itu
mendapat tanggapan yang banyak dan disukai oleh 36.144 orang
. Pada hal keliru, hadisnya lemah dan bertentangan dengan al Quran. Begitulah
ribuan orang yang membenarkan kesalahan tanpa disadari. Boleh jadi menyalahkan kebenaran tanpa disadari. Ber arti manusia hanya fanatik figur, bukan
ilmiyahnya, taklid buta bukan taklid yang dilandasi ilmu. Dan kebanyakan
manusia tidak mengerti ilmu agama kecuali jare – jare. Lihat ayatnya:
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي
اْلأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ
وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
Artikel Terkait
Assalamu'alaikum ustadz , terjemahan hadits di atas di dalam kalimat -------pada hari qiamat dia akan dipakaikan mahkota dari nur yg sinar terangnya laksana sinar terang matahari.
BalasHapusustadz sangkal dgn kalimat ---------Kan di surga tiada matahari.
Menurut saya , bukankah kata di atas yaitu "laksana" bukan berarti menerangkan bahwa adanya matahari kan ustadz ? afwan bila saya salah mohon konfirmasinya !
Meskipun laksana matahari, kan panasnya seperti matahari. pada hal di surga tiada trik matahari yang panas atau yang panasnya seperti matahari.
BalasHapusAssalaamu'alaikum..
BalasHapusUstadz Mahrus, (Semoga Allah selalu melindungi anda dan keluarga) sejak kecil saya selalu bertanya pada diri apakah yg agama yg saya jalankan sesuai atau belum dengan Perintah Allah dan telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabanya.
Sesungguhnya Islam itu mudah dan menentramkan, nah dalam perjalanan saya ada ajaran-ajaran yg sedikit mengganjal, dan dengan beriringnya waktu, Allah membukakan pintu Hidayah utk mempelajari Islam secara murni dan benar serta menjawab keraguan saya. Ternyata ada beberapa hadist yg palsu namun diyakini kebenarannya di tengah-tengah kita. Astaghfirullah...
Ustadz, saya mohon bantuannya, adakah referensi referensi Hadist-hadist yg BENAR/SHAHIH yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Ustadz? kalo ada, penerbitnya siapa Ustadz? saya akan membelinya dan dijadikan pedoman, agar hati ini tenang menjalani kehidupan.
Oiya kenapa saya tanya ini, karena berita kemaren bahwa Al Quran saja salah cetak dan dikorupsi oleh sebagian oknum pemerintah kita.. MasyaAllah, Al Quran saja berani untuk disalah artikan apalagi Hadist...
Semangat Ustadz, kami tunggu balasan dari Ustadz.
Wassalaamu'alaikum...
إسناده حسن في المتابعات والشواهد رجاله ثقات عدا بشير بن المهاجر الغنوي وهو مقبول ، رجاله رجال مسلم....
BalasHapusAHMAD BIN ABDILLAH : ثقة
IBNU HAJAR : قال في التقريب : صدوق لين الحديث رمي بالإرجاء
YAHYA BIN MA'IN : ثقة
علماء جرح وتعديل
قال أَبُو بَكْر الأثرم , عَنْ أَحْمَد بْن حنبل منكر الحديث قد اعتبرت أحاديثه فإذا هو يجيء بالعجب وقال إِسْحَاق بْن منصور عَنْ يَحْيَى بْن معين ثقة وقال أَبُو حاتم يكتب حديثه، ولا يحتج بِهِ، وقال الْبُخَارِيّ يخالف فِي بعض حديثه وقال النسائي ليس بِهِ بأس، وقال أَبُو أَحْمَد بْن عدي ، روى ما لا يتابع عليه، وهو ممن يكتب حديثه، وان كان فيه بعض الضعف
روى لِهِ الجماعة سوى الْبُخَارِيّ