Kamis, Januari 03, 2013

يَارَبَّـنَا يَارَبَّـنَا



يَارَبَّـنَا يَارَبَّـنَا
Ya rabbana
Wahai Tuhan kami

Qasidah milik Sayid
Abu Bakar bin Salim

يَارَبَّـنَا يَارَبَّـنَا           يَارَبَّـنَا يَارَبَّـنَا
يَارَبَّـنَا أَنْتَ لَنَا           كَهْفٌ وَغَوْثٌ وَمُعِيْنْ

Wahai Tuhan kami – wahai Tuhan kami . wahai Tuhan kami - wahai Tuhan kami
Wahai Tuhan kami – Engkau  bagi kami adalah gua, penolong, dan pemberi pertolongan.

Keterangan: Allah SWT. dipanggil dengan gua dan ghauts, saya belum menjumpai dalilnya dan tiada sahabat atau ulama salaf dahulu yang menyatakan seperti itu. Itu sekadar kreasi manusia tanpa dasar wahyu. Berdoalah atau panggillah Allah SWT. dengan sifat Allah SWT. yang ada di dalam al-Quran atau asmaul husna. Allah SWT. berfirman :
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”[1]

Jadi saya khawatir kepada orang–orang yang menyebut Allah SWT. dengan sebutan yang tidak terdapat dalam al-Quran atau hadits akan termasuk orang yang keliru dalam memanggil nama Allah SWT.  dan akan mendapat balasan yang jelek.

عَجِّلْ بِرَفْعِ مَا نَزَلْ              أَنْتَ رَحِيْمٌ لَمْ تَزَلْ 
مِنْ غَيْرِكَ عَزَّ وَجَلَّ             وَلاَطِفٌ بِالْعَالَمِيْنْ

Cepatlah melenyapkan musibah   Engkau selalu maha belas kasih
Siapakah selain Engkau k – Engkau Maha Belas kasih kepada seluruh alam.
رَبِّ اكْفِنَا شَرَّ الْعِدَا             وَخُذْ هُمُوْا وَبَدِّدَا
وَاجْعَلْهُوْا لَنَافِدَا            وَعِبْرَةً لِلنَّا ظِرِيْنْ
يَا رَبِّ شَتِتْ شَمْلَهُمْ           يَا رَبِّ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ
يَا رَبِّ قَلِّلْ عَدَّهُمْ              وَاجْعَلْهُمْ فىِ الْغَابِرِيْنْ
وَلاَ تُبَلِّغْهُمْ مُرَادْ           وَنَارُهُمْ تُضْبِح رَمَادْ
بكۤـهٰـيٰعۤصۤ                  فىِ الْحَالِ وَلَّوا خَائِبِيْنْ
وَشَرَّ كُلِّ مَاكِرٍ            وَخَائِنٍ وَغَادِرِ       
وَعَائِنٍ وَسَاحِرِ             وَشَرَّ كُلِّ الْمُؤْذِيْنْ
مِنْ مُعْتَدٍ وَغَاصِبِ              وَمُفْتَرٍ وَكَاذِبِ
وَفَاجِرٍ وَعَائِبِ             وَحَاسِدٍ وَالشَّامِتِينْ


Wahai Tuhanku! Cukupilah kami atas kejahatan musuh. Tindaklah mereka Engkau cerai beraikan
Jadikanlah mereka sebagai tebusan kami  dan teladan bagi orang –orang yang melihat
Wahai Tuhanku! cerai beraikan persatuan mereka  dan pecahkan kumpulan mereka
Wahai Tuhanku persedikitlah jumlah mereka dan jadikanlah mata mereka berdebu
Jangan  berikan tujuan mereka tercapai, jadikanlah api mereka menjadi abu
… dengan kaf ha ya ‘ain shad  sekaligus mereka mundur terhina
Dan cukupilah kami dari kejelekan orang yang makar, cidra, orang yang bermata hasud lalu membahayakan, ahli sihir, dan kejahatan setiap orang yang mengganggu
Dari orang yang melanggar, gasab, pembohong, durja, pencela, hasud dan musuh yang gembira.

Keterangan: Banyak permintaan dalam doa ini yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah  dan doa sang penyair kali ini bertawasul dengan huruf kaf ha ya ‘ain shad. Tawasul sedemikian ini tidak ada tuntunannya, tiada dalilnya  dan tiada sahabat atau ulama salaf dahulu yang melakukan seperti itu. Ia mirip dengan anggapan yang  menyatakan bahwa setiap huruf ada khasiatnya. Tawasul tidak diperkenankan  dengan huruf dan bertawasullah dengan  amal perbuatanmu sendiri. Dalam ensiplopedi  fatwa Komisi Fatwa dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia menyatakan:

س : مَا حُكْمُ قَوْلِ بَعْضِ النَّاسِ فِي اْلقُنُوْتِ ( بَيْنَ سَقْفِنَا ، وَكَهيعص تَكْفِيْنَا.. ) إلخ وَهَلْ يَجُوْزُ الصَّلاَةُ خَلْفَ مِثْلِ هَؤُلَاء؟ جَزَاكُمُ الله خَيْرًا. ( جَمَاعَة مُسْلِمَة- بَرِيْطَانِيَا )
Soal: Bagaimanakah hukum sebagian orang dalam qunut. Antara atap kita dan kaf ha ya ‘ain shad yang mencukupi kami… Apakah diperkenankan melakukan shalat di belakang imam seperti itu? Semoga Allah membalas kebaikan kepadamu! Jamaah muslim Inggris.
ج : هَذَا اْلعَمَلُ بِدْعَةٌ وَمُنْكَرٌ وَلَا أَصْلَ لَهُ فِي الشَّرْعِ ، وَالْوَاجِبُ عَلَى الْجِهَاتِ الْمَسْئُولَةِ عَزْلُ هَذاَ الْإِمَامِ وَإِبْدَالُهُ بِخَيْرٍ مِنْهُ إِذَا لمَ يَتُبْ وَيَدَعْ هَذِهِ اْلبِدَعْ ، لِقَوْلِ الله سبحانه : وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ الآية ، وَلِقَوْلِ النَّبيِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ رواه الإمام مسلم في صحيحه.
Jawaban: Perbuatan tersebut bid`ah, mungkar, tiada dalilnya dalam syariat. Bagi penguasa yang bertanggung jawab kepadanya harus mencopotnya dan diganti dengan yang lebih baik bila dia tidak bertobat atau meninggalkan bid`ahnya  karena Allah berfirman:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar.”[2]
Rasulullah e  juga bersabda 
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
“Barangsiapa di antaramu melihat kemungkaran, robahlah dengan tangannya. Bila tidak mampu,cukup  dengan lidahnya. Bila  tidak mampu cukup dengan hatinya  dan itulah iman yang paling lemah.”[3]
Abdur Rauf al-Munawi berkata:
اَلْأَوْلَى أَنْ لَا يُجَاوِزَ اْلِإنْسَانُ فِي طَلَبِهِ الْمَأْثُوْرِ
“Yang paling utama hendaklah menusia tidak mohon kepada Allah  melebihi apa yang terdapat dalam hadits.”[4]
Abdullah bin Ahmad bin Qudamah  al-Maqdisi berkata:
  فَصْلٌ فَأَمَّا الدُّعَاءُ بِمَا يَتَقَرَّبُ بِهِ إِلَى الله عَزَّ وَجَلَّ مِمَّا لَيْسَ بِمَأْثُوْرٍ وَلَا يُقْصَدُ بِهِ مَلَاذُ الدُّنْيَا فَظَاهِرُ كَلَامِ الْخَرْقِي وَجَمَاعَةٍ مِنْ أَصْحَابِنَا أَنَّهُ لَا يَجُوْزُ
Pasal: Adapun berdoa untuk mendekat kepada Allah k dengan kalimat di luar hadits dan tidak dimaksudkan untuk mendapat kenikmatan dunia, maka menurut perkataan al-Kharqi dan segolongan dari teman kami  tidak diperkenankan.[5]
Aku berkata : Hal itu bila dilakukan di luar shalat, apalagi dalam shalat.

يَارَبَّـنَا يَارَبَّـنَا           يَاذَالْبهَا وَذَا السَّنَا

Wahai Tuhan kami - Wahai Tuhan kami, wahai Tuhan yang punya keagungan dan yang punya al-Sana  (nama sejenis tumbuhan)

Keterangan: Wahai Tuhan yang punya keagungan dan yang punya al-Sana  (nama sejenis tumbuhan), kalimat tersebut belum pernah digunakan untuk menyebut atau memanggil Allah dalam berdoa oleh para sahabat atau ulama salaf dahulu. Lafal al-Baha tidak terdapat dalam  asmaul husna atau julukan untuk Allah dalam al-Quran.
وَذَالْعَطَا وَذَا الْغِنَى               أَنْتَ مُجِيْبُ السَّائِلِيْنْ
يَسِّرْلَنَا عُيُوبَنَا                   فَأَنْتَ بِالسِّتْرِ قَمِيْنْ
وَاغْفِرْلَنَا ذُنُوبَنَا             وَكُلَّ ذَنْبٍ عِنْدَنَا
وَامْنُن بِتَوْبَةٍ لَنَا             أَنْتَ حَبِيْبُ التَّائِبِيْنْ
بِجَاهِ سَيِّدِنَا الرَّسُوْل            وَالحَسَنَيْنِ وَالْبَتُولْ
وَالْمُرْتَضَى أَبىِ الْفُحُوْلْ         وَجَاهِ جِبْرِيْلَ الاَمِيْنْ


Wahai Tuhan yang punya pemberian dan kekayaan, Engkau Tuhan yang mengabulkan orang – orang yang minta
Permudahlah urusan kami, dan lapangkan dada kami
Tutupilah aib – aib kami. Engkau layak untuk menutupinya
Ampunilah dosa – dosa kami  dan seluruh dosa kami
Berilah kami bertobat dan Engkau kekasih orang – orang yang bertobat
… Dengan kedudukan sayidina   Rasulullah e, dua hasan dan Fathimah al-Batul
Ali al-Murtadha – Abul Fuhul dan kedudukan Jibril yang terpercaya.

Keterangan: Doa dengan kedudukan orang – orang yang disebutkan tadi tiada sahabat atau ulama salaf dahulu yang melakukan  seperti itu. Dan tiada sahabat yang menyebut Fathimah al-Batul, atau Ali dengan al-Murtadha, apalagi disebut Abul Fuhul.
ثُمَّ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ              عَلَى النَّبِىِّ خَيْرِ اْلاَنَامْ
وَآلِهِ الْفُرِّ الْكِرَامْ           وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنْ         

Lantas  shalawat dan salam semoga diberikan kepada nabi – manusia terbaik
Keluarganya yang cemerlang dan mulia, sahabat dan para tabiiin.



[1]  Surat al-A’raf:180
[2]  Attaubah 71
[3] Muttafaq ‘alaih., Komisi Fatwa dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia menyatakan:


[4] Faidhul qadir 437/2
[5] Al Mughni 321/1 
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan