Penghancuran di pemakaman Baqi'
Dengan alasan pemurnian tauhid dari
bentuk kesyirikan, pemakaman Baqi’ menjadi korban penghancuran oleh kaum
wahhabi salafi. Dengan alasan dangkal dan tidak masuk akal tersebut, mereka
dengan bangga membongkar dan merusak peninggalan-peninggalan Nabi Muhammad Saw,
rumahnya, kamarnya bahkan berencana ingin memindahkan makam dan menghancurkan
kubahnya (Inna lillahi, kebodohan yang memuncak). Pemakaman para sahabat Nabi
Saw di Baqi’ pun juga ikut diratakan dan dihancurkan kubah-kubahnya oleh mereka.
Berikut foto-foto pemakaman Baqi’
sebelum dihancurkan. Foto-foto ini
diambil dari buku album foto-foto pribadi Sultan Abdul Hamid Utsmani tentang
Mekkah dan Madinah sebelum dihancurkan. Terbit tahun 2006 di Turki. Dalam buku
ini dimuat sekitar 130 foto-foto indah dan bersejarah dari tanah Arafah, Ka’bah,
Masjidun Nabi, Kuburan Abu Thalib, kota Madinah dan Mekkah :
Rabu 8 Syawal 1345 Hijriah
bertepatan dengan 21 April 1925 mausoleum (kuburan besar yang amat indah) di
Jannatul al-Baqi di Madinah diratakan dengan tanah atas perintah Raja Ibnu Saud.
Di tahun yang sama pula Raja Ibnu Saud yang Wahabi itu menghancurkan makam
orang-orang yang disayangi Rasulullah Saw (ibunda, istri, kakek dan keluarganya)
di Jannat al-Ma’la (Mekah). Meskipun ada bantahan keras dari ulama-ulama di
seluruh dunia waktu itu, mereka tetap tidak mengindahkannya.
Penghancuran situs bersejarah dan
mulia itu oleh Keluarga al-Saud yang Wahabi itu terus berlanjut hingga sekarang.
Menurut beberapa ulama apa yang terjadi di tanah Arabia
itu adalah bentuk nyata konspirasi Yahudi melawan Islam, di bawah kedok Tauhid.
Sebenarnya, tujuan utamanya adalah secara sistematis ingin menghapus pusaka dan
warisan Islam yang masih tersisa agar Kaum Muslim terputus dari sejarah Islam.
Dan berikut foto-foto pemakaman
Baqi’ setelah diratakan dan dihancurkan :
Generasi yang akan datang tidak akan
mendapatkan bukti sejarah. Anak cucu kita, generasi mendatang tidak akan pernah
dapat menyaksikan prasasti-prasasti, bukti-bukti, dan saksi-saksi bisu
perjuangan para sahabat ra. Bahkan generasi sekarang (termasuk penulis) sudah
tidak dapat menyaksikannya, kecuali dari buku-buku. Sedangkan buku-buku sejarah
mudah sekali dimanipulasi. Jika buku-buku pun sudah ada yang dimanipulasi.. maka
musnahlah sudah bukti sejarah semuanya. Wahaby sudah melakukannya untuk kitab-kitab
klasik.
Alasan dan argumentasi mereka
meratakan dan menghancurkan pemakaman di Baqi’ adalah bahwa sebagian orang
menjadikan tempat-tempat tersebut sebagai lokasi perayaan dan mempersekutukan
Allah dengan menyembahnya, mengelilinginya, mengikat tali, menaburkan dedaunan
atau menyembelih binatang sebagai persembahan kepadanya.
Maka kita jawab ; bahwa semua
tindakan tersebut tidak kami restui dan tidak kami setujui. Justru kami
melarang aktivitas tersebut dan memperingatkan orang agar menjauhi hal tersebut.
Praktek-praktek tersebut adalah termasuk kebodohan yang wajib diperangi. Sebab
mereka yang melakukannya adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, mengakui
keesaan-Nya, dan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Dia. Hanya saja mereka
melakukan perbuatan yang salah dan tidak mengetahuai cara yang benar. Maka
adalah sebuah kewajiban mengajarkan dan membimbing mereka. Hanya saja semua
praktek-praktek keliru tersebut tidak membuat tempat-tempat itu ditelantarkan, dilenyapkan
dan dihapus eksistensinya
Berargumentasi dengan praktek-praktek
menyimpang di atas adalah argumentasi tabu dan alasan yang lemah yang tidak
bisa diterima di mata kalangan ulama dan cendikiawan. Karena hal itu bisa
dihilangkan dengan larangan, pengawasan, amar ma`ruf nahi munkar, dan dakwah
karena Allah dengan cara yang bijak, tutur kata yang baik dan perilaku terpuji
dengan tetap mempertahankan jejak-jejak peninggalan kita, melestarikannya, dan
memberikan perhatian kepadanya semata-mata untuk menjaga orisinalitas ummat, menunaikan
hak sejarah dan melaksanakan amanah yang dibebankan kepada kita dan yang tidak
lain adalah bagian orisinil dari sejarah kita yang agung dan sejaran Nabi
Muhammad Saw.
PERHATIAN AL-QURAN TERHADAP
PENINGGALAN-PENINGGALAN PARA NABI DAN ORANG-ORANG
SHOLIH
Dalam Al-Quran Allah menyebutkan
kisah tabut bani Israil yang Dia jadikan pertanda
akan keabsahan Thalut sebagai raja
mereka :
وَقَالَ لَهُمْ نِبِيُّهُمْ إِنَّ آيَةَ
مُلْكِهِ أَن يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ
وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ آلُ مُوسَى وَآلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ
الْمَلآئِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لَّكُمْ
إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
"Dan Nabi mereka mengatakan
kepada mereka : "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya
tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari
peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun ; tabut itu dibawa oleh malaikat…."
Tabut ini memiliki kedudukan yang
tinggi dan status yang mulia. Ia berada di tangan mereka dan ditempatkan di
depan saat mereka mengadakan peperangan. Dengan keberkahan tawassul kepada
Allah dengannya dan dengan isinya mereka mendapat kemenangan. Mereka selalau
membawa tabut saat memerangi musuh manapun.
Baqiyyah ini adalah harta
peninggalan Nabi Harun yaitu tongkat Nabi Musa, tongkat dan pakaian Nabi Harun,
sepasang sandal dan dua papan Taurat. Demikian informasi yang bersumber dari
tafsir Ibnu Katsir jilid I hlm. 313. Dalam tabut itu juga terdapat mangkok emas
yang fungsinya untuk membasuh dada para nabi sebagaimana dikutip dari Al-Bidayah
wan-Nihayah jilid 2 hlm. 8.
Berkat peninggalan-peninggalan agung
yang dinisbatkan kepada para hamba Allah terpilih ini, Allah meninggikan status
tabut, meluhurkan derajatnya, menjaga dan merawatnya secara khusus saat bani
Israil kalah akibat kemaksiatan dan pelanggaran yang mereka lakukan. Kekalahan
ini karena mereka tidak mementingkan menjaga tabut.
Maka Allah menghukum mereka dengan
mencabut tabut dari tangan mereka lalu Dia menjaga dan mengembalikan kembali
kepada mereka agar menjadi bukti keabsahan Thalut sebagai raja mereka. Allah
telah mengembalikan tabut kepada mereka dengan penuh kemuliaan dan penghargaan
saat ia datan dibawa para malaikat. Adakah perhatian yang lebih besar melebihi
perhatian terhadap peninggalan tersebut, pelestarian terhadapnya dan
mengingatkan akal terhadap urgensi perkara tersebut, keagungan dan nilai
kesejarahan, keagamaan dan peradabannya.
Allah Swt berfirman :
وَكَذَلِكَ أعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا
أنَّ وَعْدَ اللّهِ حَقٌّ وَأنَّ السّاعَةَ لاَ رَيبَ فيها إذْ يَتنازَعُونَ
بَيْنَهُم أمْرَهُم فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِم بُنْيَاناً رَبُّهُم أعْلَمُ
بِهِم قَالَ الّذينَ غَلَبُوا عَلَى أمْرِهِم لَنَتَّخِذَنّ عَلَيْهِم مَسْجداً
“ Dan demikianlah Kami perlihatkan (manusia)
dengan mereka agar mereka tahu bahwa janji Allah benar dan bahwa hari kiamat
tidak ada keraguan padanya. Ketika mereka berselisih tentang urusan mereka, maka
mereka berkata “ Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka “. Orang yang
berkuasa atas urusan mereka berkata “ Kami pasti akan mendirikan masjid di atas
kuburan mereka “. (Al-Kahfi : 21)
Ayat ini jelas menceritakan dua kaum
yang sedang berselisih mengenai makam ashabul kahfi. Kaum pertama berpendapat
agar menjadikan sebuah rumah di atas kuburan mereka. Sedangkan kaum kedua
berpendapat agar menjadikan masjid di atas kuburan mereka.
Kedua kaum tersebut bermaksud
menghormati sejarah dan jejak mereka menurut manhajnya masing-masing. Para ulama Ahli Tafsir mengatakan bahwa kaum yang pertama
adalah orang-orang msuyrik dan kaum yang kedua adalah orang-orang muslim yang
mengesakan Allah Swt.
Lihat bagaimana Allah Swt
mengabadikan tindakan para pecinta Ashabul Kahfi dan menjaga sejarah tersebut
dengan membangunkan masjid di goa Kahfi tersebut ??
Allah tidak menegor atau mencelanya
dan menjelaskan larangan tindakan tersebut padahal al-Quran adalah sebagai
petunjuk dan penjelas kebenaran dari kebatilan, itu artinya Allah
merekomendasikan tindakan mereka yang pertama membangun masjid di atas goa
ashabul akhfi dan kedua tindakan mereka di dalam melestaraikan dan menjaga
sejarah penting dan mulia tersebut agar menjadi pelajaran bagi umat muslim dan
bukti akan kekuasaan Allah Swt.
PELESTARIAN KHULAFAURRASYIDIN
TERHADAP CINCIN NABI SAW
Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan
dengan sanadnya dari Ibnu `Umar Ra,
ia berkata :
اتخذ رسول الله صلى اله عليه وآله وسلم خاتماً
من ورق وكان في يده ثم كان بعد في يد أبي بكر ثم كان بعد في يد عثمان حتى وقع بعد
في بئر أريس نقشه محمد رسول الله .
"Rasulullah Saw memakai cincin
dari perak yang dikenakan di tangan. Selanjutnya sepeninggal beliau cincin itu
melekat pada tangan Abu Bakar kemudian `Umar lalu di tangan `Utsman sampai
cincin itu jatuh di sumur Ariis. Pada cincin itu terdapat ukiran bertuliskan Muhammad
Rasulullah."
Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari
dalam Kitabullibas bab Khatamul Fidldlah. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata,
جاء في رواية النسائي : أنه التمس فلم يوجد ،
وجاء في رواية ابن سعد : أنه كان في يد عثمان ست سنين . اهـ
“Dalam riwayat Al Nasa’i terdapat
redaksi : “Sesungguhnya ‘Utsman mencari cincin itu namun tidak menemukannya.”
Dalam riwayat Ibnu Sa’d terdapat redaksi : “Sesungguhnya cincin itu melekat di
tangan ‘Utsman selama 6 tahun.”
(Fathul Bari jilid X hlm. 313)
PELESTARIAN KHULAFAURRASYIDIN
TERHADAP TOMBAK MILIK NABI SAW
Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan
dengan sanadnya kepada Az-Zubair, ia berkata :
لقيت يوم بدر عبيدة بن سعيد بن العاص وهو مدجج لا يرى
منه إلا عيناه وهو يكنى أبا ذات الكرش فقال : أنا أبو ذات الكرش فحملت عليه
بالعنزة فطعنته في عينه فمات ، قال هشام : فأخبرت أن الزبير قال : لقد وضعت رجلي
عليه ثم تمطأت فكان الجهد أن نزعتها وقد انثنى طرفاها ، قال عروة : فسأله إياها
رسول الله فأعطاه ، فلما قبض رسول الله
أخذها ثم طلبها أبو بكر فأعطاه إياها ،فلما قبض أبو بكر سأله إياها عمر ،
فأعطاه إياها ، فلما قبض عمر أخذها ، ثم
طلبها عثمان منه فأعطاه إياها ، فلما قتل عثمان وقعت عند آل علي فطلبها عبد
الله ابن الزبير ، فكانت عنده حتى قتل .
“Pada saat perang Badar saya bertemu
dengan ‘Ubaidah ibnu Sa’id ibnu Al-’Ash yang mengenakan pakaian tempur lengkap
hingga yang terlihat Cuma matanya. ‘Ubaidah memiliki julukan Abu Djatil Kirsy. “Saya
Abu Djatil Kirsy,” katanya. Lalu saya menyerang dia dengan tombak dan berhasil
menusuk matanya hingga ia pun tewas.” Hisyam berkata, “Saya dikabari bahwa Az-Zubair
berkata,”Sungguh saya telah menginjakan kaki saya di atas tubuh Abu Djatil
Kirsy lalu saya berjalan dengan angkuh. Kemudian dengan susah payah saya
mencabut tombak dari tubuh Abu Djatil Kirsy yang ternyata telah bengkok kedua
sisinya.” Urwah berkata, “Rasulullah meminta tombak tersebut kepada Az-Zubair
dan dia pun menyerahkannya. Sepeninggal beliau, Az-Zubair mengambil kembali
tombak itu. Abu Bakar kemudian meminta tombak itu dan Az-Zubair pun
memberikannya. Saat Abu Bakar meninggal, ‘Umar memintanya dan Az-Zubair pun
mengabulkannya. Wakti ‘Umar meninggal dunia tombak itu diambil oleh Az-Zubair
lalu diminta oleh ‘Utsman dan Az-Zubair pun menyerahkannya. Ketika ‘Utsman
terbunuh tombak itu jatuh ke tangan keluarga Ali dan Abdullan ibnu Az-Zubair
memintanya. Akirnya tombak itu berada di tangan Az-Zubair sampai ia meninggal
dunia.”
(HR Al-Bukhari dalam kitab Al-Maghazi
Bab Syuhudu Al-Malaikat Badran)
Ada
apa di balik perhatian besar terhadap tombak tersebut ? bukankah banyak tombak-tombak
lainnya yang barangkali lebih baik dan lebih bagus?? Dari siapakah perhatian
besar ini? Sesungguhnya perhatian ini berasal dari empat figur khulafa’ yang
bijak yang menjadi pemimpin agama, pilar-pilar tauhid dan sosok-sosok
terpercaya dalam aspek agama.
Jika kepada sosok ulama bernama
Utsaimin saja mereka buatkan gedung mewah dan megah dan dibuatkan museum
peninggalannya seperti pena, kacamata dan arlojinya serta mereka jaga dengan
baik, maka bagaimana dengan peninggalan-peninggalan para manusia mulia, sahabat-sahabat
Nabi Saw dan terlebih lagi makhluyk termulia baginda Nabi Muhammad Saw, seharusnya
mereka lebih menjaga dan melestarikannya ???
Sumber:http://ibnu-alkatibiy.blogspot.com/2011/12/mereka-menghapus-pusaka-dan-warisan.html
Maka kita jawab ; bahwa semua
tindakan tersebut tidak kami restui dan tidak kami setujui. Justru kami
melarang aktivitas tersebut dan memperingatkan orang agar menjauhi hal tersebut.
Praktek-praktek tersebut adalah termasuk kebodohan yang wajib diperangi. Sebab
mereka yang melakukannya adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, mengakui
keesaan-Nya, dan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Dia. Hanya saja mereka
melakukan perbuatan yang salah dan tidak mengetahuai cara yang benar. Maka
adalah sebuah kewajiban mengajarkan dan membimbing mereka. Hanya saja semua
praktek-praktek keliru tersebut tidak membuat tempat-tempat itu ditelantarkan, dilenyapkan
dan dihapus eksistensinya.
Komentarku ( Mahrus ali):
Sebetulnya kuburan itu tidak boleh
di bangun, jangan di biarkan pembangunan kuburan itu, tapi harus di robohkan. Ingat
saja pada hadis:
Ali bin Abu Tholib sendiri dalam
suatu hadis sbb:
عَنْ أَبِي الْهَيَّاجِ اْلأَسَدِيِّ قَالَ: قَالَ
لِي عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ: أَلاَ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ, وَلاَ قَبْرًا
مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ .حَدَّثَنِي حَبِيبٌ بِهَذَا اْلإِسْنَادِ,وَقَالَ: وَلاَ
صُورَةً إِلاَّ طَمَسْتَهَا .
Abul Hayyaj Al asadi berkata : “ Ali
bin Abu Tholib ra berkata kepadaku : “
Aku mengutus kamu sebagaimana Rasulullah saw, mengutus
aku , bila ada patung hancurkan , bila ada kuburan yang tinggi
ratakan dengan tanah . Menurut riwayat lain dengan sanad sama ada tambahan : Bila ada gambar , hapuslah .[1]
Menurut riwayat Nasai sbb :
لاَ تَدَعَنَّ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ
سَوَّيْتَهُ وَلاَ صُورَةً فِي بَيْتٍ إِلاَّ طَمَسْتَهَا
Jangan kamu biarkan kuburan yang
tinggi kecuali kamu ratakan dengan tanah
atau gambar dirumah kecuali kamu hapus [2]
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Tabut ini memiliki kedudukan yang
tinggi dan status yang mulia. Ia berada di tangan mereka dan ditempatkan di
depan saat mereka mengadakan peperangan. Dengan keberkahan tawassul kepada
Allah dengannya dan dengan isinya mereka mendapat kemenangan. Mereka selalau
membawa tabut saat memerangi musuh manapun.
Komentarku ( Mahrus ali):
Kamu katakan:
Dengan keberkahan tawassul kepada
Allah dengannya dan dengan isinya mereka mendapat kemenangan. Mereka selalau
membawa tabut saat memerangi musuh manapun.
Komentarku ( Mahrus ali):
Ini awal kedustaan bukan yang
terahir. Mana dalil yang menunjukkan apa yang kamu katakan. Saya tidak
menjumpainya.Mereka tidak bertawassul
dengan tabut itu. Ini kekeliruan yang nyata bukan kebenaran yang samar. Ini
penyesatan yang membahayakan bukan bimbingan yang menyelamatkan.
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Baqiyyah ini adalah harta
peninggalan Nabi Harun yaitu tongkat Nabi Musa, tongkat dan pakaian Nabi Harun,
sepasang sandal dan dua papan Taurat. Demikian informasi yang bersumber dari
tafsir Ibnu Katsir jilid I hlm. 313. Dalam tabut itu juga terdapat mangkok emas
yang fungsinya untuk membasuh dada para nabi sebagaimana dikutip dari Al-Bidayah
wan-Nihayah jilid 2 hlm. 8.
Komentarku ( Mahrus ali):
Itu sekedar pendapat bukan dalil
yang sahih.
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Berkat peninggalan-peninggalan agung
yang dinisbatkan kepada para hamba Allah terpilih ini, Allah meninggikan status
tabut, meluhurkan derajatnya, menjaga dan merawatnya secara khusus saat bani
Israil kalah akibat kemaksiatan dan pelanggaran yang mereka lakukan. Kekalahan
ini karena mereka tidak mementingkan menjaga tabut.
Komentarku ( Mahrus ali):
Kamu katakan: “Kekalahan ini karena
mereka tidak mementingkan menjaga tabut “
Ini pendapatmu yang keliru, bukan yang benar. Kekalahan
dan kemenangan itu dari Allah, bukan karena mereka tidak mementingkan menjaga
tabut. Lihat ayat:
إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللهُ فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ
فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللهِ فَلْيَتَوَكَّلِ
الْمُؤْمِنُونَ(160)
Jika Allah menolong kamu, maka tak
adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak
memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari
Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu'min
bertawakkal.[3]
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Kedua kaum tersebut bermaksud
menghormati sejarah dan jejak mereka menurut manhajnya masing-masing. Para ulama Ahli Tafsir mengatakan bahwa kaum yang pertama
adalah orang-orang msuyrik dan kaum yang kedua adalah orang-orang muslim yang
mengesakan Allah Swt.
Komentarku ( Mahrus ali):
Anda katakan:
Para
ulama Ahli Tafsir mengatakan bahwa kaum yang pertama adalah orang-orang msuyrik
dan kaum yang kedua adalah orang-orang muslim yang mengesakan Allah Swt
Komentarku ( Mahrus ali):
Ini kedustaan lagi bukan kejujuran, bukan
para ulama ahli tafsir tapi konon pendapat
itu dari Ibnu Jarir
تفسير ابن كثير - (ج 9 / ص 138)
حَكَى اِبْن جَرِير فِي الْقَائِلِينَ ذَلِكَ
قَوْلَيْنِ " أَحَدهمَا " إِنَّهُمْ الْمُسْلِمُونَ مِنْهُمْ " وَالثَّانِي
" أَهْل الشِّرْك مِنْهُمْ فَاَللَّه أَعْلَم
Ibnu Jarir bercerita tentang orang –
orang yang berkata menjadi dua pendapat. Mereka adalah kaum muslimin dari
kalangan mereka dan yang kedua adalah kaum musrik, wallohu a`lam. Tafsir ibn Katsir 58/9
Ibnu Katsir menyatakan:
تفسير ابن كثير - (ج 9 / ص 138)
وَالظَّاهِر أَنَّ الَّذِينَ قَالُوا ذَلِكَ
هُمْ أَصْحَاب الْكَلِمَة وَالنُّفُوذ وَلَكِنْ هَلْ هُمْ مَحْمُودُونَ أَمْ لَا ؟
فِيهِ نَظَر لِأَنَّ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ " لَعَنَ
اللَّه الْيَهُود وَالنَّصَارَى اِتَّخَذُوا قُبُور أَنْبِيَائِهِمْ
وَصَالِحِيهِمْ مَسَاجِد " يُحَذِّر مَا فَعَلُوا
Secara lahiriyah, orang – orang yang
mengatakan seperti itu adalah kalangan orang – orang yang perkataannya
berpengaruh. Tapi apakah mereka terpuji
atau tidak? Masih perlu di kaji ulang. Sebab Nabi SAW bersabda: Semoga Allah
melaknat yahudi dan Nasrani yang membikin kuburan para nabi dan orang – orang
saleh mereka sebagai masjid ( didirikan masjid di atasnya) . Beliau
memperingatkan jangan sampai menjalankan sebagaimana mereka.
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Lihat bagaimana Allah Swt
mengabadikan tindakan para pecinta Ashabul Kahfi dan menjaga sejarah tersebut
dengan membangunkan masjid di goa Kahfi tersebut ??
Komentarku ( Mahrus ali):
Membangun bangunan di kuburan adalah
tindakan orang – orang syirik om.
Kalau bangunan di saudi untuk
Utsaimin itu perpustakaan bukan di atas kuburannya om. Mohon dibedakan
Anda katakan:
Ada apa di balik perhatian besar terhadap tombak tersebut
? bukankah banyak tombak-tombak lainnya yang barangkali lebih baik dan lebih
bagus?? Dari siapakah perhatian besar ini? Sesungguhnya perhatian ini berasal
dari empat figur khulafa’ yang bijak yang menjadi pemimpin agama, pilar-pilar
tauhid dan sosok-sosok terpercaya dalam aspek agama.
Komentarku ( Mahrus
ali):
Itu sekedar peninggalan
belaka dari seorang rasul sebagaimana peninggalan ulama di Indonesia dan tiada
unsur kesyirikan di dalamnya, tauhid masih terjaga dab tidak di agungkan
sebagaimana kris, dim mitoskan, di anggap ada kekuatan gaib dll.
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3 atau
di panahnya.
[1] HR Muslim 969
[2] HR Nasai 2031 *
[3] Ali imran 161
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan