Rabu, Januari 23, 2013

Mereka Menghapus pusaka dan warisan Islam yang masih tersisa agar kaum Muslim terputus dari sejarah Islam


Penghancuran di pemakaman Baqi'







Dengan alasan pemurnian tauhid dari bentuk kesyirikan, pemakaman Baqi’ menjadi korban penghancuran oleh kaum wahhabi salafi. Dengan alasan dangkal dan tidak masuk akal tersebut, mereka dengan bangga membongkar dan merusak peninggalan-peninggalan Nabi Muhammad Saw, rumahnya, kamarnya bahkan berencana ingin memindahkan makam dan menghancurkan kubahnya (Inna lillahi, kebodohan yang memuncak). Pemakaman para sahabat Nabi Saw di Baqi’ pun juga ikut diratakan dan dihancurkan kubah-kubahnya oleh mereka.

Berikut foto-foto pemakaman Baqi’ sebelum dihancurkan.  Foto-foto ini diambil dari buku album foto-foto pribadi Sultan Abdul Hamid Utsmani tentang Mekkah dan Madinah sebelum dihancurkan. Terbit tahun 2006 di Turki. Dalam buku ini dimuat sekitar 130 foto-foto indah dan bersejarah dari tanah Arafah, Ka’bah, Masjidun Nabi, Kuburan Abu Thalib, kota Madinah dan Mekkah :














Rabu 8 Syawal 1345 Hijriah bertepatan dengan 21 April 1925 mausoleum (kuburan besar yang amat indah) di Jannatul al-Baqi di Madinah diratakan dengan tanah atas perintah Raja Ibnu Saud. Di tahun yang sama pula Raja Ibnu Saud yang Wahabi itu menghancurkan makam orang-orang yang disayangi Rasulullah Saw (ibunda, istri, kakek dan keluarganya) di Jannat al-Ma’la (Mekah). Meskipun ada bantahan keras dari ulama-ulama di seluruh dunia waktu itu, mereka tetap tidak mengindahkannya.



Penghancuran situs bersejarah dan mulia itu oleh Keluarga al-Saud yang Wahabi itu terus berlanjut hingga sekarang. Menurut beberapa ulama apa yang terjadi di tanah Arabia itu adalah bentuk nyata konspirasi Yahudi melawan Islam, di bawah kedok Tauhid. Sebenarnya, tujuan utamanya adalah secara sistematis ingin menghapus pusaka dan warisan Islam yang masih tersisa agar Kaum Muslim terputus dari sejarah Islam.



Dan berikut foto-foto pemakaman Baqi’ setelah diratakan dan dihancurkan :















Generasi yang akan datang tidak akan mendapatkan bukti sejarah. Anak cucu kita, generasi mendatang tidak akan pernah dapat menyaksikan prasasti-prasasti, bukti-bukti, dan saksi-saksi bisu perjuangan para sahabat ra. Bahkan generasi sekarang (termasuk penulis) sudah tidak dapat menyaksikannya, kecuali dari buku-buku. Sedangkan buku-buku sejarah mudah sekali dimanipulasi. Jika buku-buku pun sudah ada yang dimanipulasi.. maka musnahlah sudah bukti sejarah semuanya. Wahaby sudah melakukannya untuk kitab-kitab klasik.



Alasan dan argumentasi mereka meratakan dan menghancurkan pemakaman di Baqi’ adalah bahwa sebagian orang menjadikan tempat-tempat tersebut sebagai lokasi perayaan dan mempersekutukan Allah dengan menyembahnya, mengelilinginya, mengikat tali, menaburkan dedaunan atau menyembelih binatang sebagai persembahan kepadanya.







Maka kita jawab ; bahwa semua tindakan tersebut tidak kami restui dan tidak kami setujui. Justru kami melarang aktivitas tersebut dan memperingatkan orang agar menjauhi hal tersebut. Praktek-praktek tersebut adalah termasuk kebodohan yang wajib diperangi. Sebab mereka yang melakukannya adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, mengakui keesaan-Nya, dan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Dia. Hanya saja mereka melakukan perbuatan yang salah dan tidak mengetahuai cara yang benar. Maka adalah sebuah kewajiban mengajarkan dan membimbing mereka. Hanya saja semua praktek-praktek keliru tersebut tidak membuat tempat-tempat itu ditelantarkan, dilenyapkan dan dihapus eksistensinya







Berargumentasi dengan praktek-praktek menyimpang di atas adalah argumentasi tabu dan alasan yang lemah yang tidak bisa diterima di mata kalangan ulama dan cendikiawan. Karena hal itu bisa dihilangkan dengan larangan, pengawasan, amar ma`ruf nahi munkar, dan dakwah karena Allah dengan cara yang bijak, tutur kata yang baik dan perilaku terpuji dengan tetap mempertahankan jejak-jejak peninggalan kita, melestarikannya, dan memberikan perhatian kepadanya semata-mata untuk menjaga orisinalitas ummat, menunaikan hak sejarah dan melaksanakan amanah yang dibebankan kepada kita dan yang tidak lain adalah bagian orisinil dari sejarah kita yang agung dan sejaran Nabi Muhammad Saw.





PERHATIAN AL-QURAN TERHADAP PENINGGALAN-PENINGGALAN PARA NABI DAN ORANG-ORANG SHOLIH



Dalam Al-Quran Allah menyebutkan kisah tabut bani Israil yang Dia jadikan pertanda

akan keabsahan Thalut sebagai raja mereka :



وَقَالَ لَهُمْ نِبِيُّهُمْ إِنَّ آيَةَ مُلْكِهِ أَن يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ آلُ مُوسَى وَآلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ

الْمَلآئِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ



"Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka : "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun ; tabut itu dibawa oleh malaikat…."

Tabut ini memiliki kedudukan yang tinggi dan status yang mulia. Ia berada di tangan mereka dan ditempatkan di depan saat mereka mengadakan peperangan. Dengan keberkahan tawassul kepada Allah dengannya dan dengan isinya mereka mendapat kemenangan. Mereka selalau membawa tabut saat memerangi musuh manapun.



Baqiyyah ini adalah harta peninggalan Nabi Harun yaitu tongkat Nabi Musa, tongkat dan pakaian Nabi Harun, sepasang sandal dan dua papan Taurat. Demikian informasi yang bersumber dari tafsir Ibnu Katsir jilid I hlm. 313. Dalam tabut itu juga terdapat mangkok emas yang fungsinya untuk membasuh dada para nabi sebagaimana dikutip dari Al-Bidayah wan-Nihayah jilid 2 hlm. 8.



Berkat peninggalan-peninggalan agung yang dinisbatkan kepada para hamba Allah terpilih ini, Allah meninggikan status tabut, meluhurkan derajatnya, menjaga dan merawatnya secara khusus saat bani Israil kalah akibat kemaksiatan dan pelanggaran yang mereka lakukan. Kekalahan ini karena mereka tidak mementingkan menjaga tabut.



Maka Allah menghukum mereka dengan mencabut tabut dari tangan mereka lalu Dia menjaga dan mengembalikan kembali kepada mereka agar menjadi bukti keabsahan Thalut sebagai raja mereka. Allah telah mengembalikan tabut kepada mereka dengan penuh kemuliaan dan penghargaan saat ia datan dibawa para malaikat. Adakah perhatian yang lebih besar melebihi perhatian terhadap peninggalan tersebut, pelestarian terhadapnya dan mengingatkan akal terhadap urgensi perkara tersebut, keagungan dan nilai kesejarahan, keagamaan dan peradabannya.

Allah Swt berfirman :

وَكَذَلِكَ أعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أنَّ وَعْدَ اللّهِ حَقٌّ وَأنَّ السّاعَةَ لاَ رَيبَ فيها إذْ يَتنازَعُونَ بَيْنَهُم أمْرَهُم فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِم بُنْيَاناً رَبُّهُم أعْلَمُ بِهِم قَالَ الّذينَ غَلَبُوا عَلَى أمْرِهِم لَنَتَّخِذَنّ عَلَيْهِم مَسْجداً



“ Dan demikianlah Kami perlihatkan (manusia) dengan mereka agar mereka tahu bahwa janji Allah benar dan bahwa hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika mereka berselisih tentang urusan mereka, maka mereka berkata “ Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka “. Orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata “ Kami pasti akan mendirikan masjid di atas kuburan mereka “. (Al-Kahfi : 21)

Ayat ini jelas menceritakan dua kaum yang sedang berselisih mengenai makam ashabul kahfi. Kaum pertama berpendapat agar menjadikan sebuah rumah di atas kuburan mereka. Sedangkan kaum kedua berpendapat agar menjadikan masjid di atas kuburan mereka.

Kedua kaum tersebut bermaksud menghormati sejarah dan jejak mereka menurut manhajnya masing-masing. Para ulama Ahli Tafsir mengatakan bahwa kaum yang pertama adalah orang-orang msuyrik dan kaum yang kedua adalah orang-orang muslim yang mengesakan Allah Swt.



Lihat bagaimana Allah Swt mengabadikan tindakan para pecinta Ashabul Kahfi dan menjaga sejarah tersebut dengan membangunkan masjid di goa Kahfi tersebut ??



Allah tidak menegor atau mencelanya dan menjelaskan larangan tindakan tersebut padahal al-Quran adalah sebagai petunjuk dan penjelas kebenaran dari kebatilan, itu artinya Allah merekomendasikan tindakan mereka yang pertama membangun masjid di atas goa ashabul akhfi dan kedua tindakan mereka di dalam melestaraikan dan menjaga sejarah penting dan mulia tersebut agar menjadi pelajaran bagi umat muslim dan bukti akan kekuasaan Allah Swt.



PELESTARIAN KHULAFAURRASYIDIN TERHADAP CINCIN NABI SAW



Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu `Umar Ra, ia berkata :



اتخذ رسول الله صلى اله عليه وآله وسلم خاتماً من ورق وكان في يده ثم كان بعد في يد أبي بكر ثم كان بعد في يد عثمان حتى وقع بعد في بئر أريس نقشه محمد رسول الله .



"Rasulullah Saw memakai cincin dari perak yang dikenakan di tangan. Selanjutnya sepeninggal beliau cincin itu melekat pada tangan Abu Bakar kemudian `Umar lalu di tangan `Utsman sampai cincin itu jatuh di sumur Ariis. Pada cincin itu terdapat ukiran bertuliskan Muhammad Rasulullah."

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Kitabullibas bab Khatamul Fidldlah. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata,

جاء في رواية النسائي : أنه التمس فلم يوجد ، وجاء في رواية ابن سعد : أنه كان في يد عثمان ست سنين . اهـ



“Dalam riwayat Al Nasa’i terdapat redaksi : “Sesungguhnya ‘Utsman mencari cincin itu namun tidak menemukannya.” Dalam riwayat Ibnu Sa’d terdapat redaksi : “Sesungguhnya cincin itu melekat di tangan ‘Utsman selama 6 tahun.”

(Fathul Bari jilid X hlm. 313)



PELESTARIAN KHULAFAURRASYIDIN TERHADAP TOMBAK MILIK NABI SAW



Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya kepada Az-Zubair, ia berkata :



لقيت يوم   بدر عبيدة بن سعيد بن العاص وهو مدجج لا يرى منه إلا عيناه وهو يكنى أبا ذات الكرش فقال : أنا أبو ذات الكرش فحملت عليه بالعنزة فطعنته في عينه فمات ، قال هشام : فأخبرت أن الزبير قال : لقد وضعت رجلي عليه ثم تمطأت فكان الجهد أن نزعتها وقد انثنى طرفاها ، قال عروة : فسأله إياها رسول الله فأعطاه ، فلما قبض رسول الله  أخذها ثم طلبها أبو بكر فأعطاه إياها ،فلما قبض أبو بكر سأله إياها عمر ، فأعطاه إياها ، فلما قبض عمر أخذها ، ثم  طلبها عثمان منه فأعطاه إياها ، فلما قتل عثمان وقعت عند آل علي فطلبها عبد الله ابن الزبير ، فكانت عنده حتى قتل .



“Pada saat perang Badar saya bertemu dengan ‘Ubaidah ibnu Sa’id ibnu Al-’Ash yang mengenakan pakaian tempur lengkap hingga yang terlihat Cuma matanya. ‘Ubaidah memiliki julukan Abu Djatil Kirsy. “Saya Abu Djatil Kirsy,” katanya. Lalu saya menyerang dia dengan tombak dan berhasil menusuk matanya hingga ia pun tewas.” Hisyam berkata, “Saya dikabari bahwa Az-Zubair berkata,”Sungguh saya telah menginjakan kaki saya di atas tubuh Abu Djatil Kirsy lalu saya berjalan dengan angkuh. Kemudian dengan susah payah saya mencabut tombak dari tubuh Abu Djatil Kirsy yang ternyata telah bengkok kedua sisinya.” Urwah berkata, “Rasulullah meminta tombak tersebut kepada Az-Zubair dan dia pun menyerahkannya. Sepeninggal beliau, Az-Zubair mengambil kembali tombak itu. Abu Bakar kemudian meminta tombak itu dan Az-Zubair pun memberikannya. Saat Abu Bakar meninggal, ‘Umar memintanya dan Az-Zubair pun mengabulkannya. Wakti ‘Umar meninggal dunia tombak itu diambil oleh Az-Zubair lalu diminta oleh ‘Utsman dan Az-Zubair pun menyerahkannya. Ketika ‘Utsman terbunuh tombak itu jatuh ke tangan keluarga Ali dan Abdullan ibnu Az-Zubair memintanya. Akirnya tombak itu berada di tangan Az-Zubair sampai ia meninggal dunia.”

(HR Al-Bukhari dalam kitab Al-Maghazi Bab Syuhudu Al-Malaikat Badran)



Ada apa di balik perhatian besar terhadap tombak tersebut ? bukankah banyak tombak-tombak lainnya yang barangkali lebih baik dan lebih bagus?? Dari siapakah perhatian besar ini? Sesungguhnya perhatian ini berasal dari empat figur khulafa’ yang bijak yang menjadi pemimpin agama, pilar-pilar tauhid dan sosok-sosok terpercaya dalam aspek agama.



Jika kepada sosok ulama bernama Utsaimin saja mereka buatkan gedung mewah dan megah dan dibuatkan museum peninggalannya seperti pena, kacamata dan arlojinya serta mereka jaga dengan baik, maka bagaimana dengan peninggalan-peninggalan para manusia mulia, sahabat-sahabat Nabi Saw dan terlebih lagi makhluyk termulia baginda Nabi Muhammad Saw, seharusnya mereka lebih menjaga dan melestarikannya ???





 



Sumber:http://ibnu-alkatibiy.blogspot.com/2011/12/mereka-menghapus-pusaka-dan-warisan.html














Maka kita jawab ; bahwa semua tindakan tersebut tidak kami restui dan tidak kami setujui. Justru kami melarang aktivitas tersebut dan memperingatkan orang agar menjauhi hal tersebut. Praktek-praktek tersebut adalah termasuk kebodohan yang wajib diperangi. Sebab mereka yang melakukannya adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, mengakui keesaan-Nya, dan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Dia. Hanya saja mereka melakukan perbuatan yang salah dan tidak mengetahuai cara yang benar. Maka adalah sebuah kewajiban mengajarkan dan membimbing mereka. Hanya saja semua praktek-praktek keliru tersebut tidak membuat tempat-tempat itu ditelantarkan, dilenyapkan dan dihapus eksistensinya.



Komentarku ( Mahrus ali):



Sebetulnya kuburan itu tidak boleh di bangun, jangan di biarkan pembangunan kuburan itu, tapi harus di robohkan. Ingat saja pada hadis:



Ali bin Abu Tholib sendiri dalam suatu hadis sbb:

عَنْ أَبِي الْهَيَّاجِ اْلأَسَدِيِّ قَالَ: قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ: أَلاَ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ, وَلاَ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ .حَدَّثَنِي حَبِيبٌ بِهَذَا اْلإِسْنَادِ,وَقَالَ: وَلاَ صُورَةً إِلاَّ طَمَسْتَهَا .

Abul Hayyaj Al asadi berkata : “ Ali bin Abu  Tholib ra berkata kepadaku : “ Aku mengutus kamu sebagaimana   Rasulullah  saw,   mengutus aku , bila ada  patung  hancurkan , bila ada kuburan yang tinggi ratakan dengan tanah .  Menurut  riwayat lain dengan sanad sama  ada tambahan :  Bila ada gambar  , hapuslah .[1]

Menurut riwayat Nasai sbb :

لاَ تَدَعَنَّ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ وَلاَ صُورَةً فِي بَيْتٍ إِلاَّ طَمَسْتَهَا

Jangan kamu biarkan kuburan yang tinggi  kecuali kamu ratakan dengan tanah atau gambar dirumah kecuali kamu hapus [2]







Di katakan dalam artikel tsb sbb:



Tabut ini memiliki kedudukan yang tinggi dan status yang mulia. Ia berada di tangan mereka dan ditempatkan di depan saat mereka mengadakan peperangan. Dengan keberkahan tawassul kepada Allah dengannya dan dengan isinya mereka mendapat kemenangan. Mereka selalau membawa tabut saat memerangi musuh manapun.



Komentarku ( Mahrus ali):



Kamu katakan:

Dengan keberkahan tawassul kepada Allah dengannya dan dengan isinya mereka mendapat kemenangan. Mereka selalau membawa tabut saat memerangi musuh manapun.



Komentarku ( Mahrus ali):

Ini awal kedustaan bukan yang terahir. Mana dalil yang menunjukkan apa yang kamu katakan. Saya tidak menjumpainya.Mereka  tidak bertawassul dengan tabut itu. Ini kekeliruan yang nyata bukan kebenaran yang samar. Ini penyesatan yang membahayakan bukan bimbingan yang menyelamatkan.



Di katakan dalam artikel tsb sbb:

Baqiyyah ini adalah harta peninggalan Nabi Harun yaitu tongkat Nabi Musa, tongkat dan pakaian Nabi Harun, sepasang sandal dan dua papan Taurat. Demikian informasi yang bersumber dari tafsir Ibnu Katsir jilid I hlm. 313. Dalam tabut itu juga terdapat mangkok emas yang fungsinya untuk membasuh dada para nabi sebagaimana dikutip dari Al-Bidayah wan-Nihayah jilid 2 hlm. 8.

Komentarku ( Mahrus ali):

Itu sekedar pendapat bukan dalil yang sahih.



Di katakan dalam artikel tsb sbb:



Berkat peninggalan-peninggalan agung yang dinisbatkan kepada para hamba Allah terpilih ini, Allah meninggikan status tabut, meluhurkan derajatnya, menjaga dan merawatnya secara khusus saat bani Israil kalah akibat kemaksiatan dan pelanggaran yang mereka lakukan. Kekalahan ini karena mereka tidak mementingkan menjaga tabut.

Komentarku ( Mahrus ali):

Kamu katakan: “Kekalahan ini karena mereka tidak mementingkan menjaga tabut “

 Ini pendapatmu yang keliru, bukan yang benar. Kekalahan dan kemenangan itu dari Allah, bukan karena mereka tidak mementingkan menjaga tabut. Lihat ayat:

إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللهُ  فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ(160)



Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal.[3]



Di katakan dalam artikel tsb sbb:



Kedua kaum tersebut bermaksud menghormati sejarah dan jejak mereka menurut manhajnya masing-masing. Para ulama Ahli Tafsir mengatakan bahwa kaum yang pertama adalah orang-orang msuyrik dan kaum yang kedua adalah orang-orang muslim yang mengesakan Allah Swt.



Komentarku ( Mahrus ali):

Anda katakan:

Para ulama Ahli Tafsir mengatakan bahwa kaum yang pertama adalah orang-orang msuyrik dan kaum yang kedua adalah orang-orang muslim yang mengesakan Allah Swt

Komentarku ( Mahrus ali):

Ini kedustaan lagi bukan kejujuran, bukan para ulama ahli tafsir tapi konon pendapat  itu  dari Ibnu Jarir

تفسير ابن كثير - (ج 9 / ص 138)

حَكَى اِبْن جَرِير فِي الْقَائِلِينَ ذَلِكَ قَوْلَيْنِ " أَحَدهمَا " إِنَّهُمْ الْمُسْلِمُونَ مِنْهُمْ " وَالثَّانِي " أَهْل الشِّرْك مِنْهُمْ فَاَللَّه أَعْلَم

Ibnu Jarir bercerita tentang orang – orang yang berkata menjadi dua pendapat. Mereka adalah kaum muslimin dari kalangan mereka dan yang kedua adalah kaum musrik, wallohu a`lam.  Tafsir ibn Katsir 58/9

Ibnu Katsir menyatakan:

تفسير ابن كثير - (ج 9 / ص 138)

وَالظَّاهِر أَنَّ الَّذِينَ قَالُوا ذَلِكَ هُمْ أَصْحَاب الْكَلِمَة وَالنُّفُوذ وَلَكِنْ هَلْ هُمْ مَحْمُودُونَ أَمْ لَا ؟ فِيهِ نَظَر لِأَنَّ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ " لَعَنَ اللَّه الْيَهُود وَالنَّصَارَى اِتَّخَذُوا قُبُور أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيهِمْ مَسَاجِد " يُحَذِّر مَا فَعَلُوا



 Secara lahiriyah, orang – orang yang mengatakan seperti itu adalah kalangan orang – orang yang perkataannya berpengaruh. Tapi apakah mereka  terpuji atau tidak? Masih perlu di kaji ulang. Sebab Nabi SAW bersabda: Semoga Allah melaknat yahudi dan Nasrani yang membikin kuburan para nabi dan orang – orang saleh mereka sebagai masjid ( didirikan masjid di atasnya) . Beliau memperingatkan jangan sampai menjalankan sebagaimana mereka.

Di katakan dalam artikel tsb sbb:

Lihat bagaimana Allah Swt mengabadikan tindakan para pecinta Ashabul Kahfi dan menjaga sejarah tersebut dengan membangunkan masjid di goa Kahfi tersebut ??



Komentarku ( Mahrus ali):

Membangun bangunan di kuburan adalah tindakan orang – orang syirik om. 



Kalau bangunan di saudi untuk Utsaimin itu perpustakaan bukan di atas kuburannya om. Mohon dibedakan



Anda katakan:
Ada apa di balik perhatian besar terhadap tombak tersebut ? bukankah banyak tombak-tombak lainnya yang barangkali lebih baik dan lebih bagus?? Dari siapakah perhatian besar ini? Sesungguhnya perhatian ini berasal dari empat figur khulafa’ yang bijak yang menjadi pemimpin agama, pilar-pilar tauhid dan sosok-sosok terpercaya dalam aspek agama.

Komentarku ( Mahrus ali): 
Itu sekedar peninggalan belaka dari seorang rasul sebagaimana peninggalan ulama di Indonesia dan tiada unsur kesyirikan di dalamnya, tauhid masih terjaga dab tidak di agungkan sebagaimana kris, dim mitoskan, di anggap ada kekuatan gaib dll.
Dan kliklah 4 shared mp3 atau di panahnya.




[1] HR Muslim  969

[2] HR Nasai 2031 *



[3] Ali imran 161
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan