Syaikh Al utsaimin melanjutkan
perkataannya sbb :
وَلِهَذَا ضَرَبَ اللهُ لَهُمْ مَثَلاً فَقَالَ أُنْظُرْ ِإلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ
فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ ِللْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكّاً انْدَكَّ
الْجَبَلُ سَاوَى اْلأَرْضَ حِيْنَئِذٍٍ خَرَّ مُوْسَى صَعِقًا مِمَّا رَأَى
Karena itu , Allah membuat contoh
untuk mereka , lalu berfirman : Lihatlah ke gunung , bila tetap di tempatnya , maka kamu
akan melihatku . Tatkala Tuhannya
menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan
Musapun jatuh pingsan. Maka
setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat
kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".[1]
فَيَكُوْنُ
بِهَذِهِ اْلآيَةِ الَّتِي اسْتَدَلُّوا ِبهَا عَلَى نَفْيِ الرُّؤْيَةِ دَلِيْلٌ
عَلَيْهِمْ وَالْحَمْدُ ِللهِ
Dengan ayat yang mereka buat dalil
untuk menafikan melihat Allah adalah
dalil yang keliru atau salah paham dan
dapat mematahkan akidah mereka sendiri wal hamdulillah .
وَقِيْلَ
لَهُمْ إِنَّ الله َ تَعَالَى يَقُوْلُ فِي
اْلفُجَّارِ (كَلاَّ إِنَّهُمْ عَنْ
رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ) وَجَعَلَ هٰذَا عِقَاباً عَلَيْهِمْ وَلَوْ
كَانَ اْلأَبْرَارُ لاَ يَرَوْنَهُ لاَسْتَوَى فِي هٰذَا الْحُكْمِ اْلفُجَّارُ وَاْلأَبْرَارُ
Di katakan kepada mereka ,
sesungguhnya Allah taala berfirman tentang orang – orang yang durhaka . Jangan
begitu ,…………… sesungguhnya mereka pada
hari ini terhalang oleh tabir dan tidak bisa melihatNya .
Hal ini di jadikan sebagai siksaan
bagi mereka . Seandainya orang – orang
yang saleh tidak melihatNya , maka akan
sama antara orang durhaka
dan saleh dalam hal tidak melihat Allah
.
وَلِهَذَا
قَالَ اْلإِمَامُ الشَّافِعِي رَحِمَهُ
اللهُ إِنَّاللهَ لَمْ يَحْجُبْ هَؤُلاَءِ
عَنْهُ فِي حَالِ الصَّخْبِ إِلاَّ وَقَدْ أُذِنَ ِللأَبْرَارِ أَنْ يَرَوْهُ أَوْ
كَلِمَةً نَحْوَهَا وَهَذَا اسْتِدْلاَلٌ جَيِّدٌ
Karena itu , Imam Syafii
rahimahullah menyatakan : Sesungguhnya
Allah menghalangi mereka dengan tabir
waktu ramai dan Allah telah memperkenankan bagi orang – orang yang baik untuk
melihatNya atau perkataan yang mirip
dengannya . Dan ini pengambilan dalil
yang baik .
وَقِيْلَ لَهُمْ إِنَّاللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قَالَ ِللَّذِيْنَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
وَقَدْ فَسَّرَ أَعْلَمُ الْخَلْقِ بِكَلاَمِ اللهِ وَأَنْصَحُ الْخَلْقِ بِعِبَادِ
اللهِ وَأَفْصَحُ الْخَلْقِ فِيْمَا يَقُوْلُ قَالَ إِنَّ الزِّيَادَةَ هِيَ النَّظَرُ إِلَى وَجْهِ
اللهِ
Di katakan kepada mereka : Sesungguhnya Allah tabaraka
wataala berfirman : Bagi orang – orang yang berbuat baik akan
mendapat kebaikan dan tambahan .
Sungguh mahluk yang ter alim dan paling mengerti tentang firmanNya , paling banyak memberikan
nasehat terhadap hamba – hambaNya dan paling fasih terhadap apa yang di
katakan bersabda : Sesungguhnya tambahan
dalam ayat tsb adalah melihat wajah Allah .
وَقِيْلَ
لَهُمْ إِنَّاللهَ تَعَالَى قَالَ لَهُمْ مَا يَشَاءُوْنَ فِيْهَا وَلَدَيْنَا مَزِيْدٌ
وَقَدْ فُسِّرَ الْمَزِيْدُ بِأَنَّهُ النَّظَرُ إِلَى وَجْهِ اللهِ كَمَا فَسَّرَ
بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الزِّيَادَةَ،
Di katakan kepada mereka ,
sesungguhnya Allah taala berfirman :
Bagi mereka apa yang mereka inginkan dan
disini kita ada tambahan .
Tambahan itu di trafsiri dengan melihat kepada wajah Allah
sebagaiamana nabi mentafsiri kalimat ziayadah dengan nya .
وَقِيْلَ لَهُمْ إِنَّاللهَ تَعَالَى قَالَ (فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ
الْكُفَّارِ يَضْحَكُون * عَلَى ْالأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ) وَحُذِفَ الْمَفْعُوْلُ
ِليَعُمَّ كُلَّ نَظْرَةٍ يَسْتَمْتِعُوْنَ بِهَا وَيَتَلَذَّذُوْنَ بِهَا وَأَجَلُّهَا
رُؤْيَةُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
Di katakan kepada mereka ,
sesungguhnya Allah taala berfirman : Pada hari ini orang – orang yang
beriman tertawa terhadap orang – orang kafir
dan mereka juga melihat di atas dipan – dipan .
Maf`ulnya di buang ( obyek yang
dilihat di buang ) untuk arti yang lebih
umum dan
menyangkut segala pandangan yang
menyenangkan mereka .Paling besar adalah
melihat Allah azza wajal .
فَهُمْ يَنْظُرُوْنَ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَيَنْظُرُوْنَ
مَا أَعَدَّ اللهُ لَهُمْ مِنَ النَّعِيْمِ وَيَنْظُرُوْنَ اْلكُفَّارَ الَّذِيْنَ
كَانُوا فِي الدُّنْيَا يَضْحَكُوْنَ بِهِمْ وَإِذاَ مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُوْنَ،
Mereka melihat Tuhan Azza wajal ,
dan melihat nikmat – nikmat yang telah di sediakan oleh Allah , melihat orang orang kafir yang di dunia sama mengetawakan kepada mereka
.Dan bila kaum muslimin berjalan
bertemu dengan mereka maka mereka saling mengidep – ngedipkan matanya (
menghina )
وَقِيْلَ
لَهُمْ إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ أَعْلَمُ الْخَلْقِ
بِاللهِ وَأَنْصَحُهُمْ ِلعِبَادِ اللهِ وَأَفْصَحُهُمْ فِي الْمَقَالَ وَأَسَدُّهُمْ فِي اْلقَوْلِ قَالَ (إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا
تَرَوْنَ هٰذَا الْقَمَرَ لاَ تُضَامُّونَ
فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ
تُغْلَبُوا عَلَى صَلاَ ةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
فَافْعَلُوا ثُمَّ قَرَأَ ( وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ
وَقَبْلَ الْغُرُوبِ)
وَأَخْبَرَ
أَنَّ الْمُؤْمِنِيْنَ يَرَوْنَ رَبَّهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِيَاناً بِأَبْصَارِهِمْ
كَمَا يَرَوْنَ الشَّمْسَ صَحْواً لَيْسَ مِنْهَا سَحَابٌ،
Di katakan kepada mereka ,
sesungguhnya Nabi SAW yang paling alim
di antara mahluk Allah , paling memberikan nasehat kepada hamba- hamba Allah
dan paling fasih dalam perkataannya dan
paling benar dalam perkataannya bersabda :
Sesungguhnya
kamu sekalian akan melihat kepada Tuhanmu sebagaimana kamu melihat bulan ini .
Pandanganmu takkan kabur dalam melihatNya. Bila kamu mampu untuk menjalankan salat sebelum matahari terbit dan
terbenam lakukanlah. Lantas beliau
membaca ayat :
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ
الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ
Bacalah
tasbih dengan memuji Tuhanmu sebelum
matahari terbit dan sebelum terbenam.[2]
Lalu memberitahu bahwa kaum
mukminin melihat Tuhan mereka pada hari
kiamat dengan jelas
dengan mata mereka sebagaimana
mereka melihat matahari dengan jelas tanpa ada awan .
فَانْظُرْ
إِلَى هٰذَا التَّثْبِيْتِ وَالتَّقْرِيْرِ وَالتَّوْكِيْدِ ِلرُؤْيَةِ اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ بِضَرْبِ هَذِهِ اْلأَمْثِلَةِ الَّتِي لاَ يَشُكُّ فِيْهَا أَحَدٌ الشَّمْسَ
فِي حَالِ الصَّحْوِ لَيْسَ مِنْهَا سَحَابٌ لاَ يَشُكُّ أَحَدٌ فِي رُؤْيَتِهَا وَالْقَمَرَ
لَيْلَةَ الْبَدْرِ لاَ أَحَدٌ يَحْتَجِبُ عَنْهُ رُؤْيَتُهُ كُلٌّ يَرَاهَا
Lihatlah keterangan ini dan
penetapannya tentang melihat Alla azza wajal dengan membikin beberapa
contoh di mana seseorang tidak akan ragu untuk bisa melihat matahari dalam
keadaan tiada awan dan melihat bulan pada malam bulan purnama. Seseorang tidak
akan terhalangi untuk melihat padanya .
Masing – masing orang bisa melihatnya .
وَلِهَذَا أَجْمَعَ الصَّحَابَةُ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمْ وَأَئِمَّةُ اْلأُمَّةِ عَلَى ثُبُوْتِ رُؤْيَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي
اْلآخِرَةِ لمَ يَرِدْ عَنْ أَحَدٍ مِنْهُمْ أَنَّهَ نَفَى ذَلِكَ أَبَداً
Karena ini , para sahabat ra telah
sepakat , begitu juga para imam untuk menetapkan
melihat Allah azza wajal di akhirat dan
tidak seseorang yang menolaknya
dari kalangan mereka dari refrensi yang ada .
وَأَدْنَى
مَا يُقَالَ ِلهَؤُلاَءِ ائْتُوا إِلَيْنَا
ِلنَجْلِسَ فِي أَحَدِ الْمَسَاجِدِ وَلِنَدْعُوَاللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَنَقُوْلُ الَّلهُمَّ مَنْ أَنْكَرَ رُؤْيَتَكَ فِي اْلآخِرَةِ فَأَحْرِمْهُ
مِنْهَا يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ لاَ أَظُنُّ أَنْ يَثْبُتَ لَهُمْ قَدَمٌ عَلَى
ذَلِكَ أَبَداً لَنْ يبصروا أَنْ يَأْتُوا وَيَدْعُوااللهَ عَزَّ وَجَلَّ بِهَذَا الدُّعَاءِ مِمَّا يَدُلُّ
عَلَى أَنَّ إِيْمَانَهُمْ بِانْتِفَاءِ الرُّؤْيَةِ لَيْسَ إِيْمَاناً عَنْ يَقِيْنٍ،
Paling mudah di katakan kepada
mereka , datang lah kepada kami untuk duduk dalam salah satu masjid dan kita berdoa kepada Allah azza wajal lalu kita katakan : Ya Allah ! Barang siapa yang tidak percaya
bisa melihatMu di akhirat , maka dia
jangan di beri bisa melihat Mu wahai Tuhan seru sekalian alam. Saya tidak
mengira ada orang yang berani melakukannya
, mereka tidak berani datang atau
berdoa seperti itu . Hal ini
menunjukkan bahwa keimanan
mereka untuk menafikan rukyah
pada Allah bukan di landasi pada keyakinan .
وَالْخُلاَصَةُ أَنَّ رُؤْيَةَ اللهِ سُبْحَانَهُ
وَتَعَالَى ثَابِتَةٌ بِالْقُرْآنِ وَالسّنََّةِ وَإِجْمَاعِ السَّلَفِ وَنَسْأَلُ
الله َ تَعَالَى ِلمَنْ أَنْكَرَهَا أَنْ يَهْدِيَهُمْ إِلَى الْحَقِّ حَتىَّ يَلْقَوا
الله َعَزَّ وَجَلَّ وَهُمْ مُؤْمِنُوْنَ بِكِتَابِهِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمُتَّبِعُوْنَ ِللصَّحَابَةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ فِي
هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ الْبَيِّنَةِ اْلوَاضِحَةِ.
Kongklosinya , sesungguhnya melihat Allah subhanahu wataala adalah telah di tetapkan dalam al quran ,
hadis dan ijma salaf. Dan kita minta
pada Allah taala untuk orang yang ingkar agar di beri petunjuk kepada
kebenaran sehingga bisa bertemu kepada Allah azza wajal dan mereka
juga beriman kepada kitab Al
quran , sunah rasulNya dan mengikuti sahabat – sahabatnya ra
dalam masalah yang terang ini .[3]
Pergilah ke blog kedua
www.mantankyainu2.blogspot.com
Dan kliklah 4 shared mp3 jangan di
panahnya.
Pergilah
ke blog kedua www.mantankyainu2.blogspot.com
Dan kliklah 4 shared mp3
jangan di panahnya.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan