Semarang (ANTARA) - Sekretaris
Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo memandang perlu mencermati
gerakan-gerakan terkait dengan munculnya rumor sayembara penangkapan Presiden
RI yang beredar di Inggris, tetapi tidak perlu menjadi kecemasan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono.
"Gerakan-gerakan tersebut perlu dicermati, tetapi
tidak perlu menjadi kecemasan Presiden RI," kata Tjahjo melalui perangkat
komunikasi kepada ANTARA di Semarang, Rabu petang.
"Saya kira intelijen Indonesia (Badan Intelijen
Negara/BIN) dan Atase Pertahanan (Athan) sudah mendeteksi hal tersebut dan
melaporkan kepada Presiden RI akan gelagat dan perkembangannya," tambah
anggota Komisi I (Bidang Pertahanan, Luar Negeri, dan Intelijen) DPR RI itu.
Berita sebelumnya, Juru Bicara Presiden Julian A Pasha
menegaskan bahwa pemerintah Inggris telah menjamin keamanan dan keselamatan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memenuhi undangan Ratu Inggris pada
Oktober mendatang seiring dengan munculnya rumor sayembara penangkapan Presiden
RI yang beredar di Inggris.
Pernyataan itu diberikan oleh Jubir Presiden di Jakarta,
Rabu, menanggapi berita yang menyebutkan Ed Mc Williams, seorang yang mengaku
aktivis The West Papua Advocacy Team (WPAT), menawarkan hadiah sebesar 80.000
dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp790 juta bagi warga Inggris yang berhasil
menangkap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika mengunjungi Inggris.
Tjahjo yakin bahwa operasi kontraintelijen sudah
dilakukan dan intelijen Indonesia sudah melakukan kerja sama internasional
dengan intelijen luar (Inggris) dalam rangka memantapkan koordinasi dan
pengungkapan indikasi jaringan-jaringan tersebut.
"Setidaknya, sudah ada antisipasi dan
langkah-langkah dari intelijen Indonesia. Saya yakin BIN sudah melakukan
hal-hal tersebut, khususnya melakukan operasi kegiatan/operasi intelijen
monitoring dan penjajakan taktis strategis," katanya.
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu
juga yakin Kementerian Luar Negeri RI sudah melakukan koordinasi terpadu dengan
pemerintah Inggris untuk antisipasi. (ar)
Komentarku ( Mahrus ali):
Menjadi pemimpin negara Jahiliyah bukan negara Islam juga
punya resiko, begitu juga menjadi pemimpin negara Islam. Begitu juga rakyat
negara Islam atau Jahiliyah. Sama – sama punya resiko dan tidak bisa
menghindari resiko, maka pilihlah yang terbaik yaitu menjadi pemimpin negara
Islam.
إِنْ يَمْسَسْكُمْ
قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا
بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ
شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Jika kamu (pada perang Uhud)
mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar)
mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami
pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya
Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya
sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang zalim,[1]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan