Anak yang Taat
Semua
orang menyukai anak yang taat, oleh sebab itu Allah memberi contoh
kepada kita agar mentaati perintah-perintah-Nya, begitu juga sebagai
orang tua jangan lupa berdo’a.
Ingatlah cerita Nabi Ibrahim A.S. dan Ismail ketika masih kanak-kanak, Lihat (QS. AshShoffat 100-102)
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ
أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا
تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
100. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh.
101. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar[1283].
102.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;
insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".
[1283] Yang dimaksud ialah Nabi Ismail a.s.
Nabi
Ibrahim berdo’a ingin punya anak yang shalih, lantas di kabulkan oleh
Allah dan lahirlah Ismail yang sangat sabar. Setelah itu di uji oleh
Allah agar menyembelih Ismail yang sangat di sayangi, namun Nabi Ibrahim
tetap bertanya dulu kepada Ismail yang masih kanak-kanak, setelah
Ismail mempersilahkan ayahnya agar melaksanakan penyembelihan atas
dirinya maka dilaksanakan dengan penuh ketaatan (tidak ada paksaa)
dijelaskan dalam Q.S. Ash-Shoffat 103.
فَلَمَّا
أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ ﴿١٠٣﴾وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا
إِبْرَاهِيمُ ﴿١٠٤﴾قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِينَ ﴿١٠٥﴾إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاء الْمُبِينُ
﴿١٠٦﴾وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ﴿١٠٧﴾وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي
الْآخِرِينَ ﴿١٠٨﴾سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ﴿١٠٩﴾كَذَلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِينَ ﴿١١٠﴾إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ ﴿١١١﴾
103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105.
Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya
Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285].
108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian,
109. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
110. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
111. Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
[1284]
Yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi
itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.
[1285]
Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah
melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah
menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi
dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari raya haji.
Setelah
Allah mengetahui ketaatan mereka berdua, lantas Ismail diganti dengan
domba, dan Nabi Ibrahim dinyatakan selamat dan termasuk orang yang
benar-benar beriman.
Kalau Nabi Ibrahim diperintah menyembelih putra kesayangannya lantas kita diperintah untuk menyembelih hewan qurban, sehingga ayat (Q.S. Al-Kautsar )
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ﴿٢﴾
002. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Al Kautsar
Mengingat
perintah korban sangat di anjurkan, maka Rasulullah tidak pernah
meninggalkannya, . karena taat kepada Allah. Biasanya ketaatan /
kedurhakaan ibu, akan diwarisi
oleh sang anak. Suatu contoh anaknya Nabi Nuh a.s yang di tenggelamkan
oleh Allah bersama ibunya (sudah saya cantuman dalam judul Persiapkan
Diri Kita Untuk Masa Depan (QS.Hud 41-43). Dia mati dalam keadaan kafir,
karena ibunya sudah dinyatakan oleh Allah sebagai penduduk neraka
sebagaimana Firman Allah (QS. At-Takhrim 10).
ضَرَبَ
اللَّهُ مَثَلاً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَاِمْرَأَةَ
لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ
فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئاً وَقِيلَ
ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ ﴿١٠﴾
010. Allah
membuat isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir.
Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara
hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua
suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun
dari (siksa) Allah; dan dikatakan(kepada keduanya); "Masuklah ke neraka
bersama orang-orang yang masuk neraka)". Tahrim 10)
Allah
juga menyebutkan ketaatan Asiyah - istri Raja Fir aun yang mengaku
Tuhan, Asiyah tetap mempertahankan keimanannya dan tetap berdo’a,
sebagaimana disebutkan dalam Q.S. At-Tahrim 11.
وَضَرَبَ
اللَّهُ مَثَلاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ
رَبِّ ابْنِ لِي عِندَكَ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِن فِرْعَوْنَ
وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ﴿١١﴾
011.
Dan Allah membuat isteri Fir`aun perumpamaan bagi orang-orang yang
beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah
di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir`aun dan
perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim", Tahrim
Semoga
cerita-cerita yang saya cantumkan dalam pelajaran ini bisa di ambil
sebagai konsep hidup. Inilah salah satu factor kesalihan anak yang banyak menjadi keinginan orang .Semuanya butuh untuk mengenang riwayat hidup para nabi dan keluarganya. Ingatla firmanNya :
لَقَدْ
كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثاً
يُفْتَرَى وَلَـكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلَّ
شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿١١١﴾
111.
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman. Yusuf.
Wassalam
Wassalam
Alamat blog www.faizahmahrus.blogspot.com
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan