حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ
Cinta dunia adalah pokok segala kesalahan
Hadis maudlu’ (palsu). Ahadits al-Qashash, Ibnu
Taimiyah, 7; al-Asrar al-Marfuah, 1:163; Tadzkiratu al-Maudlu’at, 173, Kasf
al-Khafa’, 1099.
حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ اْلإِيْمَانِ
Cinta tanah air sebagian dari iman
Hadis ini tidak ada asalnya, adl-Dla’ifah, 36; Kasyf
al-Khafa’, 1102; al-Mashnu’, Ali al-Qari, 1:91.
الْحَجَرُ اْلأَسْوَدُ يَمِيْنُ اللهِ فِي اْلأَرْضِ يُصَافِحُ بِهَا
عِبَادَهُ
Hajar aswad adalah tangan kanan Allah di muka bumi,
dengannya Allah menjabat tangan hamba-hamba-Nya
Hadis ini maudlu’. Tarikh al-Baghdad, al-Khathib,
6:328; al-Ilal al-Mutanahiyah, 2:944; adl-Dla’ifah, 223.
الْحَدِيْثُ فِي الْمَسْجِدِ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ
الْبَهَائِمِ الْحَشِيْشَ (وفي لفظ( الْحَدِيْثُ فِي الْمَسْجِدِ يَأْكُلُ
الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Bercakap-cakap di masjid itu akan memakan kebaikan
seperti binatang ternak memakan rumput, dalam riwayat lain dikatakan,
Bercakap-cakap di masjid itu akan memakan kebaikan seperti api memakan kayu
bakar,
Al-Hafidz al-Iraqi berkata; Aku belum menemukan
sumbernya. Abdul Wahab bin Taqiyuddin as-Subki mengatakan; Aku tidak
mendapatkan sanadnya. Al-Albani mengatakan; Hadis ini tidak ada asalnya.
Takhrij al-Ihya’ (1:136), Thabaqat asy-Syafi’iyah oleh as-Subki (4:145),
adl-Dla’ifah (4).
الْحِكْمَةُ ضَالَّةُ كُلِّ حَكِيْمٍ ، فَإِذَا وَجَدَهَا فَهُوَ أَحَقُّ
بِهَا
Hikmah (ilmu pengetahuan) itu adalah barang hilang
dari seorang yang hakim (bijaksana), maka apabila ia mendapatkannya maka ia
adalah orang yang lebih berhak terhadapnya.
Hadis ini Dla’if. al-’Ilal al-Mutanahiyah, Ibnu
al-Jauzi, 1:96; Sunan at-Tirmidzi, 5:51
خَيْرُ اْلأَسْمَاءِ مَا عُبِّدَ وَمَا حُـمِّدَ
Sebaik-baik nama adalah yang menghamba (mengguna-kan
kata ‘Abdu) dan yang memuji (menggunakan kata Ahmad)
Maudlu’. Al-Asrar al-Marfu’ah, 192; al-Lu’lu’
al-Marshu’, 189; an-Nakhbah, 117
الْخَيْرُ فِيَّ وَفِي أُمَّتِي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Kebaikan yang ada padaku dan pada ummatku (terung
berlangsung) hingga hari kiamat kelak.
Ibnu Hajar mengatakan; Aku tidak mengetahui hadis
seperti ini, al-Maqashid al-hasanah, as-Sakhawi, h. 208; Tadzkiratu
al-Mudlu’at, al-Futni, 68; al-Asrar al-Marfu’ah fi al-Akhbar al-Maudlu’ah,
al-Qari, h. 195.
الدُّنْيَا دَارُ مَنْ لاَ دَارَ لَهُ وَمَالُ مَنْ لاَ مَالَ لَهُ وَلَهَا
يُجْمَعُ مَنْ لاَ عَقْلَ لَهُ
Dunia itu adalah rumah bagi orang yang tidak punya
rumah, dan harta bagi orang yang tidak mempunyai harta, untuknya lah orang yang
tidak berakal itu dikumpulkan
Hadis dla’if jiddan. Al-Ahadits allati laa Ashla laha
fi al-Ihya’, as-Subki, 344; Tadzkirat al-Mudlu’at, al-Futni, 174.
رَجَعْناَ مِنَ الْجِهَادِ اْلأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ اْلأَكْبَرِ
قَالُوْا وَمَا الْجِهَادُ اْلأَكْبَرُ قَالَ جِهَادُ الْقَلْبِ
Kami pulang dari jihad ashghar (jihad kecil) menuju
jihad akbar (jihad besar). Para sahabat bertanya, apakah jihad akbar itu. Rasul
saw bersabda; Jihad hati
Hadis ini tidak ada asalnya, al-Asrar al-Marfu’ah,
211; Tadzkiratu al-Maudlu’at, al-Futni, 191, Kasyf al-Khafa’, 1:511
سُؤْرُ الْمُؤْمِنِ شِفَاءٌ
Bekas minuman orang mu’min adalah obat
Hadis ini tidak ada asalnya. Al-Asrar al-Marfu’ah,
217. Kasyf al-Khafa’, 1:500; adl-Dla’ifah, 78;
السَّخِيُّ قَرِيْبٌ مِنَ اللهِ، قَرِيْبٌ مِنَ الْجَنَّةِ قَرِيْبٌ مِنَ
النَّاسِ، بَعِيْدٌ مِنَ النَّارِ، وَالْبَخِيْلُ بَعِيْدٌ مِنَ اللهِ، بَعِيْدٌ
مِنَ الْجَنَّةِ، بَعِيْدٌ مِنَ النَّاسِ، قَرِيْبٌ مِنَ النَّارِ وَجَاهِلٌ
سَخِيٌّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ عَابِدٍ بَخِيْلٍ
Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat
dengan sorga, dekat dengan manusia dan jauh dari neraka. Orang yang kikir jauh
dari Allah, jauh dari sorga, jauh dari manusia, dan dekat kepada neraka. Orang
bodoh yang dermawan lebih disukai oleh Allah dari pada ahli ibadah yang kikir
Hadis ini Dla’if sekali, al-Manar al-Munif, 284;
Tartib al-Maudlu’at, 564; al-La-ali’ al-Mashnu’ah, 2:91.
السُّلْطَانُ ظِلُّ اللهِ فِي أَرْضِهِ ، مَنْ نَصَحَهُ هُدِيَ ، وَمَنْ
غَشَّهُ ضَلَّ
Penguasa adalah bayang-bayang Allah di bumi-Nya,
barangsiapa yang setia kepada penguasa maka ia telah mendapatkan petunjuk dan
barangsiapa mengkhianati-nya maka ia telah sesat.
Maudlu’ (palsu). Tadzkiratu al-Maudlu’at, al-Futni,
182; al-Fawaid al-Majmu’ah, asy-Syaukani, 623; adl-Dla’ifah, 475
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan