BAGDAD (voa-islam.com) - Ayatollah Ali al-Sistani, pemimpin tertinggi
Syi'ah di Irak, mengatakan kaum Syi'ah harus bersatu, dan mengangkat senjata
melawan ISIS. Al-Sistani ulama Syi'ah paling
senior Irak, mendesak pengikutnya mengangkat senjata melawan ISIS,
dan tidak berdiam diri menghadapi serbuan kaum pejuang Sunni-ISIS, tegasnya,
Jum'at, 13/6/2014.
Dalam khotbah saat sholat Jum'at di kota suci Karbala, menyampaikan
peringatan kepada kaum Syi'ah, pemimpin tertinggi kaum Syi'ah Ayatollah Ali
al-Sistani, yang merupakan pemimpin yang memiliki otoritas tertinggi,
menyerukan harus mengangkat senjata dan berperang sampai titik darah penghabisan
menghadapi para militan Sunni-ISIS, tambahnya.
ISIS
terus membersihkan Irak dari kotoran kaum najis yaitu kafir musyrik, yang
sekarang ini masih bercokol di Irak. Mereka ini para 'begundal' Yahudi-Nasrani.
ISIS bertekad akan terus berjihad, sampai menaklukkan Bagdad,
dan mendirikan Daulah Islamiyah di Irak, sampai ke negeri Syam.
"Mereka yang tewas memerangi ISIS
akan menjadi syuhada", tegas al-Sistani di depan puluhan ribu, kaum
Syi'ah.
Sementara itu, Presiden AS Barack Obama mengancam akan melakukkan
invasi militer ke Irak, dan memerangi ISIS,
pada hari Kamis. Jatuhnya kota Mosul, Tikrit, Samara, dan provinsi Anbar,
mengancam pasokan minyak ke negara-negara Barat, dan ini akan mengancam ekonomi
dan industri mereka. Ini akan menghancurkan kehidupan mereka. Sekarang harga
minyak sudah mencapai $ 115 dollar perbaler!
Kaum Syi'ah tidak ada pilihan lain, kecuali mereka bersatu-padu
menghadapi ISIS. Karena ISIS sudah menjadi
ancaman global. Sekarang mereka mendapatkan bantuana Barat, khususnya Amerika dan
negara-negara Arab munafik.
ISIS
sudah mengancam kepentingan Barat yang sangat vital, yaitu urat nadi ekonomi
mereka. ISIS terus melangkah maju ke arah tenggara setelah berhasil menguasai Mosul, yang menjadi kota
terbesar kedua di Irak.
ISIS terus merebut kota-kota yang jauh di utara kampung halaman Saddam
Hussein Tikrit, dan selanjutnya ISIS memasuki dua kota
di provinsi Diyala yang berbatasan dengan Iran. Saadiyah dan Jalawla telah
jatuh ke tangan ISIS setelah para jenderal dan
pasukan pemerintah melarikan diri.
Obama mengatakan sedang mempertimbangkan "semua opsi" untuk
mendukung pemerintah pusat Syi'ah di Bagdad, di mana AS mengontrol penuh saat
pendudukan AS, dan pendudukan itu berakhir pada tahun 2011, delapan tahun
setelah invasi yang menggulingkan Saddam. Tetapi, para pejabat AS mengatakan
bahwa pasukan darat AS tidak akan kembali ke Irak.
Kepanikan Dunia Internasional Namun Obama mengatakan aksi militer saja
tidak akan bisa melawan ISIS. Obama
menyinggung bahwa Perdana Menteri Syi?ah Nuri al-Maliki menciptakan perang dan
konlfik, dan menghancurkan Muslim Sunni Irak, dan al-Maliki telah menghabisi
semua kekuasaan kaum Sunni Irak, sejak Saddam runtuh, dan sekarang ISIS
membalas kejahatan al-Maliki yang sangat biadab terhadap kaum Sunni.
"Ini harus dari pemerintahan Irak yang dibangun diatas landasan
yang adil merupakan koalisi antara kekuatan politik di Irak, yaitu antara
Syi'ah dan Sunni, kata Obama. Wakil Presiden AS Joe Biden meyakinkan Maliki
melalui telepon bahwa Washington
siap mempercepat dukungan keamanan militer.
Gedung Putih telah memberi isyarat sedang mencari solusi memperkuat
pasukan Irak dengan dukungan senjata besar-besar ke Irak, ujar pejabat AS.
Rezim Syi'ah al-Maliki telah menggunakan armada udaranya menyerang
posisi-posisi ISIS. Menteri Luar Negeri
Prancis Laurent Fabius mengatakan kekuatan internasional "harus segera
turun tangan menghadapi situasi di Irak?, tegasnya.
Di Mosul, ISIS menggelar parade besar-besaran dengan menggunakan
kendaraan Humvee Amerika, disita yang disitas dari tentara Irak, sejak Mosul runtuh dan jatuh ke tangan ke ISIS.
ISIS dilaporkan telah mengeksekusi tentara dan polisi Irak, sesudah kota Mosul
jatuh ke tangan mereka.
Sebelumnya, ISIS mengatakan pihaknya memberikan kesempatan kepada
tentara dan polisi yaitu "kesempatan bertobat ... Para pejuang ISIS bertanya siapa kepada tentara dan polisi Irak, siapa
kita? Kita adalah prajurit Islam dan telah memanggul tanggung jawab untuk
mengembalikan kejayaan kekhalifahan Islam".
TARGET ISIS BAGHDAD
ISIS ini memiliki senjatra yang sangat melimpah dari peninggalan
tentara Irak, dan sekarang membawa senjata yang disita itu digunakan untuk
melakukan ofensif militer ibukota Bagdad,
ungkap Rami Abdulrahman, kepala Observatorium Suriah untuk kelompok pemantau
HAM.
ISIS telah menguasai pusat minyak kilang terbesar Irak yaitu Baiji,
dekat Kirkuk,
dan ini akan mengancam ekonomi global. ISIS maju lebih jauh ke selatan, para
pejuang ISIS membersihkan kota-kota dekat Bagdad,
di mana milisi Syi'ah yang memobilisasi kekuatan mereka, dan ini akan menuju
pertumpahan darah yang dahsyat tahun 2006 dan 200.
Sesudah adanya perintah mengangkat senjata dari Ayatullah al-Sistani,
ratusan truk yang membawa sukarelawan Syi'ah menuju garis depan membentingi kota Baghdad.
Sumber-sumber keamanan dan polisi mengatakan ISIS sekarang sudah mencengkeram kota Udhaim, 90 km (55 mil) utara Baghdad.
"Kami sedang menunggu bala bantuan dan kami bertekad tidak
membiarkan mereka mengambil kendali," kata seorang perwira polisi di
Udhaim. "Kami takut bahwa ISIS sedang memotong jalan raya utama yang
menghubungkan Baghdad
utara." ISIS dan sekutunya menguasai
Falluja pada awal tahun ini. Falujja hanya 50 km (30 mil) dari kantor Maliki.
ISIS
telah mendirikan dewan militer untuk menjalankan pemerintahan bagi kota-kota
yang sudah mereka kuasai, kata penduduk setempat. "'Tujuan akhir kami
adalah Baghdad.
Bagdad akan menjadi pertempuran yang menentukan kemenangan ISIS, kata seorang
tokoh suku Bagdad.
Pejabat senior PBB di Irak meyakinkan Dewan Keamanan, kondisi Baghdad benar-benar
berada ?dalam bahaya. Dewan Keamanan PBB memberikan dukungan penuh kepada
pemerintah Irak dan mengutuk ISIS yang mereka
sebut 'terorisme'.
Sekarang di tingkat global telah terjadi 'koalisi' antara Setan-Iblis,
yang sejatinya, adalah Kafir musyrik Yahudi Nasrani, Syi'ah, dan kaum Munafik,
yaitu para penguasa Arab, yang menjadi 'budak' kafir musyrik Yahudi Nasrani,
Syi'ah. Para penguasa Arab sekarang telah
menari-nari diatas tumpukkan mayat Mujahidin, dan berperang memihak kepada kafir
musyrik.
Ini bersamaan dengan konstruksi baru (bangunan baru), di mana antara
Amerika dan Iran
telah menjalin kerjasama memerangi kaum Sunni, yang mengancam kepentingan
mereka di seluruh kawasan Timur Tengah. Apakah ISIS akan menjadi pembebas dunia
Islam? Wallahu'alam.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan