Mahfud diperkirakan mampu membuat sebagian besar kaum Nahdliyin dan konstituen Partai Kebangkitan Bangsa enggan memilih Joko Widodo – Jusuf Kalla (Jokowi – JK).
Di Jawa Timur sendiri, efek Mahfud MD pengaruhnya cukup signifikan dibanding pengaruh Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansah yang berada di kubu Jokowi-JK.
Hasil riset dari dua lembaga survei pada pekan pertama di bulan Juni ini, yaitu pada tanggal 1 hingga 8 Juni menyebutkan, 47,5 persen warga Nahdliyin di Jawa Timur cenderung memilih Prabowo – Hatta. Sedangkan Jokowi – JK hanya mencapai 44,3 persen.
Menurut peneliti utama SSC, Mohammad Edy Marzuki, perilaku pemilih di Jawa Timur ini, karena pengaruh dari manuver mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut yang berhasil menjalin hubungan baik dengan ulama dan kiai sepuh pondok pesantren di Jawa Timur.
“Dua simpul kekuatan pesantren besar di Jawa Timur, yaitu Pondok Lirboyo di Kediri, dan Sidogiri di Pasuruan, terang-terangan sudah menyatakan dukungan ke Prabowo – Hatta,” katanya dalam konferensi persnya di Hotel Santika, Surabaya, Minggu (15/6).
Tak hanya itu, Mahfud juga berhasil mencuri pengaruh konstituen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang notabenenya pemenang Pileg 9 April di Jawa Timur dan menjadi salah satu pengusung pasangan Jokowi – JK.
Sedangkan 41,4 persen konstituen PKB di Jawa Timur memilih Prabowo – Hatta, Jokowi – JK (37,9 persen) dan yang belum mempunyai pilihan (undecided voters) mencapai 7 persen.
Tak hanya itu, masih kata Edy, fans Rhoma Irama di Jawa Timur, yang mayoritas warga NU, juga siap membalik hasil survei. “Fans Rhoma Irama di Jatim juga akan mengikuti pilihan politik si Raja Dangdut itu, yang mendukung Prabowo-Hatta, sehingga tak terlalu mengejutkan jika Jatim menjadi kantong suara pasangan nomor urut satu,” tambah Edy.
Kendati kepala daerah di Jawa Timur mayoritas dikuasai oleh kader PDIP dan PKB, kata Edy itu belum bisa menjadi jaminan Jokowi – JK akan menang mudah di provinsi timur Pulau Jawa ini. Pengaruh kiai dan tokoh masyarakat lebih kuat dibanding para kepala daerah. (Islam Institute – al/merdeka.com)
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan