Assalau alaikum wr wb.ngapunten pak kiai kepareng dalem
nyuwun pirso dalem mengadakan syukuran mengundang tetangga makan2 terus
wangsule dalem betani oleh2 berupa nasi dan lauk di rege kados menawi piyambak,e
kenduren utawi berkat.menopo dikeparengaken p.kiai? tapi mboten kenduri.jzkwlh
yusuf bjnegoro
Saya jawab:
Wss. Syukuran
itu tidk ada
tuntunannya. Kalo mau gitu , undangan
makanan bersama tanpa diba an ,
Dia kirim sms lagi:
Nggih pak kiai,nyuwun pirso malih menawi wonten pak lik
gadah hajat sunatan wonten slametanipun, dalem mboten dugi dalem anti slametan
tapi p.kiai, pak lik dalem ngirimi nasi,sayur,lauk pauk ditambah berkat meniko
dalem makan kados pundi hukumipun p.kiai?jzkmlh
Saya jawab:
Tidak usah
dimakan karena biasanya
ada bacaan syirik
dlm selametan atau
kenduren
Komentarku ( Mahrus ali ):
Hewan yang di sembelih untuk aktivitas yang terdapat
unsur kesyirikannya termasuk ma uhilla
lighoirillah –yaitu hewan yang di potong bukan untuk Allah tapi untuk kesyirikan, bukan untuk tauhid. Ia untuk kedurhakaan bukan untuk kebaikan.
Makanya tidak boleh dimakan.
Ada
artikel sbb:
Assalamualaikum.
Orang yang menyembelih ayam dengan membaca atas nama
Allah untuk dihidangkan pada acara kirim doa untuk orang yang meninggal,
bagaimana hukum sembelihan tersebut? Apakah semuanya haram, atau ada perincian?
Mohon penjelasan.
Jazakallahu khairan.
Jazakallahu khairan.
(Musthofa, Ponorogo 085649866329)
Jawab:
Wa’alaikumsalam.
Mendoakan kebaikan untuk orang yang meninggal adalah
perbuatan yang disyari’atkan, mereka sangat membutuhkannya dikala mereka sudah
tidak mampu lagi beramal. Namun mengirim doa untuk orang yang meninggal dengan
mengadakan acara khusus (tahlilan) untuk itu maka ini perbuatan bid’ah yang
tidak ada landasannya.
Adapun hukum sembelihan yang disembelih hanya sekedar
untuk dihidangkan pada acara tersebut (tahlilan) maka selama orang yang
menyembelih masih muslim dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang
mengeluarkan dia dari islam (seperti syirik besar) maka halal sembelihannya,
jika disembelih dengan cara yang syar’i.
Syeikh Abdul Muhsin Al-Abbad hafidhahullah (Muhaddits kota Medinah dan pengajar
di Masjid Nabawy saat ini) pernah ditanya:
هل
يجوز أكل الذبيحة التي تقدم بمناسبة بدعية مثل المولد النبوي أو في العزاء؟
“Bolehkah memakan sembelihan yang dihidangkan pada acara
bid’ah seperti maulud nabi atau ketika ta’ziyah?”
Beliau menjawab:
يجوز
أكل الذبائح التي تقدم في مناسبات بدعية، ومن كانت بدعته مكفرة لا تؤكل ذبيحته.
“Boleh memakan sembelihan yang dihidangkan untuk
acara-acara bid’ah, dan barangsiapa yang jenis bid’ahnya adalah jenis yang
mengkafirkan maka tidak boleh dimakan.” (Pertanyaan ini diajukan kepada beliau
di Masjid Nabawy ketika mensyarh Sunan Abi Dawud, Kitab Adh-Dhahaya,
Bab
Fi An-Nahy an tushbara Al-Baha’im wa Ar-rifq bi Adz-dzabihah).
Wallahu a’lam.
Ustadz Abdullah Roy, Lc.
Ustadz Abdullah Roy, Lc.
Sumber: tanyajawabagamaislam.blogspot.com
Komentarku ( Mahrus ali ):
Realitanya dalam
aktivitas kebid`ahan banyak yang mengandung kesyirikan dan keharaman, karena
itu hewan yang di potong karenanya termasuk ma uhilla lighoirillah bukan untuk Allah tapi
untuk setan, bukan untuk tauhid tapi untuk syirik.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan