JAKARTA (voa-islam.com) - Materi debat calon presiden RI yang
digelar senin malam (9/6) dikabarkan sengaja dibocorkan kepada kubu Jokowi.
Kabar itu bermula dari pertemuan tengah malam antara seorang
komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), seorang petinggi Polri yang juga
dikenal sebagai orang dekat Ketua Umum PDIP dan seorang petinggi PDIP berada di
satu tempat.
Itulah kecurigaan banyak pihak terkait dipergokinya
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Nafis Gumay, Kepala Lembaga Diklat
Polri Komjen Pol Budi Gunawan dan Ketua PDIP Trimedya Panjaitan, yang dipergoki
sedang berbicara sangat serius pada Minggu (8/6/14) sekitar pukul 23.00 Wib di
restoran Satay House Senayan Menteng, Jakarta pusat.
Materi debat calon presiden RI yang digelar senin malam (9/6)
dikabarkan sengaja dibocorkan kepada kubu Jokowi. Naudzubillah rakyat Indonesia
dibohongi lagi
Hadar mengklarifikasi terkait kabar yang menyebut bahwa
dirinya hadir dalam pertemuan antara tim sukses Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf
Kalla (JK), Trimedya Panjaitan dan Kepala Lemdikpol Komjen Pol Budi Gunawan.
Menurut Hadar, dalam pertemuan di Restoran Sate Khas Senayan,Menteng,
Jakarta Pusat, ia tidak sengaja berada di lokasi yang sama dan pada waktu yang
sama dengan Trimedya Panjaitan dan Budi Gunawan.
“Saya duduk sendiri menunggu pesanan, lalu saya melihat Pak Trimedya
duduk ramai-ramai. Saya malas juga (menghampiri), dia lalu tegur saya, ‘Eh, Mas
Hadar apa kabar?’. Kemudian ngobrol beberapa second,” kata Hadar menceritakan
kembali tentang pertemuan Minggu malam tersebut, Kepada wartawan, Senin
(9/6/14).
Hadar menyebut kecurigaan bahwa dirinya terlibat dalam pertemuan
tersebut tidak berdasar. “Saya kira pemberitaan suka banyak yang didasari
kecurigaan dan berlebihan. Kalau ada pembuktian silakan,” tantangnya.
Lebih lanjut Hadar Nafis Gumay mengaku tidak mengenal Komjen Pol Budi
Gunawan. “Saya enggak kenal (Budi Gunawan),” elaknya.
Diberitakan sebelumnya, Trimedya diketahui melakukan pertemuan dengan
Budi di restoran Sate Khas Senayan, Menteng, Jakarta Pusat. Namun Trimedya
membantah bila pertemuan tersebut digelar secara sengaja. Ia menyebut pertemuan
itu merupakan rapat paduan suara gereja. Kebetulan Budi juga hadir di restoran
tersebut.
Guna membuktikan pertemuan antara Hadar Nafis Gumay, Komjen Budi
Gunawan dan Trimedya Panjaitan direncanakan atau tidak, Tim Advokasi Prabowo-
Hatta menantang pihak kepolisian menelusuri perbincangan keduanya melalui
pemeriksaan telepon seluler (ponsel) mereka bertiga.
“Ayo kita periksa handphone (ponsel) mereka (Hadar Nafis, Budi Gunawan
dan Trimedya). Polri sebenarnya bisa memeriksa telepon genggam milik Hadar
Nafis, Budi Gunawan dan Trimedya agar mendapatkan kejelasan,” ujar juru bicara
Tim Advokasi Prabowo-Hatta, Habiburokhman, Senin (9/6/2014).
Dia menegaskan, kubu Prabowo-Hatta percaya sepenuh hati bahwa institusi
netral dalam perhelatan Pemilihan Presiden 2014.
“Kami tetap percaya Polri adalah institusi netral, tapi anggotanya
belum tentu. Oleh sebab itu, Polri harus berani membuktikan pertemuan itu dan
segera mengklarifikasinya,” ujar Habib.
Komnjen Budi Gunawan dan Trimedya yang merupakan tim sukses Jokowi-JK,
diduga melakukan pertemuan selama satu jam di restoran Satay House Senayan
Menteng Jakarta Pusat. Belakangan diketahui, Komisioner KPU Hadar Nafis Gunay
juga berada di lokasi yang sama saat itu dan turut terlibat perbincangan
bersama.
Manakala aksi mereka diabadikan melalui kamera oleh seorang saksi, Arif
Poyuono, ketiganya langsung pergi. Belakangan pihak Mabes Polri menegaskan
bahwa pertemuan ketiga orang itu hanya bersifat kebetulan.
Sampai saat ini, belum ada keterangan resmi dari KPU mengenai pertemuan
tiga orang itu.
Eep Berbohong Soal Kertas Nongol Dibalik Jas Jokowi
Eep Saefulloh Fatah barangkali tidak
pernah menyangka jika pemostingan foto yang ia lakukan untuk membela Capres
Jokowi terkait ‘kertas nongol’ dari balik jas Jokowi saat debat Capres di Balai
Sarbini, Senin malam (9/6) malah membuat dirinya dicap oleh publik sebagai
kroni-kroni pendusta. - See more at:
http://www.spektanews.com/2014/06/eep-korbankan-nama-baik-istri-demi.html#sthash.zZ6gFEOI.dpuf
Eep Saefulloh Fatah barangkali tidak pernah menyangka jika pemostingan
foto yang ia lakukan untuk membela Capres Jokowi terkait ‘kertas nongol’ dari
balik jas Jokowi saat debat Capres di Balai Sarbini, Senin malam (9/6) malah
membuat dirinya dicap oleh publik sebagai kroni-kroni pendusta.
Eep diketahui telah melakukan pembohongan publik dengan memberikan
pembelaan palsu terhadap Capres dari koalisi PDI-P, Joko Widodo (Jokowi) dengan
meng-upload foto Jokowi yang tengah menunjukkan kertas bertuliskan doa berikut
terjemahannya. Ukuran kertas yang nongol dari balik jas Jokowi memiliki ukuran
lumayan besar, sementara foto yang di upload Eep memperlihatkan secarik kertas
berukuran begitu kecil.
Perbedaan antara kedua kertas itu jelas terlihat. Karena realita dan bukti sesungguhnya tak akan pernah bisa berdusta. Dan Eep lagi-lagi lupa, bahwa kertas ‘ajaib’ di balik jas Jokowi sudah terlanjur ditonton ratusan juta rakyat Indonesia. Dan dengan mudahnya rakyat melihat ukuran kedua kertas tersebut dengan perbedaan yang sangat nyata.
Perbedaan antara kedua kertas itu jelas terlihat. Karena realita dan bukti sesungguhnya tak akan pernah bisa berdusta. Dan Eep lagi-lagi lupa, bahwa kertas ‘ajaib’ di balik jas Jokowi sudah terlanjur ditonton ratusan juta rakyat Indonesia. Dan dengan mudahnya rakyat melihat ukuran kedua kertas tersebut dengan perbedaan yang sangat nyata.
Mengaku bahwa kertas ‘nongol’ itu contekan jauh lebih mulia dibanding
mendustai Tuhan, dirinya, dan ratusan juta rakyat.
[pnc/adivammar/rodjali/voa-islam.com]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan