By Asqi Resnawan on 5:26 PM
Dalam Debat Capres ketiga dengan tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional, Jokowi sedikitnya melakukan blunder sebanyak lima kali. Hal ini dikatakan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon usai menghadiri Debat Capres Ketiga di Holiday Inn, Jakarta Utara.
Pertama saat ditanya Prabowo tentang laut Cina Selatan oleh Prabowo, Jokowi menjawab Indonesia tidak punya kepentingan berarti di laut yang strategis itu. "Tadi saya kira pak Jokowi tidak mampu menjawab itu. Saya kira Jokowi tidak mengerti masalah itu," katanya, Minggu (22/6/2014) malam.
Sementara itu, blunder yang kedua Jokowi yakni dijelaskan oleh Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta mengenai pertahan dan ketahanan. Saat itu Jokowi mengatakan ketahanan dan pertahanan adalah untuk merekrut TNI.
"Ketahanan itu seperti sumber daya air, alam, sedangkan pertahanan itu urusan TNI," kata ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD dalam kesempatan yang sama.
Ketiga yaitu, Jokowi melakukan blunder tentang penjualan aset Indosat, oleh Megawati Soekarnoputri. Jokowi mengatakan, penjualan aset Indosat karena terjadi krisis, sedangkan krisis saat itu sudah berlalu. Seperti yang disampaikan Akbar Tandjung yang dinilai ada kepentingan dan bukan karena ada krisis, karena penjualan Indosat terjadi pada tahun 2001. Sedangkan krisis di Indonesia terjadi pada tahun 1998.
"Jadi sebetulnya nggak relevan krisis alasan utama, karena dibalik itu ada kepentingan kan. Jual beli bukan karena dia bayangkan karena ada krisis 98-99, peristiwanya (penjualan Indosat) 2001, Megawati (tahun) 2001," kata Akbar Tandjung.
Kemudian blunder keempat, soal kemerdekaan Palestina, kemerdekaan Palestina bukanlah program seorang capres, tetapi amanat konstitusi. Seperti halnya yang disampaikan Presiden Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) Anis Matta.
"Membantu kemerdekaan Palestina itu adalah tugas konstitusi kita, bagi siapa yang memimpin pemerintahan. Jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita," pungkasnya.
Dan blunder kelima Jokowi adalah perihal Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI seperti Tank Leopard dan Anoa. Menurutnya Leopard tidak cocok untuk Indonesia.
"Menurut saya Leopard penting, mengingat wilayah Indonesia yang besar, dalam menjaga pertahanan. Kan itu sudah dikaji oleh pakar-pakarnya. Vietnam saja pada perang terakhir, menggunakan Leopard dari Vietnam. Bukan hanya tank, kita juga perlu jet tempur, helikopter dan kapal selam," jelas Prabowo dalam debatnya. [ton/inilah]
Dalam Debat Capres ketiga dengan tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional, Jokowi sedikitnya melakukan blunder sebanyak lima kali. Hal ini dikatakan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon usai menghadiri Debat Capres Ketiga di Holiday Inn, Jakarta Utara.
Pertama saat ditanya Prabowo tentang laut Cina Selatan oleh Prabowo, Jokowi menjawab Indonesia tidak punya kepentingan berarti di laut yang strategis itu. "Tadi saya kira pak Jokowi tidak mampu menjawab itu. Saya kira Jokowi tidak mengerti masalah itu," katanya, Minggu (22/6/2014) malam.
Sementara itu, blunder yang kedua Jokowi yakni dijelaskan oleh Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta mengenai pertahan dan ketahanan. Saat itu Jokowi mengatakan ketahanan dan pertahanan adalah untuk merekrut TNI.
"Ketahanan itu seperti sumber daya air, alam, sedangkan pertahanan itu urusan TNI," kata ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD dalam kesempatan yang sama.
Ketiga yaitu, Jokowi melakukan blunder tentang penjualan aset Indosat, oleh Megawati Soekarnoputri. Jokowi mengatakan, penjualan aset Indosat karena terjadi krisis, sedangkan krisis saat itu sudah berlalu. Seperti yang disampaikan Akbar Tandjung yang dinilai ada kepentingan dan bukan karena ada krisis, karena penjualan Indosat terjadi pada tahun 2001. Sedangkan krisis di Indonesia terjadi pada tahun 1998.
"Jadi sebetulnya nggak relevan krisis alasan utama, karena dibalik itu ada kepentingan kan. Jual beli bukan karena dia bayangkan karena ada krisis 98-99, peristiwanya (penjualan Indosat) 2001, Megawati (tahun) 2001," kata Akbar Tandjung.
Kemudian blunder keempat, soal kemerdekaan Palestina, kemerdekaan Palestina bukanlah program seorang capres, tetapi amanat konstitusi. Seperti halnya yang disampaikan Presiden Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) Anis Matta.
"Membantu kemerdekaan Palestina itu adalah tugas konstitusi kita, bagi siapa yang memimpin pemerintahan. Jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita," pungkasnya.
Dan blunder kelima Jokowi adalah perihal Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI seperti Tank Leopard dan Anoa. Menurutnya Leopard tidak cocok untuk Indonesia.
"Menurut saya Leopard penting, mengingat wilayah Indonesia yang besar, dalam menjaga pertahanan. Kan itu sudah dikaji oleh pakar-pakarnya. Vietnam saja pada perang terakhir, menggunakan Leopard dari Vietnam. Bukan hanya tank, kita juga perlu jet tempur, helikopter dan kapal selam," jelas Prabowo dalam debatnya. [ton/inilah]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan