Kajian hadis siksa kubur ke 20
[09:17, 12/23/2016] Ardi M menulis :
Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Ahmad ibnu Usman, dari Hakim Al-Audi, telah menceritakan kepada kami Syuraih
ibnu Muslimah, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Yusuf, dari ayahnya,
dari Abu Ishaq, dari Amir ibnu Sa’d Al-Bajali, dari Abu Qatadah Al-Anshori
sehubungan dengan ayat di atas: Bahwa sesungguhnya orang mukmin itu apabila
mati (dan telah dimakamkan), maka ia didudukkan di dalam kuburnya dan dikatakan
kepadanya, “Siapakah Tuhanmu ?” Ia menjawab, “Allah”.
*Dikatakan lagi kepadanya, “Siapakah nabimu ?”. Ia menjawab,
“Muhammad ibnu Abdullah”.
Pertanyaan tersebut diajukan kepadanya berkali-kali, kemudian
dibukakan baginya sebuah pintu yang menuju ke neraka, lalu dikatakan kepadanya,
“Lihatlah tempatmu di neraka itu seandainya kamu salah dalam jawabanmu”.*
Kemudian dibukakan baginya sebuah pintu menuju surga, lalu
dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempat tinggalmu di surga, karena kamu benar
dalam jawabanmu”.
Apabila orang kafir mati, maka ia didudukkan di dalam
kuburnya, lalu dikatakan kepadanya, “Siapakah Tuhanmu ? Siapakah nabimu ?”. Ia
menjawab, “Saya tidak tahu, hanya saya mendengar orang-orang mengatakan sesuatu
tentangnya”. Dikatakan kepadanya, “Kamu tidak tahu”.
Kemudian dibukakan baginya sebuah pintu menuju surga, lalu
dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempatmu jika kamu benar dalam jawabanmu”. Kemudian
dibukakan baginya sebuah pintu ke neraka, dan dikatakan kepadanya, “Lihatlah
tempatmu sekarang, karena kamu salah dalam jawabanmu”. (Tafsir Ibnu Katsir)
Qatadah mengatakan, “Adapun dalam kehidupan di dunia, maka
Allah meneguhkan mereka dengan kebaikan dan amal saleh, sedangkan dalam
kehidupan akhirat maksudnya diteguhkan dalam kuburnya”. (Tafsir Ibnu Katsir)
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sy menjumpai keterangan tsb di sini :
https://qosimaly.blogspot.co.id/2014/11/dalil-adanya-siksa-kubur.html
Arabnya hadis itu di
Tafsir Ibn Katsir sbb:
تفسير ابن كثير ط العلمية (4/ 431)
وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ
عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ الْأَوْدِيُّ حَدَّثَنَا شُرَيْحُ بْنُ مَسْلَمَةَ،
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ
عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ الْبَجَلِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ فِي
قَوْلِهِ تَعَالَى: يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ
فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَفِي الْآخِرَةِ
لْآيَةَ، قَالَ: إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا مَاتَ أُجْلِسَ
فِي قَبْرِهِ، فَيُقَالُ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: اللَّهُ، فَيُقَالُ لَهُ:
مَنْ نَبِيُّكَ؟ فَيَقُولُ: مُحَمَّدُ بن عبد الله، فيقال
له ذَلِكَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ إِلَى النار، فيقال له: انظر إلى
منزلك من النَّارِ لَوْ زُغْتَ، ثُمَّ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ إِلَى الْجَنَّةِ،
فَيُقَالُ لَهُ: انْظُرْ إِلَى مَنْزِلِكَ من الجنة إذا ثَبَتَّ، وَإِذَا مَاتَ
الْكَافِرُ أُجْلِسَ فِي قَبْرِهِ فَيُقَالُ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ مَنْ نَبِيُّكَ؟
فَيَقُولُ:
لَا أَدْرِي كُنْتُ أَسْمَعُ النَّاسَ يَقُولُونَ،
فَيُقَالُ لَهُ: لَا دَرَيْتَ، ثُمَّ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ إِلَى الْجَنَّةِ،
فَيُقَالُ لَهُ:
انْظُرْ إِلَى مَنْزِلِكَ إذا ثَبَتَّ، ثُمَّ يُفْتَحُ
لَهُ بَابٌ إِلَى النَّارِ، فَيُقَالُ لَهُ: انْظُرْ إِلَى مَنْزِلِكَ إِذْ
زُغْتَ، فَذَلِكَ قَوْلِهِ تَعَالَى: يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَفِي الْآخِرَةِ.
Sanadnya sbb.
وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ
عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ الْأَوْدِيُّ حَدَّثَنَا شُرَيْحُ بْنُ مَسْلَمَةَ،
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ
عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ الْبَجَلِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ
Sy tdk memjumpai sanad lain kcl itu dikitab manapun dan
kapanpun , dahulu atau sekarang. Kisah itu munkar sekali dr dua segi dari sanad maupun matan.
Segi sanad, hakikatnya kisah itu bermuara pd Amir bin Sa`ad al Bajali - hanya
dia yg meriwayatkan dimnpun dan kapanpun .
Dia perawi Kufah bukan perawi
Madinah. Di masa pertengahan beliau pd
priodenya hanya satu orang yg kenal dg hadis itu yaitu beliau
sendiri. Para tabiin sampai mati tidk
kenal dg legenda itu , apalagi pr sahabat
. Identitasnya sbb:
__________
ــ عامر بن سعد البجلى الكوفى
المولد :
الطبقة : 3 : من
الوسطى من التابعين
الوفاة :
روى له : م د ت س
مرتبته عند ابن حجر : مقبول
مرتبته عند الذهبـي : وثق
3090
mausuah ruwatil hadis 3090 .
Lantas dari Amir bin
Saad di kisahkan kpd perawi tunggal jg sama dr Iraknya yaitu
Abu Ishak as subai`I al kufi - dia
orang Kufah, lihat identitasnya sbb:
ــ عمرو بن عبد الله بن عبيد
أو على أو ابن أبى شعيرة ، الهمدانى ، أبو إسحاق السبيعى الكوفى
المولد :
الطبقة : 3 : من
الوسطى من التابعين
الوفاة : 129 هـ و قيل قبل ذلك بـ الكوفة
روى له : خ م د ت س ق
مرتبته عند ابن حجر : ثقة مكثر عابد ، اختلط بأخرة
مرتبته عند الذهبـي : أحد الأعلام ، و هو كالزهرى فى
الكثرة
mausuah ruwatil hadis
5065.
Jd kisah itu munkar, bukan kisah yg sahih. Kisah yg dr satu
center yaitu Abu Ishak assubai dr orang
Irak juga. Hadis sedemikian sesuai dg
pelajaran yg lalu adalah lemah.
Cacat dr sg redaksi hadis
sbb:
Maksud ayat
di atas adalah sbb:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ
الثَّابِتِ فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَفِي الْآخِرَةِ
("Allah akan meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu"
Ini jawaban sy yg lalu :
Anehnya hadis itu , ayat QS Ibrahim ayat 27 yang artinya):
("Allah akan meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang
teguh itu" adalah makkiyah –
artinya di turunkan di Mekkah bukan di
Medinah. Liht ketrangan sbb :
تفسير مقاتل بن سليمان (2/ 387)
سورة إبراهيم مكّيّة وآياتها ثنتان وخمسون
الموسوعة القرآنية (3/ 416)
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ/ 27/ مكية/
إبراهيم/
Ayat 27 Ibrahim yg katanya
diturunkan untuk siksa kubur atau pertanyaannya itu ternyata diturunkan di Mekkah . Pd hal
ada hadis yg menyatakan ketika Aisyah di
Medinah didatangi seorang tua yg
menyatakan semoga Allah menyelamatkan
anda dr siksa kubur , lalu Aisyah tdk percaya. Bahkan
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
masih tdk tahu saat itu . Pd hal
beliau di Medinah.
Aisyah yg di Medinah masih blm tahu tentang keberadaan siksa kubur . dan
ayat 27 Ibrahim diturunkan di Mekkah yg katanya sbb turunnya
adalah masalah siksa kubur . Ini kontradiksi lg . Untungnya sm lemahnya.
Karena itu maksud ayat itu
( 27 Ibrahim adalah seorang mukmin selalu berpegangan kpd perkataan yg
kokoh sewaktu hidup di dunia – yakni berpegangan dg ayat – ayat al quran dan
sunnah yg sahihah. Bukan bisa jwb ketika di tanya dikuburan Lihat keterangan pakar tafsir sbb:
وعن موسوعة الشيخ النابلسى احد شيوخ تفسير القرآن الكريم..
تفسير معنى لقول ثابت، هذه القواعد والسنن والقوانين التي
وردت في كتاب الله:
﴿مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ
أَسَاءَ فَعَلَيْهَا﴾[سورة الجاثية الآية: 15]
﴿فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ
بِالْحُسْنَى * فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى﴾[سورة الليل الآية: 5-7]
قد تقرأ القرآن الكريم فتجد بعض الآيات تشكل قوانين، هذه القوانين من
عند الله ثابتة، فالمؤمن يتعامل معها، فمعه توجيهات من الخالق، من الخبير العليم،
لذلك قلما يقع في مطب كبير، لماذا؟
لأن الله هداه سبل السلام، ما أكل مالاً حراماً، ولا اعتدى على عرض ولا
على إنسان، كان صادقاً وأميناً، مجموعة القوانين التي في كتاب الله هي في الحقيقة
القول الثابت، أما غير المؤمن فلا يوجد عنده ثوابت، يتوهم شيئًا قويًا يستفيد منه،
وينسى أن الله حرم هذا الذي فعله، ويأتيه العقاب الإلهي، ويؤتى الحذر من مأمنه،
وفرق كبير جداً بين حياة المؤمن التي تحكمها الأقوال الثابتة التي وردت في كتاب
الله.
لقرآن هو القول الثابت :
﴿مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ
طَيِّبَةٍ﴾[سورة إبراهيم الآية: 24]
أصلها ثابت وفرعها في السماء، الكلمة الطيبة التي تستخدمها في الدعوة: تنتقل
من قول ثابت.
http://islam.ahram.org.eg/NewsQ/4711.aspx
Intinya maksud
perkataan yg kokoh ( al qaulut tsabit ) adalah
kaidah , sunnah dan undang - undang yg
terdapat dlm kitabullah . Cocok dg ayat:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً
طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
Tidakkah kamu perhatikan
bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang
baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, Ibrahim 24 .
Jd manusia yg hidup didunia
dg pegangan kpd al quran sm dg
pegangan dg perkataan
yg kokoh.
Cacat yg lain adalah
pertanyaan kubur yg jelas tdk ada. Ini jawaban sy yg lalu sbb:
Bila mayat ditanya , mk roh hrs dikembalikan ke tubuhnya. Mayat
hrs hidup dikuburan agar bisa menjawab.
Bila roh tdk dikembalikan ke tubuh, mk mayat tdk bisa
menjawab.
Bila mayat hidup dikuburan, mk dia mengalami hidup tiga
kali - yaitu hidup didunia, hidup
dikuburan dan hidup setelah hari kebangkitan . jd dia mengalami hidup tiga kali . Dan ini akan menyalahi ayat :
قَالُوا رَبنَا أمتنَا اثْنَتَيْنِ وأحييتنا اثْنَتَيْنِasa
11 ) Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau
telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula). Ghafir
11.
Hidup itu hanya dua
kali, bukan tiga kali atau lebih. Hidup didunia
dan kelak ketika dibangkitkan akan masuk surga atau Neraka. Jadi
bila di kuburan manusia dihidupkan untuk di tanya mk hidupnya
tiga kali dan ini nyalahi ayat
itu.
أَمْوَاتٌ غَيْرُ أَحْيَاءٍ ۖ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ
يُبْعَثُونَ
( 21 ) (Berhala-berhala
itu atau mayat - mayat yg di mintai ) mati tidak hidup, dan
mereka tidak mengetahui bilakah
penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan.
Boleh di artikan dan mayat – mayat yg dimintai tdk mengerti kapan di bangkitkan.
Dlm ayat 16 al
mukminun itu diterangkan dg gamblang bahwa
pd hari kiamat mayat di
bangkitkan, rohnya di kembalikan, bukan
dikuburan.
Mayat tdk ngerti kpn mereka dibangkitkan.
Dlm artikel itu dikatakan sbb:
Qatadah mengatakan, “Adapun dalam kehidupan di dunia, maka
Allah meneguhkan mereka dengan kebaikan dan amal saleh, sedangkan dalam
kehidupan akhirat maksudnya diteguhkan dalam kuburnya”. (Tafsir Ibnu Katsir)
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Salah sekali sbb ayat itu diturunkan di Mekkah bukan di
Medinah. Dan hadis siksa kubur itu adanya di Madinah , tp sayang sama lemahnya. Dan sudah dijwb tadi
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan