Kajian hadis siksa kubur yg ke tiga
حَدَّثَنَا عَيَّاشٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا سَعِيدٌ
قَالَ وَقَالَ لِي خَلِيفَةُ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعَبْدُ إِذَا
وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ
قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا كُنْتَ
تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ فَيُقَالُ انْظُرْ إِلَى
مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا
وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا
يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ
بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً
يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ
(BUKHARI -
1252) : Telah menceritakan kepada kami 'Ayyasy telah menceritakan kepada kami
'Abdul A'laa telah menceritakan kepada kami Sa'id berkata; dan telah berkata,
kepadaku Khalifah telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah
menceritakan kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Anas radliallahu 'anhu dari
Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jika seorang hamba sudah diletakkan didalam kuburnya dan
teman-temannya sudah berpaling dan pergi meninggalkannya, Sesungguhnya dia mendengar suara gerak langkah sandal
sandal mereka, maka akan datang kepadanya dua malaikat yang keduanya akan
mendudukkannya seraya keduanya berkata, kepadanya: "Apa yang kamu
komentari tentang laki-laki ini, Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam?". Maka
dia menjawab: "Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan
utusanNya". Maka dikatakan kepadanya: "Lihatlah tempat dudukmu di
neraka yang Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di surga". Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam selanjutnya berkata,: "Maka dia dapat melihat
keduanya". Adapun (jenazah) orang kafir atau munafiq akan menjawab:
"Aku tidak tahu, aku hanya berkata, mengikuti apa yang dikatakan
kebanyakan orang". Maka dikatakan kepadanya: "Kamu tidak
mengetahuinya dan tidak paham". Maka kemudian dia dipukul dengan palu terbuat dari besi diantara kedua telinganya
sehingga berteriak yang dapat didengar
oleh yang ada di sekitarnya kecuali oleh dua makhluq (jin dan manusia)
".
Muttafaq
alaih.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Hadis tsb muttafaq alaih , Bukhari dan Muslim jg meriwayatkannya.
Realitanya Ibn Majah, Tirmidzi, dlm kitab sunannya dan Imam Malik tdk meriwayatkannya dlm kitab al Muwattha`.
Setahu sy hadis itu di
kalangan sahabat tdk dikenal. Setahu sy hanya sahabat Anas bin Malik yg
meriwayatkannya. Sahabat yg lain tdk
kenal dgnya. Scr sanad ada
sisi kelemahan. Yaitu hanya Qatadah yg meriwayatkan dan Dia perawi tunggalnya.
المسند الجامع (1/ 419)
أخرجه أحمد 3/126 (12296) قال: حدَّثنا رَوْح بن
عُبَادَة، حدَّثنا سَعِيد (ح) ويُونُس، حدَّثنا شَيْبَان. وفي 3/233 (13480) قال:
حدَّثنا عَبْد الوَهَّاب، حدَّثنا سَعِيد بن أَبي عَرُوبَة. و"عَبد بن
حُميد" 1180 قال: حدَّثنا يُونُس بن مُحَمد، حدَّثنا شَيْبَان بن عَبْد
الرَّحْمان. و"البُخَارِي" 2/113 (1338) و2/123 (1374) قال: حدَّثنا
عَيَّاش بن الوَلِيد، حدَّثنا عَبْد الأَعْلَى، حدَّثنا سَعِيد. وفي 2/113 (1338)
قال: وقال لي خَلِيفَة، حدَّثنا ابن زُرَيْع، حدَّثنا سَعِيد. و"مسلم"
8/161 (7318) قال: حدَّثنا عَبْد بن حُمَيْد، حدَّثنا يُونُس بن مُحَمد، حدَّثنا
شَيْبَان بن عَبْد الرَّحْمان. وفي 8/162 (7319) قال: وحدَّثنا مُحَمد بن مِنْهَال
الضَّرِير، حدَّثنا يَزِيد بن زُرَيْع، حدَّثنا سَعِيد بن أَبي عَرُوبَة. وفي
(7320) قال: حدَّثني عَمْرو بن زُرَارَة، أخبرنا عَبْد الوَهَّاب، يَعْنِي ابن
عَطَاء، عن سَعِيد. و"أبو داود" 3231 و4752 قال: حدَّثنا مُحَمد بن
سُلَيْمان الأَنْبَارِي، حدَّثنا عَبْد الوَهَّاب، يَعْنِي ابن عَطَاء، عن سَعِيد.
و (االنَّسَائِي) 4/96 و97، وفي "الكبرى" 2187 و2189 قال: أخبرنا أحمد
بن أَبي عُبَيْد الله الوَرَّاق، قال: حدَّثنا يَزِيد بن زُرَيْع، عن سَعِيد. وفي
4/97، وفي "الكبرى" 2188 قال: أخبرنا مُحَمد بن عَبْد الله بن
المُبَارك، وإبراهيم بن يَعْقُوب بن إِسْحَاق، قالا: حدَّثنا يُونُس بن مُحَمد، عن
شَيْبَان.
كلاهما (سَعِيد بن أَبي عَرُوبَة، وشَيْبَان بن عَبْد
الرَّحْمان) عن قَتَادَة، فذكره.
-
صَرَّحَ
قَتَادَة بالسَّمَاع، في رواية شَيْبَان، ورواية سَعِيد، عند البُخَارِي (
Intinya hadis tsb hanya
dari Qatadah bukan orang lain. Dia perawi tunggal ,
bukan dua atau tiga. Identitasnya sbb:
ــ
قتادة بن دعامة بن قتادة ، و يقال قتادة بن دعامة بن عكابة ، السدوسى ، أبو
الخطاب البصرى
المولد
: 60 هـ أو 61 هـ
الطبقة : 4
: طبقة تلى الوسطى من التابعين
الوفاة : 100 و بضع عشرة هـ بـ واسط
روى له : خ م د ت س ق
مرتبته عند ابن حجر : ثقة ثبت
مرتبته عند الذهبـي : الحافظ
mausuah ruwatil
hadis 5518.
Intinya:
Qatadah adalah
tingkat empat setelah pertengahan
tabiin.
Jd sekitar
90 th setelah Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam wafat kalangan tabiin tiada yg kenal hadis itu
kcl Qatadah . Sampai mati kebanyakan sahabat
tdk kenal hadis itu dan tdk memiliki
akidah mayat mendegar suara gerak sandal
pengiringnya spt hadis itu.
Hadis tsb lemah karena perawi tunggalnya bukan dr Medinah tp
dari Irak . Hal ini tanda kelemahan hadis .
Dalam majalah Buhus Islamiyah terdapat keterangan:
ولهذا نقول إنه ينبغي لطالب العلم أن ينظر أن من قرائن
الإعلال والرد للأحاديث، في تفردات الكوفيين والعراقيين على وجه العموم،
مجلة البحوث الإسلامية
Karena ini, kami katakan: Layak sekali bagi thalib ilm untuk
melihat bahwa sebagian tanda cacat dan tertolaknya beberapa hadis adalah
tafarrudnya perawi Kufah dan Irak secara umum (seperti hadis masalah Bilal
tadi).
Majalah buhus Islamiyah.
Syaikh Muhammad Hasan Abd Ghaffar menyatakan :
تعريف الحديث المنكر
تطلق النكارة عند المتقدمين على التفرد حتى ولو كان من
الثقات، وأحمد كان يرى انفراد الثقة نكارة، وكان بعض المتقدمين يرى الانفراد من
الضعيف نكارة.
http://audio.islamweb.net/audio/Fulltxt.php?audioid=179908
Devinisi
hadis munkar .
Istilah
hadis munkar menurut pakar hadis dulu
bisa di katakana kpd hadis yg di
riwayatkan oleh perawi tunggal sekalipun dia
termasuk perawi tsiqah ( terpercaya )
Imam Ahmad
jg berpandangan sedemikian. Sebagian
kalangan ahali hadis dulu
berpandangan hadis munkar itu dr
perawi lemah yg tunggal.
Dari
segi redaksi hadis, ada sisi kelemahan. Yaitu mayat mendengar suara gerak langkah sandal.
Mayat
mendenngar hrs ada dalilnya dan mayat tdk mendengar jg hrs ada dalilnya.
Al
quran tlh menyatakan bahwa mayat
tdk mendengar sbgmn ayat :
إِنَّكَ لاَ تُسْمِعُ
الْمَوْتَى
Maka
sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat
mendengar
وَمَا أَنْتَ
بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي اْلقُبُوْرِ
dan
kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.[1]
Hadis
tsb bertentangan dg ayat al quran dan
ini tanda kelemahannya.
Mayat
dipukul dg palu ini bentuk penyiksaan kpd mayat . Firaun dan rakyat
yg mendukungnya sj tdk d siksa, mk layak sekali mukmin yg di tanam dikuburan untuk di selamatkan dr siksaan . Allah berfirman:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا
غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا ءَالَ فِرْعَوْنَ
أَشَدَّ الْعَذَابِ(46)
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari
terjadinya Kiamat., "Masukkanlah Fir''aun dan kaumnya ke dalam azab yang
sangat keras." (QS. Al-Mu’min: 46)
Firaun dan rakyat pendukungnya di lemparkan
ke Neraka nanti pd hari
kiamat . Sblmnya hanya di tampakkan pd
mereka.
Juga bertentangan
dg ayat :
وَنُفِخَ فِي
الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ قَالُوا
يَاوَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ
وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ إِنْ
كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ
Dan ditiuplah sangkakala,
tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada
Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduh celakalah kami! Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan
(Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). Cukup satu
teriakan,tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. Yasin 51-53
Dalam ayat tsb ahli kubur
dalam keadaan tidur, lalu bagaimanakah mereka di siksa. Bila disiksa,
tdk akan bisa tidur. Dan menjerit karena
merasakan siksaannya itu.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan