Masyarakat Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Kota
Malang, menuntut janji Prof Dr KH Said Aqil Siradj, yang juga Ketua Umum PBNU
untuk mewujudkan janjinya membangun Islamic Center di kelurahan tersebut. Karena
sudah sekian tahun janji itu tak pernah diwujudkan oleh Kiai Said. Malah tanah
tersebut kini dibangun gedung seminari (Kristen).
‘’Masyarakat Karang Besuki Kota Malang berharap Kiai Said
Said Aqil Siroj tidak ingkar janji, karena pembangunan Islamic Center, harapan
pemilik lahan dan masyarakat sekitar. Bahkan saking senangnya pemilik lahan
melepas tanah tersebut dengan harga yang sangat murah di bawah harga pasar, karena
hitung-hitung amal jariyah apalagi yang membeli adalah seorang tokoh NU,’’ ujar
Ketua Forum Independen Masyarakat Malang (FIMM), Subaryo, SH kepada wartawan di
Malang , Sabtu (1/8).
Subaryo menceritakan kronologis kasus tanah seluas 1,8
hektar tersebut. Berdasarkan investigasi LSM yang dipimpinnya diperoleh
sejumlah fakta, bahwa tanah tersebut semula milik H. Qosim, tokoh masyarakat
kelurahan tersebut. H. Qosim adalah pengurus ranting NU Kelurahan Karang Besuki.
Saat itu, H Qosim bermaksud menjual tanah miliknya itu.
Banyak yang menawar tanah tersebut. Cuma penawaran tertinggi
datang dari yayasan seminari (Kristen) yang lokasinya memang tidak jauh dari
lahan tersebut. Kabarnya yayasan seminari menawar Rp. 500 ribu per meter. Luas
lahan milik H. Qosim yang hendak dijual seluas 1,8 hektar. Namun meski dapat
penawaran cukup tinggi waktu itu, H. Qosim tak mau menjualnya karena yayasan
tersebut adalah Yayasan Kristen.
Tak berapa lama, jelas Subaryo, muncul nama penawar baru
yang mengaku KH. Said Aqil Siradj dari Jakarta .
H Qosim tentu langsung paham siapa penawar baru itu karena ia juga pengurus NU
ranting di kota Malang . Kiai Said Aqil Siradj adalah Ketua
Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Karena ditawar kiai NU maka H Qosim
tak berpikir panjang. Dengan penuh takdzim ia langsung sepakat menjual tanahnya
kepada Kiai Said Aqil. Apalagi Kiai Said beralasan tanah tersebut akan dipakai
untuk pembangunan Islamic Center.
H Qosim langsung mendatangi kediaman Kiai Said di Malang. Selain
di Jakarta Kiai Said Aqil memang dikabarkan memiliki rumah di Malang . Yaitu di Perumahan Araya Malang . Saking senangnya
dibeli Kiai Said Aqil, akhirnya H Qosim ikhlas lahan tersebut dibeli dengan
harga tak sampai Rp 100 ribu per meter.
Ringkas cerita, H. Qosim menerima uang Rp 1,3 Miliar dari
lahan seluas 1,8 hektar tersebut. Padahal seandainya H Qosim menjual ke yayasan
seminari menerima Rp 9 miliar. ‘’Karena untuk amal jariyah semacam wakaf untuk
pembangunan Islamic Center maka H Qosim merelakan uang sekitar Rp 7 miliar
lebih kepada Kiai Said,” kata Subargio yang dikenal sebagai tokoh LSM di Malang.
Namun betapa kecewanya H Qosim ketika tahu bahwa yang
membeli tanah itu adalah pengusaha yang tak lain pengurus yayasan seminari yang
pernah mengincarnya dulu. ”H. Qosim kaget dan hingga kini trauma dan depresi. Mungkin
karena niatnya untuk amal jariyah tak kesampaian dia merasa berdosa. Wong
niatnya untuk bangun Islamic Center, kok malah nyumbang untuk seminari,’’ papar
Subaryo.
“Jadi Kiai Said hanya mediator atau semacam ‘’makelar’’. Persoalannya,
tanah tersebut kini dikuasai pengusaha keturunan yang konon menjadi pengurus
yayasan seminari tersebut,” kata Subaryo.
Kini H. Qosim jadi pembicaraan warga Karang Besuki, karena
dia memang tokoh yang paling getol menolak untuk menjual lahannya ke seminari. Namun
ternyata, akhirnya toh lahannya jatuh ke yayasan seminari juga. Karena itu
hingga sekarang banyak warga yang mencibir dia, karena lahannya ternyata dijual
ke seminari itu.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan