Redaksi – Senin, 20 Rabiul Awwal 1438 H / 19 Desember 2016 10:30
WIB

Eramuslim.com – Rupanya tanaman Cabe berbakteri yang
diketemukan di Bogor, bukanlah hal baru, karena dari hasil penelitian pihak
Institut Pertanian Bogor, rupanya bibit padi Hibrida yang dimasukkan oleh
Pemerintah melalui Departemen Pertanian juga mengandung bakteri.
Hal ini diungkapkan oleh sejumlah pakar pertanian dari IPB, bahkan
padi berbakteri ini sudah menyebar hampir di seluruh persawahan di Pulau Jawa.
“Benih padi asal Tiongkok ini memang merupakan program
swasembada beras Kementerian Pertanian,” ujar Ketua Departemen Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian IPB, Dr, Suryo Wiyono.
padi
Dari hasil penelitian tersebut, diketemukan jika jenis
bakteri yang dibawa dengan bibit padi dari Tiongkok China ini adalah Burkholderia
Glumae, bakteri ini membuat padi tidak berisi dan membusuk.
“Kondisi ini justru terbalik dengan ucapan pemerintah yang
katakan jika hasil produksi panen padi Hibrida lebih tinggi daripada padi
Nasional,” ujarnya, menurut Suryo hal ini justru membuat petani semakin
menderita.
Walaupun belum ditemukannya dampak secara kesehatan pada
manusia, karena yang berbakteri hanya pada bibitnya, namun penggunaan bibit
jenis Hibrida ini, akan merugikan petani, dikarenakan turunan padi hibrida ini
tidak dapat ditanam kembali, akibatnya pemerintah harus mendatangkan kembali
dari Tiongkok.
Sementara dari harga justru jenis padi Hibrida ini lebih
mahal dibandingkan dengan bibit padi Nasional, perkilogramnya Rp.40 ribu, sementara
harga bibit padi Nasional hanya Rp. 10-15 ribu perkilogramnya.
Sementara itu, sebelumnya pemerintah mengklaim jika jenis
padi Hibrida dari Tiongkok ini akan meningkatkan produksi petani hingga 8 ton
tidak pernah terbukti sejak diluncurkan beberapa tahun lalu.
Bahkan klaim pemerintah yang justru menyalahkan petani
dengan mengatakan jika proses penanaman kurang baik perawatannya, menurut Suryo
hanyalah sikap pembenaran dari pemerintah saja.
Untuk wilayah Bogor sendiri pihak Dinas Pertanian melalui
kepala Dinasnya, Azrin Syamsudin menyebutkan jika saat ini pihaknya lebih
banyak memakai 15 jenis bibit padi Nasional, dan itu melalui proses penanaman
di satu tempat jika dirasa cocok baru disebarkan. (yk/pb)
Artikel Terkait
PKI
- Soekarno Institute: Kondisi Saat Ini Mirip Jelang G30S PKI, Panglima TNI Berusaha Menyadarkan Jokowi
- Ngeri...!!! Jangan Lupakan Sejarah, Inilah Fakta Kebiadaban PKI yang Telah Membunuh Ribuan Muslim Indonesia
- Kejahatan PKI: Warga Ditangkap, Kemaluannya Dipotong dan Dibiarkan Mati sampai Membusuk
- Pakai Ikat Kepala Tauhid, Abi Thamrin Bakar Semangat Umat Islam Bogor
- Militer Khawatir Bangkitnya PKI di Indonesia Melalui PDIP
- Ini Dia Kebiadaban PKI dari Tahun ke Tahun, Mohon Disebarkan
- Mayjen Kivlan Ungkap PKI Sudah Punya 100 ribu senjata dari Cina, "Cegah Sebelum Terlambat"
- Amien Rais: Ada Kebohongan Nasional Tutupi Kebangkitan Komunisme
- !20 juta di bantai komunis
- Prof Dr Aminuddin Kasdi : Sejarawan Temukan Dokumen Bukti PKI Ingin Dirikan Negara Komunis Indonesia
- Sejumlah Ustadz di Garut Mengalami Teror dan Al-Qur’an Dirobek
- Soerjo, gubernur pertama Jatim, meninggal di tangan PKI
- Ketua PKI Aidit Pernah Minta HMI Dibubarkan
- Data kronologis melengkapi tulisan ttg PKI
- Filipina Negeri Muslim yang Dimurtadkan: Dahulu 98% Muslim, Kini Muslim Tersisa 5%
- PKI Pelaku Pembantaian dan 4 Kali Kudeta, Mau Diulang Lagi Sekarang?
- Amien Rais: Pemerintahan Jokowi Didukung Kekuatan Siluman
- Ini Ancaman PKI di Tahun 1953 Mirip Propaganda Musuh Islam Saat Ini
- Jenderal Nasution Secara Terbuka Menuduh Presiden Soekarno Terlibat Dalam Peristiwa G30S.
- Tukang Es Pakai Kaos ISIS Ditangkap tapi Puteri Indonesia Pakai Kaos Komunis Dibela, Itulah Indonesia!
- Sering Muncul Manusia Tanpa Kepala, Warga Akhirnya Nekat Bongkar Makam Anggota PKI Ini Dan Lihat Apa Yang Mereka Temukan
- Video Dukungan Ustadz Yusuf Mansyur dalam acara akbar Parade Tauhid Indonesia
- Bersikap Adil kepada Umat Islam
- Beri Kesaksian Kekejaman PKI terhadap Tentara, Mata Mantan Kopassus Berkaca-kaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan