maaf tdk sy kutip seluruh tulisan Ust Abul Jauza` .
Ada segi keganjilan redaksional sbb:
Ali ra berkata :
Imam Malik berkata :
Usr
Abul Jauza` menyatakan stlh menyampaikan
ayat 42 Ibrahim sbb:
Maka
dapat dipahami bahwa ketika Allah mengakhirkan/menangguhkan balasan (siksa),
adalah balasan yang dahsyat lagi pedih di neraka yang melebihi adzab yang
barangkali telah mereka terima ketika di dunia atau di barzakh.
Komentarku
( Mahrus ali ) :
Sy
liht di tafsir Ibn Katsir ayat 42
Ibrahim , keterangan spt itu tdk ada.
Insya
Allah kalimat tambahan Barzakh itu dr
penerjemah . Di kitab aslinya tdk ada
dan tdk sy jumpai di ayat tsb .
Ini
namanya penggunaaan nama Ibnu Katsir
untuk kepentingan pribadinya.
Makanya
sy kurang suka dg artikel spt itu, di
hawatirkan penyelewengan. Mestinya
bawakan arabnya sekalian hingga bisa tampak valid dan elegan.
Ust
Abul Jauza` menyatakan :
2.
QS. Ar-Ruum : 55
وَيَوْمَ تَقُومُ السّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا
لَبِثُواْ غَيْرَ سَاعَةٍ كَذَلِكَ كَانُواْ يُؤْفَكُونَ
”Dan
pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa;
"mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)." Seperti
demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran)” [QS. Ar-Ruum : 55].
Menurut
kami, pendalilan atas ayat ini untuk menafikkan adzab kubur adalah pendalilan
yang paling lemah dari dalil-dalil yang dikemukakan. Anggapan keberadaan mereka
di alam yang hanya sesaat saja merupakan sikap peremehan dari orang kafir
dimana mereka berkeyakinan bahwa tidak akan ditegakkan hujjah pada mereka serta
tidak akan dipandang segala kesalahan-kesalahan mereka, sehingga mereka
dimaafkan [Lihat penjelasan ini dalam Tafsir Ibnu Katsir]. Sama sekali tidak
ada sisi penafikan adzab kubur di sini.
Komentarku
( Mahrus ali ) :
Apalagi
bila dua ayat tsb untuk
menetapkan adanya siksa kubur , tambah tdk tepat jg.
Selanjutnya
Ust Abul Jauza` menyatakan:
Sebab,
kelanjutan dari ayat tersebut adalah :
وَقَالَ
الّذِينَ أُوتُواْ الْعِلْمَ وَالإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللّهِ
إِلَىَ يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَـَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَـَكِنّكُمْ كُنتمْ لاَ
تَعْلَمُونَ
Dan
berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang
yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut
ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan
tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya)." [QS. Ar-Ruum : 56].
Di
ayat inilah yang menjelaskan apa yang dimaksudkan, yaitu manusia sebelum
dibangkitkan adalah berada di alam barzakh sesuai dengan ketentuan Allah. Di
sinilah fitnah kubur terjadi, saat orang-orang kafir tidak mengharapkan
ditegakkannya kiamat :
فَيَقُوْلُ
مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ اْلوَجْهُ يَجِئُ بِالشَّرِّ فَيَقُوْلُ أَنَا عَمَلُكَ
اْلخَبِيْثُ فَيَقُوْلُ رَبِّ لا تُقِمِ السَّاعَةَ
Maka
orang kafir itu bertanya (ketika melihat sosok buruk dan mengerikan di alam
kubur/barzakh) : ”Siapakah engkau ini ? Nampaknya wajahmu adalah wajah yang
membawa keburukan”. Maka orang tersebut berkata : ”Aku adalah amalmu yang
buruk”. Orang kafir itu kemudian mengiba : ”Wahai Rabb-ku, janganlah kau
tegakkan hari Kiamat” [Diriwayatkan oleh Ahmad no. 18557 dengan sanad shahih].
Komentarku
( Mahrus ali ) :
Di
ayat Ruum 56 itu
tdk ada keterangan tentang adzab kubur,jangan gunakan untuk menetapkan
adzab kubur. Malah bikin penyesatan.
Untuk
hadis tsb sdh di bhs ; Ini komentar sy
yg lalu :
Intinya hadis
tsb hanya dr seorang bernama Minhal bin Amar dr Irak.Tiada perawi lain yg meriwayatkannya
. Ia hadis gharib - isinya
nyeleneh sekali .
Boleh dikatakan munkar .
Minhal
bin Amar bukan penduduk Medinah dan ini identitasnya sbb:
ــ
المنهال بن عمرو الأسدى مولاهم ، الكوفى ( أسد خزيمة )
المولد :
الطبقة
: 5 : من صغار التابعين
الوفاة :
روى
له : خ د ت س ق
مرتبته
عند ابن حجر : صدوق ربما وهم
مرتبته
عند الذهبـي : رواية شعبة عنه فى النسائى ، وثقه ابن معين
6918
mausuah
ruwatil hadis 6918 .
Jd di masa
tabiin hanya Minhal yg tahu hadis itu. Mayoritas
tabiin sampai mati tdk ngerti hadis itu , bgt jg mayoritas sahabat. Dan kemarin tlh
dijlskan hal spt itu tanda kelemahan
hadis . Perawi Medinah di saat
itu tdk tahu , kok perawi Irak
malah lebih tahu. Mestinya penduduk Madinah lebih phm. Bukan pendudu
Irak .
Malaikat
itu bertanya, "Siapa Rabbmu?" ia menjawab, "Rabbku adalah
Allah." Malaikat itu bertanya lagi, "Apa agamamu?" ia menjawab,
"Agamaku adalah Islam." Malaikat itu bertanya lagi, "Siapa
laki-laki yang diutus kepada kalian ini? ' ia menjawab, "Dia adalah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." malaikat itu bertanya lagi,
"Apa yang kamu ketahui?" ia menjawab, "Aku membaca Kitabullah,
aku mengimaninya
Komentarku
( Mahrus ali ) :
Mayat
hidup di kuburan , bisa di tanyai oleh
malaikat dan rohnya di kembalikan lg itu
tdk benar. Bila roh tdk dikembalikan
saat itu, mn mungkin mayat bisa
menjawab. Hal sdmkian ini adalah
kekeliruan bukan kebenaran . Ia bertentangan dg ayat:
إِنَّكَ
مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ(30)
ثُمَّ
إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ.
(
15 ) Kemudian, sesudah itu,
sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
(
16 ) Kemudian, sesungguhnya kamu
sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.Al mukminun
Jd
mayat di bangkitkan lg itu bukan di kuburan dan tiada dalil dr al
Quran yg menyatakan mayat itu di
bangkitkan di kuburan . Rohnya di kembalikan , lalu mayat bisa melihat ,
mendengar , bisa berpikir , bisa menjawab pertanyaan.
Anda
menyatakan:
[1:17
PM, 12/13/2016] +62 853-4231-4253: . QS. Yaasiin : 51-52
وَنُفِخَ
فِي الصّورِ فَإِذَا هُم مّنَ الأجْدَاثِ إِلَىَ رَبّهِمْ يَنسِلُونَ * قَالُواْ
يَوَيْلَنَا مَن بَعَثَنَا مِن مّرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرّحْمـَنُ وَصَدَقَ
الْمُرْسَلُونَ
[1:17
PM, 12/13/2016] +62 853-4231-4253: Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba
mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka
berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari
tempat-tidur kami (kubur)?." Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah
dan benarlah Rasul- rasul(Nya).
Tentang
ayat ini Ibnu Katsir membantah dengan pernyataan yang jelas :
وهذا
لا ينفي عذابهم في قبورهم, لأنه بالنسبة إلى مابعده في الشدة كالرقاد
”Dan
hal ini tidak berarti menafikkan adanya ’adzab kubur, karena hal itu
dihubungkan dengan kedahsyatan sesudahnya seperti orang yang tidur” [Lihat
Tafsir Ibnu Katsir QS. 36 : 52].
Komentarku
( Mahrus ali ) :
Ini
penyimpangan sekali. Jls orang kafir bilang : Aduhai celakalah kami! Siapakah
yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami
Lalu
di katakana oleh Ibnu Katsir spt orang tidur karena di lihat siksaan yg
akan di hadapi lebih dasyat .
Jd
dikuburan di siksa , lalu melihat siksaan
yg lebih dasyat lalu ahli kubur berkata : Sy kemarin spt orang tidur .
Pertama
kali , ahli tafsir yg mentafsiri spt itu adalah Ibn Katsir. Lainnya hanya ngikuti beliau sj. Dan
jumlahnya sedikit di banding dg banyaknya
pengarang tafsir .
Mestinya ayat itu
bisa di ambil kesimpulan di
kuburan tidk ada azab lalu mayat di bangunkan
seolah mereka tidur lm di kuburan. Ini lebih layak.
Dr
pd di artikan mayat di siksa di
kuburan dg siksaan yg sangat lalu melihat siksaan yg lebih sangat lalu mereka bilang :
Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami
IKuti
sj perkataan ulama yg benar dan jgn ikut kesalahan mrk .
Imam
Ahmad pernah menyatakan:
لاَ
تُقَلِّدْنِي وَلاَ مَالِكًا وَلاَ الثَّوْرِيَّ وَلاَ
الشَّافِعِيَّ
Jangan
ikut kepadaku,atau Imam Malik, Tsauri atau Syafii.Ali ra berkata :
مَا
كُنْتُ لِأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ
أَحَدٍ *
Aku
tidak akan meninggalkan sunah Nabi S.A.W. karena
perkataan orang “. Imam Malik berkata :
إنَّمَا
أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ
وَالسُّنَّةِ
Aku hanyalah manusia , terkadang pendapatku benar , di lain waktu kadang salah
. Karena itu , cocokkan perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah .
Bersambung
………………….
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan