Jawabanku untuk Ust
Abu Jauza` ke dua .
Ust Abul Jauza` menulis
lg :
[1:17 PM, 12/13/2016] +62 853-4231-4253: Kedahsyatan dan
ketakutan makhluk pada hari Kiamat merupakan puncak ketakutan yang mereka alami
dibandingkan sebelumnya. Ini tergambar dalam hadits syafa’at :
....يَجْمَعُ اللهُ النَّاسَ
اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ فِي صَعِيْد وَاحِد يَسْمعُهُمُ الدَّاعِي
وَيَنفُذُهُم اْلبَصَرُ وَتَدْنُو الشَّمْسُ فَيَبْلُغُ النَّاسَ مِنَ اْلغَمِّ
وَاْلكَرْبِ مَالا يَطِيْقُوْنَ وَلا يَحْتمِلُوْنَ فَيَقُوْلُ النَّاسُ أَلا
تَرَوْنَ مَا قَدْ بَلَغَكُمْ أَلا تَنْظُرُوْنَ مَْن يَشْفَعُ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ
فَيَقُوْلُ بَعْضُ النَّاسِ لِبَعْض عَلَيْكُمْ بِآدَمَ فَيَأتُوْنَ آدَمَ
عَلَيْهِ السَّلامَ فَيَقُوْلُوْنَ لَهُ أَنْتَ أَبُو اْلبَشَرِ خَلَقَكَ اللهُ
بِيَدِهِ وَنَفَخَ فِيْكَ مِنْ رُوْحِهِ وَأَمَرَ اْلمَلائِكَةَ فَسَجَدُوْا لَكَ
اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلا تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيْهِ أَلا تَرَى إِلَى
مَا قَدْ بَلَغَنَا فَيَقُوْلُ آدَمَ إِنَّ رَبِّيْ قَدْ غَضِبَ اْليَوْمَ غَضْبا
لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنَهُ
نَهَانِيْ عَنْ الشَّجَرَةِ فَعَصَيْتُهُ نَفْسِيْ نَفْسِيْ نَفْسِيْ.....
....Ketika itu Allah mengumpulkan semua manusia dari orang-orang
terdahulu hingga orang-orang terakhir di suatu tempat tinggi yang datar. Mereka
bisa mendengar suara penyeru dan mereka pun terjangkau oleh penglihatan. Matahari
amat dekat sehingga mereka mengalami kesengsaraan dan kesulitan yang mereka
tidak kuasa dan tidak tahan menghadapinya. Sesama manusia akan mengatakan : ”Tidakkah
kalian lihat betapa berat penderitaan yang kalian alami ? Mengapa kalian tidak
mencari orang yang bisa menolong kalian dengan syafa’at/pertolongan kepada
Tuhan kalian ?”. Sebagian manusia mengatakan kepada yang lain : ”Temuilah Adam”.
Mereka pun menemui Adam ’alaihis-salaam dan berkata kepadanya : ”Engkaulah ayah
umat manusia. Allah telah menciptakanmu dengan tangan-Nya, kemudian meniupkan
sebagian ruh-Nya kepadamu dan memerintahkan para malaikat bersujud kepadamu. Mohonkanlah
syafa’at Tuhanmu kepada kami ! Tidakkah engkau lihat nasib yang kami alami ? Tidakkah
engkau melihat penderitaan yang kami alami ?”. Adam menjawab : ”Pada hari ini
kemarahan Allah tiada tara dengan kemarahan
sebelumnya atau sesudahnya. Dulu aku pernah dilarang oleh Allah mendekati
sebatang pohon tetapi aku melanggar larangan tersebut. Celakalah diriku ! [2].....”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 4435].
Jadi sangatlah tepat apa yang dikatakan oleh Ibnu Katsir
bahwa kedahsyatan hari kiamat mengalahkan segala ketakutan yang telah mereka
alami di dunia dan alam barzakh/kubur. Hingga, seolah-oleh keterjutan mereka
pada waktu itu seperti dibangunkan dari tidur.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Simple sj , ada orang
di penjara di siksa yg sangat lalu dikeluarkan
dn di hadapkan kepada siksaan yg lebih pedih , apakah dia
akan berbicara : Aduhai
celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami” . Jls
tdk akan bicara gitu.
Dia akan bicara, wah
ternyata siksaan makin parah . td sy di siksa
dengan sangat , sekarang tambah
sangat . Ini logikanya yg benar . Bukan
perkataan “ Siapa yg bangunkan kami dr
tidur “.
Anda menyatakan lg :
[1:17 PM, 12/13/2016] +62 853-4231-4253: Walhasil, ayat-ayat
yang dikemukakan tidaklah tepat untuk dikontradiksikan dengan dalil-dalil
hadits yang menetapkan adanya adzab kubur. Justru dengan haditslah kita bisa
mengetahui pelajaran dan hukum dari ayat Al-Qur’an. Jikalau seseorang yang
mengatakan bahwa ia membenarkan tapi tidak mengimani hadits-hadits tentang
adzab kubur, maka kalimat semacam ini adalah kalimat rancu yang tidak dikenal
oleh para ulama kita (kecuali dari kalangan ahlul-kalam/Mu’tazillah).
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Selama ini , hadis – hadis
yg menjlskan siksa kubur tlh kami kaji
sampai ke sesi tiga belas - atau sdh ke tiga belas kalinya. Namun seluruhnya
cacat , ada kalanya sanadnya cacat , jg ada yg redaksi
hadisnya bertentangan dg al quran.
Hadis sahih sj bila bertentangan dg al quran , mk
hrs di dahulukan al qurannya .
Syaik As suba`I telah merumuskan tanda kelemahan hadis sampai
tujuh belas point.
Yang nomer sembilan sbb:
9ـ ألا يخالف القرآن
“Hadis itu harus tdk bertentangan dengan al quran”
Syaikh Muhammad bin
Saleh al Utsaimin pernah menyatakan :
أحدهما: أن لا يخالف نص كتاب الله
تعالى أو سنة رسوله صلى الله عليه وسلم،
والثاني: أن لا يخالفه صحابيآخر.
فإن خالف الكتاب أو السنة فالحجة في
الكتاب أو السنة، ويكون قوله منالخطأ المغفور.
http://majles.alukah.net/t40468/
Intinya perkataan
sahabat bisa di buat hujjah saratnya tdk menyelisihi al quran
dan hadis. Bila menyelisihinya , mk
al quran dan sunnah yg lebih didahulukan.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bila al quran di kalahkan , dan hadis di dahulukan . Pd hal hadis ada kalanya dr Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam atau perawi
hadis yg pendusta. Ada
hadis lemah , hasan dan sahih. Mk sdh
tentu sangat keliru.
Bila hadis sahih pun , al quran hrs didahulukan dan pertentangan hadis dg al quran
itu tanda kelemahan hadis sbgmn
dikatakan oleh Syaikh As suba`I tadi.
Bila kita dahulukan hadis , mk kita ttp salah , sama dg
buang ayat yg jls benarnya dan
mendahulukan hadis yg masih mungkin salah . Allah berfirman :
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا
Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?
Ayat al quran tidak akan dusta, perawi hadis mungkin dusta, keliru
atau kabur hapalannya . Bahkan perawi
yang terpercaya pun di mungkinkan keliru.
Lihat komentar Al Utsaimin dalam hal ini:
حَتىَّ الصَّحِيْحُ فِيْهِ أَشْيَاءُ حُذِفَتْ مِنْهُ
وَفِيْهِ أَشْيَاءُ زِيدَتْ ،
…………..hingga hadis
sahih, masih terdapat beberapa hal yang di buang atau yang
di tambah.
Anda menyatakan :
Jikalau seseorang
yang mengatakan bahwa ia membenarkan tapi tidak mengimani hadits-hadits tentang
adzab kubur, maka kalimat semacam ini adalah kalimat rancu yang tidak dikenal
oleh para ulama kita (kecuali dari kalangan ahlul-kalam/Mu’tazillah).
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Selama pengkajian kita terhadap hadis -
hadis siksa kubur sampai ke tiga belas kalinya
masih mendapatkan banyak cacat
hadisnya baik dr sg sanad atau
matan. Karena cacat , mk kita tdk boleh
mengimani kebenaran siksa kubur itu, tp
hrs di ingkari .
Kita iman adanya siksa kubur
ber arti kita ingkar kpd ayat 51-53 Yasin
sbb;
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ
إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ قَالُوا يَاوَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ
مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً
فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ
Dan ditiuplah sangkakala,
tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada
Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduh celakalah kami! Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan
(Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). Cukup satu teriakan,tiba-tiba
mereka semua dikumpulkan kepada Kami. Yasin 51-53
Dalam ayat tsb ahli kubur dalam keadaan tidur, lalu
bagaimanakah mereka di siksa. Bila
disiksa, tdk akan bisa tidur. Dan
menjerit karena merasakan
siksaannya itu.
Juga bertentangan dg ayat :
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ(46)
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan
pada hari terjadinya Kiamat., "Masukkanlah Fir''aun dan kaumnya ke dalam
azab yang sangat keras." (QS. Al-Mu’min: 46)
Firaun dan rakyat
pendukungnya di lemparkan ke Neraka nanti pd hari kiamat . Sblmnya api neraka
hanya di tampakkan pd mereka.
Tentang klain
muktazilah, khawarij, ahli bid`ah tdk ber arti . Kita hanya fokus pd dalil , fokus
pd argumen. Untuk apa kita dinamai ahlis sunnah . Tp nyatanya kita
nentang al quarn. Nauudzu billah.
Pertanyaan yg paling
perlu di jwb, apa mungkin manusia di siksa di kuburan, pd hal blm di
hisap, amalannya blm di timbang dan catatan amalan blm di baca . Ingatlah pd
ayat :
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ
مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَاوَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لاَ يُغَادِرُ
صَغِيرَةً وَلاَ كَبِيرَةً إِلاَّ أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا
وَلاَ يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
Dan diletakkanlah buku catatan amal , kamu akan melihat
orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan
mereka berkata: "Aduhai celaka kami, mengapa buku ini
tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia
mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis).
Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang pun".
Mayat yg dikubur sdh masuk ke alam barzah .
Mayat yg berada di atas bumi, dimumi
lalu di taruh di musium, jg masuk
di alam barzah. Ternyata keduanya
tdk ada bekas siksaan.
Mayat yg blm di kubur masih dikamar , sdh masuk ke alam barzah.
Mayat yg dimumi dan
sdh tahunan jg masuk ke alam barzah. Ya bgtulah keadaan mayat dikuburan dan yg dimumi
sama – sama tdk mengalami siksaan.
Bersambung…………
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan