Rabu, Desember 21, 2016

fase ke 56 Abdullah M Ronggo menulis :

Abdullah M Ronggo menulis :
lo dilihat arti sesungguh srt yasin ayat 51-53 menjelaskan " seakan akan kita dialan kubur itu tidur lalu dibangunkan dihari kebangkitan tp mnrt penafsiran ulamak ada yg berpendapat tidur disini adalah ditidurkn sejenak sehabis mendapatkan siksa kubur lalu dibangunkan dihari kebangkitan..jd siksa kubur itu tetap ada bg orang2 yg layak mendapatknny


Komentarku ( Mahrus ali ) :
Mana dalilnya ?


Dia menulis lg :
rs pendapat yg kedua ulamak yg lain menafsirkan yg dimaksud tdr dialam kubur itu karena siksa kubur itu sangatlah ringan dan tidak ada apa2ny dibandingkan dg siksa akhirat( neraka) yg begitu amat dasyat (berat) dan pedi...itu lah sekelumit penjelasan saya yg bodoh ini heheheee sekarang tinggal ustadz yg jawab pertanyaan saya..hehehee

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Km tdk bc pd artikel sy . Ini  keterangan yg lalu sbb:
Tentang ayat ini Ibnu Katsir membantah dengan pernyataan yang jelas :

وهذا لا ينفي عذابهم في قبورهم, لأنه بالنسبة إلى مابعده في الشدة كالرقاد

”Dan hal ini tidak berarti menafikkan adanya ’adzab kubur, karena hal itu dihubungkan dengan kedahsyatan sesudahnya seperti orang yang tidur” [Lihat Tafsir Ibnu Katsir QS. 36 : 52].

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Ini penyimpangan sekali. Jls orang kafir bilang : Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami

Lalu di katakana  oleh Ibnu Katsir   spt orang tidur karena di lihat siksaan yg akan di hadapi  lebih dasyat .
Jd dikuburan di siksa , lalu  melihat siksaan yg lebih dasyat  lalu  ahli kubur berkata :  Sy kemarin spt  orang tidur .

Pertama kali  , ahli  tafsir yg mentafsiri spt itu adalah Ibn  Katsir. Lainnya hanya ngikuti beliau sj. Dan jumlahnya sedikit di banding dg banyaknya  pengarang tafsir .
Mestinya  ayat itu  bisa di ambil kesimpulan  di kuburan tidk ada azab lalu mayat di bangunkan  seolah mereka  tidur lm  di kuburan. Ini lebih layak.
Dr pd di artikan mayat di siksa  di kuburan  dg  siksaan yg sangat lalu melihat  siksaan yg lebih sangat lalu mereka bilang : Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami
IKuti sj perkataan ulama yg benar dan jgn ikut kesalahan mrk .
Imam Ahmad pernah menyatakan:
 لاَ  تُقَلِّدْنِي وَلاَ  مَالِكًا وَلاَ  الثَّوْرِيَّ وَلاَ  الشَّافِعِيَّ
Jangan ikut kepadaku,atau Imam Malik, Tsauri atau Syafii.
Ali ra  berkata :
مَا كُنْتُ لِأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ أَحَدٍ *
Aku  tidak akan meninggalkan sunah Nabi  S.A.W.    karena  perkataan orang “.
Imam Malik berkata :
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
        Aku hanyalah manusia , terkadang pendapatku benar , di lain waktu kadang salah . Karena itu , cocokkan perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah .
Mungkkin  ini pertanyaanmu :
h ya ustadz klo boleh nanya gmn mnrt njenengan tentang bisah kah junjungan kita rosulullah memberi syafaat kepada ummatny.matur suwon

Komentarku ( Mahrus ali ) :

Klau masalah itu, masih akan sy kaji ulang dan sy blm bisa memberi jawaban  sekarang . Kalau ilmu sy yg lalu dr guru , ya  spt ilmu yg umum itu, ya  bisa gitu sj.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan