Abdullah M Ronggo menulis :
lo dilihat arti sesungguh srt yasin ayat 51-53 menjelaskan "
seakan akan kita dialan kubur itu tidur lalu dibangunkan dihari kebangkitan tp
mnrt penafsiran ulamak ada yg berpendapat tidur disini adalah ditidurkn sejenak
sehabis mendapatkan siksa kubur lalu dibangunkan dihari kebangkitan..jd siksa
kubur itu tetap ada bg orang2 yg layak mendapatknny
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Mana dalilnya ?
Dia menulis lg :
rs pendapat yg kedua ulamak yg lain menafsirkan yg dimaksud
tdr dialam kubur itu karena siksa kubur itu sangatlah ringan dan tidak ada apa2ny
dibandingkan dg siksa akhirat( neraka) yg begitu amat dasyat (berat) dan pedi...itu
lah sekelumit penjelasan saya yg bodoh ini heheheee sekarang tinggal ustadz yg
jawab pertanyaan saya..hehehee
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Km tdk bc pd artikel sy . Ini keterangan yg lalu sbb:
Tentang ayat ini Ibnu Katsir membantah dengan pernyataan
yang jelas :
وهذا لا ينفي عذابهم في قبورهم, لأنه بالنسبة إلى مابعده
في الشدة كالرقاد
”Dan hal ini tidak berarti menafikkan adanya ’adzab kubur, karena
hal itu dihubungkan dengan kedahsyatan sesudahnya seperti orang yang tidur” [Lihat
Tafsir Ibnu Katsir QS. 36 : 52].
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Ini penyimpangan sekali. Jls orang kafir bilang : Aduhai
celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami
Lalu di katakana oleh
Ibnu Katsir spt orang tidur karena di
lihat siksaan yg akan di hadapi lebih
dasyat .
Jd dikuburan di siksa , lalu
melihat siksaan yg lebih dasyat
lalu ahli kubur berkata : Sy kemarin spt orang tidur .
Pertama kali , ahli tafsir yg mentafsiri spt itu adalah Ibn Katsir. Lainnya hanya ngikuti beliau sj. Dan
jumlahnya sedikit di banding dg banyaknya
pengarang tafsir .
Mestinya ayat
itu bisa di ambil kesimpulan di kuburan tidk ada azab lalu mayat di
bangunkan seolah mereka tidur lm
di kuburan. Ini lebih layak.
Dr pd di artikan mayat di siksa di kuburan
dg siksaan yg sangat lalu
melihat siksaan yg lebih sangat lalu
mereka bilang : Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari
tempat-tidur kami
IKuti sj perkataan ulama yg benar dan jgn ikut kesalahan mrk
.
Imam Ahmad pernah menyatakan:
لاَ تُقَلِّدْنِي وَلاَ مَالِكًا وَلاَ الثَّوْرِيَّ وَلاَ الشَّافِعِيَّ
Jangan ikut kepadaku,atau Imam Malik, Tsauri atau Syafii.
Ali ra berkata :
مَا كُنْتُ لِأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ أَحَدٍ *
Aku tidak akan
meninggalkan sunah Nabi S.A.W. karena
perkataan orang “.
Imam Malik berkata :
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا
قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
Aku hanyalah
manusia , terkadang pendapatku benar , di lain waktu kadang salah . Karena itu ,
cocokkan perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah .
Mungkkin ini
pertanyaanmu :
h ya ustadz klo boleh nanya gmn mnrt njenengan tentang bisah
kah junjungan kita rosulullah memberi syafaat kepada ummatny.matur suwon
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Klau masalah itu, masih akan sy kaji ulang dan sy blm bisa
memberi jawaban sekarang . Kalau ilmu sy
yg lalu dr guru , ya spt ilmu yg umum
itu, ya bisa gitu sj.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan