Minggu, September 02, 2012

Siapa dibalik kasus teroris Solo




Eramuslim.com | Media Islam Rujukan, Suasana Solo malam ini cukup tegang setelah terjadi baku tembak antara Densus 88 Mabes Polri dengan sekelompok orang diduga teroris di jalan Veteran eks lapangan Tipes.

Menurut Dewa warga Solo yang memberitahu beritajatim.com, melihat ada suara saling tembak dan korban dari Densus maupun teroris berjatuhan.

"Kami mendengar suara tembakan di lokasi bekas Makro (sekarang lotte Mart) jalan veteran," kata Dewa, Jumat (31/08).

Brigjen Pol Boy Rafli Amar membenarkan telah terjadi baku tembak dengan kelompok yang diduga melakukan penembakan terhadap Bripka Dwi Data Subekti di jalan Veteran Solo.

"Dari laporan di lapangan satu anggota kami meninggal dunia bernama Bripda S, sedangkan dua anggota teroris yang belum diketahui identitas juga tewas," kata Boy Rafli Amar, Sabtu (1/09).

Dijelaskankan saat ini Polri masih melakukan penyelidikan intensif terkait dengan peristiwa malam ini dan masyarakat diminta bersabar menunggu hasi anggota di lapangan.

"Dua orang yang tewas ini merupakan kelompok yang selama ini melakukan teror saat perayaan 17 Agusustus dan sebelumnya di beberapa tempat di Solo," kata Boy Rafli Amar saat memberikan keteragan di TVOne.

Informasi yang diterima beritajatim satu orang terduga tersangka "teroris" yang tewas adalah Farhan. Farhan adalah alumni perang Afganistan dan pernah berada di Filipina bersama kelompok Abu Sayaf.

Selain  itu Farhan juga merupakan alumni kelompok Poso dan sangat piawai memegang senjata laras panjang maupun pendek. Pada bulan Juni lalu dia kembali ke Jawa dan kemudian melakukan sejumlah aksi teror di kota Solo bersama kelompok garis keras.

Detasemen Khusus Anti Teror (Densus 88) Polri menembak mati dua orang diduga terlibat dengan aksi penembakan di Solo dan menewaskan Bripka Dwi Data Subekti.

Seperti diketahui tembak-menembak terjadi sekira pukul 21.00 WIB malam ini di jalan Veteran, Tipes Solo atau di dekat Lotte Mart.(fq/beritajatim.com)



Dari era muslim

Ada artiekl lagi tentang prediksi siapa berada di balik aksi tsb.
Ilustrasi/ Kampret (Stefanus Leba)
Teror! Kata yang paling tepat untuk menggambarkan dua peristiwa yang secara beruntun terjadi di Solo, tembakan pada malam Kemerdekaan dan ledakan granat pada malam Idul Fitri. Tak kurang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa gusar terhadap dua peristiwa tersebut.
Melalui juru bicaranya, Julian Aldrin Pasha, pihak istana menilai aksi penembakan dan pelemparan granat kepada pos pengamanan (Pospam) di Solo tidak dapat ditolelir. Terlebih lagi ini dilakukan pada saat rakyat sedang mudik atau menjalankan halal-bihalal silaturahmi di kampung halaman masing-masing. Karenanya, Presiden meminta kepolisian untuk segera menuntaskan kasus tersebut.
Seperti diketahui, Jumat (17/08/2012), sekitar pukul 01.00 WIB, dini hari, terjadi penembakan terhadap Pospam di perempatan Gemblengan, Solo. Dua polisi menjadi korbannya. Barang bukti yang ditemukan adalah 6 proyektil dan 9 selongsong peluru. Sementara itu, pada malam Idul Fitri, sebuah ledakan, yang belakangan diketahui berasal dari sebuah granat nanas, meledak di Pospam di daerah Gladak, Solo. Tak ada korban jiwa pada peristiwa ledakan tersebut.
Siapa “bermain” teror di Solo?.
Dua kasus penembakan dan peledakkan Pospam di Solo oleh orang yang tak dikenal, tak pelak memercikkan beberapa spekulasi sosio-politik di kalangan masyarakat atas aksi teror tersebut. Terlebih mengingat “empunya” Kota Solo, Jokowi, sedang maju untuk bertarung dalam perebutan kursi Gubernur DKI Jakarta putaran kedua.
Berbagai spekulasi yang berkembang mencuat pada dua pertanyaan, yaitu mengapa harus Solo dan siapa yang “bermain” di balik peristiwa Solo. Tak kurang, seorang Jokowi-pun sempat melontarkan pertanyaan, “Mengapa harus Solo?”.
Pertanyaan Jokowi ini amat relatif mudah untuk dijawab. Solo, meski dikenal dengan msyarakat pluralnya, juga dikenal sebagai kota yang bersumbu relatif pendek. Artinya, masyarakatnya mudah meletup. Karenanya, Solo dipilih sebagai kota pertama untuk melancarkan aksi teror.
Dugaan ini diperkuat dengan majunya seorang Jokowi pada Pilkada DKI Jakarta. Sehingga, dengan demikian, dipilihnya Solo, mungkin saja, untuk mengaburkan tujuan sebenarnya, dengan menggiring opini kepada motif politik, yakni Pilkada DKI Jakarta, juga potensi memanfaatkan “suhu” politik yang tinggi untuk menciptakan konflik komunal lebih mudah dibandingkan kota lainnya.
Adapun perihal “siapa “bermain” teror di Solo”, maka pengamat intelejen, Susaningtyas Nefo Handayani, di Kabar Petang TV One, Senin (20/08/2012), menuding kelompok lama yang ingin menunjukkan eksistensinya kepada publik.
Mbak Nuning, demikian ia akrab dipanggil, jelas menunjuk kepada jaringan teroris sebagai dalang yang berada di balik teror Solo. Serangan bersenjata itu dimaksudkan untuk menunjukkan ada kekuatan teror tertentu yang masih bercokol di Solo, khususnya, dan di Jawa, pada umumnya.
Spekulasi dari Mabk Nuning ini dapat dicerna, mengingat bukan kali pertama Solo diguncang teror oleh kelompok bermotif ideologis tersebut. Pada malam Natal, di tahun 2011, tercatat sebuah Gereja di Solo pernah diguncang bom, dan kelompok tersebut berada di baliknya. Kemudian, pada tahun lalu, misalnya, operasi Densus 88 di kawasan Cawang, Cikampek, dan Sukohardjo, Solo, mengindikasikan masih kuatnya penyebaran jaringan terorisme di Jawa.
Namun, spekulasi Mbak Nuning dibantah oleh Ali Fauzi, mantan aktivis Jamaah Islamiyyah (JA). Ali Fauzi, pada kesempatan yang sama, lebih merujuk kepada bukti-bukti di lapangan, yang menunjukkan bahwa pelaku teror bukanlah jaringan terorisme. Namun, dapat dipastikan teror di Solo dilakukan oleh orang yang terlatih secara militer.
Ali menunjuk dua korban polisi yang terkena tembak tetapi tidak hingga tewas dan ledakan granat nanas yang ditenggarai telah dimodifikasi, dengan menyisihkan sebagian bubuk explosivenya, sehingga mengakibatkan ledakan yang tidak fatal, sebagai indikasi bahwa pelaku teror adalah orang yang terlatih secara militer dan bukan dari jaringan terorisme berlandaskan ideologi agama.
Sebab, andaikata teroris yang berbuat, tentu tak akan berdampak “main-main” belaka. Maksudnya, semua sasaran dijamin tewas dan granat yang diledakkan-pun akan berakibat fatal. Sayangnya, Ali Fauzi tidak menunjuk kelompok tertentu sebagai pihak yang dicurigai melakukan teror.
Sementara itu, pendapat berbeda juga disampaikan oleh Thamrin Amal Tamagola, Pengamat Sosiolog-Politik. Di Kabar Petang TV One kemarin malam, 21 Agustus 2012, Thamrin lebih cenderung mengkaitkan peristiwa tersebut dengan Pilkada Jakarta. Pihak yang dicurigai “bermain” adalah pihak-pihak, yang menurut Thamrin, yang selama ini kotor dan merasa terancam oleh kehadiran seorang Jokowi, yang diibaratkannya sebagai sosok suci dengan jubah yang putih bersih.
Thamrin seakan ingin menegaskan bahwa teror Solo ingin menunjukkan betapa lemahnya kepemimpinan Jokowi di Kota yang relatif kecil bila dibandingkan Jakarta. Teror itu setidaknya akan mencoreng reputasi keamanan kepemimpinan lokal ala Jokowi. Berbanding terbalik dengan pernyataan Foke, yang beberapa hari lalu, menyatakan, situasi Jakarta relatif aman terkendali.
Jadi setidaknya spekulasi yang berkembang hingga saat ini tentang siapa pelaku teror di Solo ada tiga, yaitu jaringan teroris, pihak yang terlatih secara militer, dan pihak-pihak yang ditenggarai terancam oleh kedatangan Jokowi ke Jakarta. Walau bisa dikatakan, spekulasi yang terakhir amat kecil kemungkinannya.
Terlepas dari siapa yang bermain, kejadian teror di Solo, sekali lagi, menunjukkah kelemahan BIN sebagai lembaga Intelejen Negara, untuk mendeteksi gejala awal segala teror yang mungkin akan terjadi di Indonesia. Dengan dana yang lumayan besar, seharusnya BIN mampu berkerja secara maksimal, dengan melakukan tindakan preventif terhadap segala aksi teror. Bisa dikatakan, kritik harus kita alamatkan kepada BIN. Dan BIN, untuk kesekian kalinya, harus kecolongan.
Semoga saja spekulasi yang berkembang tak merebak kepada konflik horizontal yang mengakibatkan rusuh komunal. Dan pelakunya segera terungkap, demikian pula dengan motifnya untuk melakukan aksi teror, sekaligus menjawab pertanyaan, “Mengapa Harus Solo?”.
Salam berang-berang.
Selamat menikmati hidangan.
 Komentarku ( Mahrus ali ):
Aksi teroris itu di lakukan oleh pelaku lama. Di era Soeharto untuk memperburuk muka kaum muslimin di lontarkan issu komando Jihad, lalu ada  juga issu Islam extrimis. Kini dalam meraih citra buruk bagi Islam dan citra baik bagi non Islam, istilah teroris di tempelkan dimuka kaum muslimin. Maksudnya agar Negara ini tetap menggunakan UU Thaghut dan menanggalkan UU Allah dalam Al Quran. Jadi pembuat strategi seperti itu ada kemungkinan dari intelgen sendiri atau non muslim lainnya yang muak dengan hukum Allah dan ngefan dengan UU setan. Ingat saja firmanNya:
)وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللهُ  وَاللهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ(54)

Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.[1]

Jangan - jangan  setelah itu , ada tokoh muslim yang di introgasi, di penjara, di tuduh jelek bukan tokoh non muslim. Itu permainan jahat terhadap Islam untuk tegaknya kekufuran. Ia pembodohan umat bukan mencerdaskan, mbejat bukan mendidik.

Pergilah ke blog kedua www.mantankyainu2.blogspot.com



[1] Ali imran 54
Artikel Terkait

5 komentar:

  1. assalamualaikum Ustadz. mhn maaf. saya baru saja mendapatkan link ini, mungkin sangat terlambat karena sudah ada sejak tahun 2010. saya hanya ingin mengkonfirmasi, apakah semua isi artikel ini benar? seperti yang dituliskan. mungkin sudah pernah ada yg bertanya seperti ini, tapi saya rasa tidak ada salahnya jika dikonfirmasi ulang lagi. mhn maaf. terimakasih. ini link-nya: http://agama.kompasiana.com/2010/12/16/membongkar-kebohongan-h-mahrus-ali-dan-rekayasa-busuk-wahabi/?ref=signin#comment

    BalasHapus
  2. Untuk HUSAMAH IRHAM RIDHA Banyak kedustaan di sana.

    BalasHapus
  3. assalamu'alaikum ustadz...
    kekeliruan ap sja yg ad dlm artikel tsb ust?? mohon penjelasannya..
    cb ustadz bka https://www.facebook.com/groups/10150149733155705/
    mgkn ustadz bs meluruskannya. jazakallahu khoiron

    BalasHapus
  4. assalamu'alaikum ustadz..
    kekeliruan ap sja yg ad dlm artikel tsbt?? mohon penjelasannya..
    cb bka link https://www.facebook.com/groups/10150149733155705/
    mgk ust bs meluruskannya..
    jazakallahu khoiron..

    BalasHapus
  5. Untuk ahmad khafidz
    w.a.s. saya kurang paham, artikel yang mana?

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan