Senin, Oktober 17, 2011

3 Rahasia Sukses

Sholahuddin Al-Fatih
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman, Universitas Negeri Malang
fath_elhaq@yahoo.com
Sekumpulan mahasiswa berseragam putih-putih memasuki gedung Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya, akhir September 2011 lalu. Mereka akan mengikuti seminar bertajuk The Way to Succes yang dihajat beastudi ETOS dan Dompet Dhuafa. Seorang trainer yang dihadirkan memaparkan rahasia kesuksesan. Sang trainer membagi tiga hal pokok yang bisa dijadikan pedoman meraih sukses. Tips pertama adalah agama. Motto dari bangsa-bangsa di belahan bumi sevelah barat adalah meninggalkan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara demi meraih kesuksesan. Agama bagi mereka hanya dibicarakan di lingkungan masjid, gereja, sinagog, dan lingkungan religi lainnya. Terbukti kemudian, negara-negara di Eropa seperti Inggris, Jerman, dan Prancis lahir sebagai negara maju paling berpengaruh di dunia.
Namun kenyataannya, ketiadaan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara membuat merosotnya nilai-nilai moral di dalam masyarakat. Akibatnya, perilaku menyimpang seperti korupsi, pelecehan seksual, chaos, dan sebagainya tumbuh sangat pesat. Hukum negara yang diberlakukan tidak mampu lagi mencegah peningkatan kasus kriminal yang ada. Karena sesungguhnya secara lahiriah, manusia membutuhkan agama, membutuhkan Tuhan yang dapat menuntun setiap tindak tanduknya dalam kehidupan sehari-hari.
Aspek kedua adalah humaniora atau kehidupan bermasyarakat. Setelah mengenal Tuhan, manusia harus bisa mengenali serta berinteraksi dengan sesamanya. Jiwa humanis dan rasa peka terhadap keadaan di sekitarnya sangat diperlukan oleh mereka yang ingin meraih kesuksesan. Sungguh mustahil manusia hidup sendiri. Di dalam setiap aktivitasnya, manusia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain untuk membentuk relasi yang baik dengan sesama.
Dan aspek yang terakhir adalah profesi yang menekankan pada pengoptimalisasian potensi diri. Seseorang yang sadar dengan kelebihan dan kekurangannya akan berusaha menjadi lebih baik, hingga akan bermuara pada titik yang dinamakan sukses. Nah, ketika ketiga aspek tersebut berpadu, akan menghasilkan sosok unggul dalam segala bidang, beriman, berakhlaq dan berprestasi
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sukses di sini adalah selamat dunia dan akhirat , jangan di artikan sukses dunia lalu akhiratnya di bakar dlm api Neraka . Kita ikuti saja ayat :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.[1]
Bagi orang kafir bukan mukmin , maka boleh di katakan , gagal di dunia juga gagal di akhirat . Sebab dia seandainya sukses di dunia namun jalan untuk mencapai kesana dengan berbagai penghianatan bukan kejujuran  , korupsi bukan menyantuni kaum lemah  , penganiayaan bukan kasih sayang  , mencuri pulsa bukan memberinya , mengambil tanah milik teman kadang lawan . Dan kelak di akhirat bukan di dunia akan mendapat siksaan yang pedih.
Allah berfirman :
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللهُ وَلَوْلاَ كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيم
Apakah mereka mempunyai  sekutu - sekutu selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.[2]
Untuk ahlak yang baik bukan ahlak yang jahat  , maka banyak ayat bukan sedikit  yang menjelaskan hal itu dll . Allah menyatakan :
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ(133)الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.[3]


[1] Annakhel 97

[2] Syura 21
[3]  Ali Imran    133 –134
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan