Hadisnya sbb:
سنن الترمذي
٢٠٩٣: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنِي
الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ الْمَدَنِيُّ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَجْمَعُ
أُمَّتِي أَوْ قَالَ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى
ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ
قَالَ أَبُو
عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ
Sunan Tirmidzi 2093: Telah menceritakan kepada kami
Abu Bakr bin Nafi’ Al Bashri; telah menceritakan kepadaku Al Mu’tamir bin
Sulaiman; telah menceritakan kepada kami Sulaiman Al Madani dari ‘Abdullah bin
Dinar dari Ibnu ‘Umar bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan ummatku, atau beliau
bersabda (keraguan dari perawi) ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
berada di atas kesesatan, dan tangan Allah bersama Al Jama’ah, dan barangsiapa
yang hidup menyendiri maka dia akan menyendiri pula masuk neraka.” Abu Isa
berkata; Ini adalah hadits gharib ditinjau dari jalur ini.
Firas al farisi menyatakan:
و صَحَّحَهُ الاَلْبَانِي بِدُوْنِ لَفْظَةِ وَمِنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ
و قَالَ الشَّيْخُ عَبْدُ اللهُ السَّعْدِ: اذا قَالَ التِّرْمِذِيُّ هَذَا حَديثٌ غَرِيبٌ, فَهُوَ حَديثٌ ضَعِيفٌ
و قَالَ الشَّيْخُ عَبْدُ اللهُ السَّعْدِ: اذا قَالَ التِّرْمِذِيُّ هَذَا حَديثٌ غَرِيبٌ, فَهُوَ حَديثٌ ضَعِيفٌ
Hadis tsb di
sahihkan oleh al albani tanpa kalimat: an barangsiapa yang
hidup menyendiri maka dia akan menyendiri pula masuk neraka.
Syaikh Abdullah Assa`d menyatakan: Bila Tirmidzi menyatakan ini hadis nyeleneh,
maka ia hadis lemah.
بُو حُذَيْفَه السَّلَفِيِ
الَّذِي أَذْكُرُهُ اَنَّ الاِمَامَ الدَّارَقُطْنِي أَعَلَّهُ بالإِضْطِرَابِ
الَّذِي أَذْكُرُهُ اَنَّ الاِمَامَ الدَّارَقُطْنِي أَعَلَّهُ بالإِضْطِرَابِ
Abu Hudzaifah assalafi berkata:
Apa yang
saya ingat, bahwa Imam Daroquthni menyatakan hadis tsb memiliki illat ( cacat)
kacau.
Komentarku ( Mahrus
ali):
Setahu saya, ada
perawi bernama Sulaiman al madani yang lemah.Dalam kitab mausu`ah
ruwatil hadis dijelaskan sbb:
سُلَيْمَانُ بْنُ سُفْيانَِ القُرَشِى التَّيْمِى مَوْلاَهُمْ ، أَبُو سُفْيانَ المدنى ، مَوْلَى آلِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَِيْدِ اللهِ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ اِبْنِ حَجَرَ: ضَعِيفٌ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الذَّهَبِيَّ: ضَعَّفُوهُ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ اِبْنِ حَجَرَ: ضَعِيفٌ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الذَّهَبِيَّ: ضَعَّفُوهُ
Suleiman bin Sufyan
Qurashi Taimi – maula mereka — Abu Sufyan al madani, maula
keluarga Talha bin Ubaidillah
Rank
menurut Ibn Haar: Lemah
Rank
menurut Dzahabi: Mereka melemahkannya
Komentarku ( Mahrus
ali):
Jadi
hadis tsb adalah lemah, bukan sahih atau hasan.
Menurut riwayat Abu
Dawud sbb:
سنن أبي داوود ٣٧١١: حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ الطَّائِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ
حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ ابْنُ عَوْفٍ وَقَرَأْتُ فِي أَصْلِ إِسْمَعِيلَ قَالَ
حَدَّثَنِي ضَمْضَمٌ عَنْ شُرَيْحٍ عَنْ أَبِي مَالِكٍ يَعْنِي الْأَشْعَرِيَّ
قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ أَجَارَكُمْ مِنْ ثَلَاثِ خِلَالٍ أَنْ لَا
يَدْعُوَ عَلَيْكُمْ نَبِيُّكُمْ فَتَهْلَكُوا جَمِيعًا وَأَنْ لَا يَظْهَرَ
أَهْلُ الْبَاطِلِ عَلَى أَهْلِ الْحَقِّ وَأَنْ لَا تَجْتَمِعُوا عَلَى ضَلَالَةٍ
Sunan Abu Daud 3711:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Auf Ath Tha`i berkata, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma’il berkata, telah menceritakan
kepadaku Bapakku. Ibnu Auf berkata; Aku membaca dalam buku Isma’il; ia berkata;
telah menceritakan kepadaku Dhamdham dari Syuraih dari Abu Malik —maksudnya
Abul Malik Al Asy’ari- ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Allah melindungi kalian dari tiga hal; jangan sampai Nabi kalian
mendoakan (keburukan), hingga kalian mendapat kebinasaan, jangan sampai
pendukung kebatilan (orang-orang kafir) mengalahkan pendukung kebenaran, dan
jangan sampai kalian berkumpul dalam kesesatan.” Hanya Abu dawud yang meriwayatkan dengan
redaksi tsb
Komentarku ( Mahrus
ali):
وَفِي السَّنَدِ مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ الطّائِيِ ، ذَكَرَهُ الذَّهَبِيُّ ، قَالَ: مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عُثْمانٍ ، مَجْهُولُ الْحالِ
وأيضاً فِيه ضَمْضَمُ ، ذَكَرَهُ الذَّهَبِيُّ ، وَقَالَ: ضَمْضَمُ بْنُ زرعةِ عَنْ شُرَيْحٍ بْنِ عُبَيْدٍ.
وَثَّقَهُ يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ ، وَضَعَّفَهُ أَبُوحَاتِمٍ ، رَوَى عَنْه جَمَاعَةٌ
وأيضاً فِيه ضَمْضَمُ ، ذَكَرَهُ الذَّهَبِيُّ ، وَقَالَ: ضَمْضَمُ بْنُ زرعةِ عَنْ شُرَيْحٍ بْنِ عُبَيْدٍ.
وَثَّقَهُ يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ ، وَضَعَّفَهُ أَبُوحَاتِمٍ ، رَوَى عَنْه جَمَاعَةٌ
Didalam
sanad terdapat Mohammad bin Auf al Thai. Kata
Dzahabi: Muhammad ibn Auf dari Suleiman bin Usman, tidak
diketahui ( tidak diketahui
identitasnya)
Dan juga yang bernama Dhamdham, Kata Dzahabi: Dhamdham bin Syuraih bin Obaid. Di nyatakan terpercaya menurut Yahya bin Ma`in. Abu hatem menyatakan lemah, diriwayatkan oleh kelompok ahli hadis dari padanya [1]
Dan juga yang bernama Dhamdham, Kata Dzahabi: Dhamdham bin Syuraih bin Obaid. Di nyatakan terpercaya menurut Yahya bin Ma`in. Abu hatem menyatakan lemah, diriwayatkan oleh kelompok ahli hadis dari padanya [1]
Menurut Ibnu Majah
sbb:
سنن ابن ماجه ٣٩٤٠: حَدَّثَنَا
الْعَبَّاسُ بْنُ عُثْمَانَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ
حَدَّثَنَا مُعَانُ بْنُ رِفَاعَةَ السَّلَامِيُّ حَدَّثَنِي أَبُو خَلَفٍ
الْأَعْمَى قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أُمَّتِي لَا تَجْتَمِعُ عَلَى
ضَلَالَةٍ فَإِذَا رَأَيْتُمْ اخْتِلَافًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ
Sunan Ibnu Majah
3940: Telah menceritakan kepada kami Al ‘Abbas bin ‘Utsman Ad Dimasyqi telah
menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami
Ma’an bin Rifa’ah As Salami telah menceritakan kepadaku Abu Khalaf Al A’ma dia
berkata; aku mendengar Anas bin Malik berkata, “Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya umatku tidak akan bersatu
di atas kesesatan, apabila kalian melihat perselisihan maka kalian harus berada
di sawadul a’dzam (kelompok yang terbanyak; maksudnya yang sesuai sunnah).”
Perawi lemah abu
Kholf al a`ma yang ditinggalkan ulama ahli hadis. Dan Ma`an bin Rifa`ah yang lemah.
مسند أحمد ٢٥٩٦٦: حَدَّثَنَا يُونُسُ
قَالَ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ أَبِي وَهْبٍ الْخَوْلَانِيِّ عَنْ رَجُلٍ قَدْ
سَمَّاهُ عَنْ أَبِي بَصْرَةَ الْغِفَارِيِّ صَاحِبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَرْبَعًا فَأَعْطَانِي
ثَلَاثًا وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً سَأَلْتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لَا يَجْمَعَ
أُمَّتِي عَلَى ضَلَالَةٍ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ
لَا يُهْلِكَهُمْ بِالسِّنِينَ كَمَا أَهْلَكَ الْأُمَمَ قَبْلَهُمْ
فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لَا يَلْبِسَهُمْ شِيَعًا
وَيُذِيقَ بَعْضَهُمْ بَأْسَ بَعْضٍ فَمَنَعَنِيهَا
Musnad Ahmad 25966:
Telah menceritakan kepada kami Yunus dia berkata, telah menceritakan kepada
kami Laits dari Abu Wahb Al Khaulani dari seorang laki-laki yang ia sebutkan
namanya, dari Abu Bashrah Al Ghifari seorang sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku
meminta kepada Rabbku Azza wa Jalla empat perkara, lalu Dia memberiku tiga
perkara dan menolak satu perkara; aku meminta kepada Rabbku agar umatku tidak
bersepakat atas kesesatan lalu Dia mengabulkannya, lalu aku meminta Allah Azza
wa Jalla agar tidak membinasakan kalian dengan paceklik sebagaimana
dibinasakannya umat sebelum kalian lalu Dia mengabulkannya, dan aku meminta
Allah Azza wa Jalla agar tidak menjadikan mereka bergolong-golongan dan
sebagian mereka memerangi sebagian yang lain, namuan Dia menolaknya.”
Ada perawi bernama
Abu Wahb al Kholani yang tidak dikenal identitasnya.
Jadi hadis, umat
Nabi SAW tidak akan berkumpul atas kesesatan adalah lemah, dan kita telah
menunjukkan sanadnya yang cacat tadi, bukan tanpa alasan, kami menyatakan
lemah.
Realitanya, banyak kalangan
umat Muhammad yang ahli bid`ah membikin kelompok Tarekat, kelompok marhabanan,
diba`an, oragnisasi pemuda, oragnisasi untuk orang – orang tua yang seluruhnya
adalah kelompok yang penuh dengan kesesatan, kesyirikan sepi dari kebenaran dan
ketauhidan.
Bahkan banyak bukan
sedikit yang membikin partai politik berlabel Islam
untuk membela kekufuran dan kebid`ahan dengan masing – masing alasan, ada juga
kelompok – kelompok yang mestinya tidak
perlu di adakan, tapi harus dihapus. Seluruhnya bila di hitung dengan jari,
maka akan membikinnya kejang. Seluruhnya adalah kelompok kesesatan bukan berada
di jalan lurus. Kita ingat saja ayat:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ
وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ
ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُوْنَ
Sesungguhnya
orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa
golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya
urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.[2]
Kita juga ingat kepada hadis perpecahan umat
muhammad menjadi beberapa kumpulan atau kelompok yang dengan jelas kelompok –
kelompok itu adalah mengajak manusia kepada kebaikan semi, hakikatnya adalah
kejelekan, mengajak ke neraka Jahannam, meskipun semboyannya ingin masuk surga tanpa hisab.
Kita ingat ayat:
وَعَادًا وَثَمُودَ وَقَدْ تَبَيَّنَ
لَكُمْ مِنْ مَسَاكِنِهِمْ وَزَيَّنَ لَهُمَ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ
فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَكَانُوا مُسْتَبْصِرِينَ(38)
Dan (juga) kaum `Aad
dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing)
tempat tinggal mereka. Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik
perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah),
sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam. Al ankabut.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan